Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Sabtu 8 Juli 2023, Pertobatan Batin

Mari simak Renungan Harian Katolik Sabtu 8 Juli 2023.Tema renungan harian katolik yaitu Pertobatan Batin. Baca renungan harian katolik ini.

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-KRIS
GEREJA MAUNORI - Gereja Paroki Hati Kudus Yesus Maunori di Kecamatan Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo, Flores NTT. Mari simak Renungan Harian Katolik Sabtu 8 Juli 2023.Tema renungan harian katolik yaitu Pertobatan Batin. Baca renungan harian katolik ini. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik Sabtu 8 Juli 2023.

Tema renungan harian katolik yaitu Pertobatan Batin.

Kej. 27:1-5,15-29;

Mzm. 135:1-2,3-4,5-6;

Mat. 9:14-17:

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 8 Juli 2023, Melihat Kebaikan dalam Keburukan

 

Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka?

Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya.

Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."

Renungan Katolik

Tradisi dan aturan adalah buatan manusia, tetapi Tuhan bisa mempunyai kehendak yang sama sekali berbeda. Tidak mungkin memaksakan aturan manusiawi pada kehendak Tuhan. Yang terpenting adalah memahami apa rencana Tuhan di balik kejadian-kejadian yang tidak berjalan sesuai pemikiran manusia.

Kita cenderung secara harfiah 'mengikuti aturan', namun dengan begitu kita mungkin kehilangan saat-saat rahmat yang mungkin mengubah prasangka kita atas penyelenggaraan ilahi. Ada kalanya aturan manusiawi dan kebiasaan yang selama ini berjalan harus ditinjau kembali dalam terang rencana Tuhan yang jauh lebih indah bagi kita semua.

Karena berdosa, umat Israel dibuang. Namun, jika bertobat, mereka tidak akan hidup lagi sebagai orang buangan, tetapi sebagai orang yang memiliki tanah, kebun, anggur, dan makanan buah yang lebat. Salah satu cara bertobat adalah berpuasa. Orang Yahudi berpuasa dua kali seminggu. Semasa Yesus hidup, murid-Nya tidak berpuasa, karena Yesus, Sang Pengantin, sedang berada bersama mereka. Istilahnya, mereka sedang gembira dalam 'pesta kawin.' Namun, sesudah Yesus wafat dan bangkit, para murid berpuasa. Dalam berpuasa, bukan penampilan luar yang penting, melainkan pertobatan batin. Yang utama bukan kuantitas, melainkan kualitas. Semoga kita semakin memahami bahwa aturan yang dibuat mengajak kita semakin menghayati ajaran Yesus.

Ya Allah, Engkau telah memberikan kepada kami ajaran, tradisi, dan aturan. Bantulah kami agar kami tidak hanya melakukannya, tetapi juga semakin menghayati dan menghidupinya. Amin. (sumber adiutami.com).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved