Renungan Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 17 November 2025, Melihat dengan Mata Iman
Mari simak renungan harian Katolik Senin 17 November 2025. Tema renungan harian Katolik melihat dengan mata iman.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Ringkasan Berita:
- Iman yang Berani Berseru, Iman sejati tidak takut meminta pertolongan atau mengakui kebutuhan kita kepada Tuhan, bahkan di tengah keramaian atau penolakan.
- Yesus Selalu Mendengar dan Berhenti untuk Kita, Tuhan selalu hadir bagi mereka yang berseru dengan hati tulus; doa yang tulus tidak pernah diabaikan.
- Melihat dengan Mata Iman, Penting untuk percaya dan berharap kepada Tuhan meski belum melihat hasilnya; iman membuka jalan bagi mukjizat dan kehidupan yang memuliakan Allah.
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian Katolik Senin 17 November 2025.
Tema renungan harian Katolik melihat dengan mata iman.
Renungan harian Katolik ada dibagian akhir artikel ini.
Renungan harian Katolik disiapkan untuk hari Senin XXXIII, peringatan wajib Santa Elisabeth dari Hungaria Janda, Santo Gregorius Thaumaturgos Uskup dan Pengaku Iman, Santo Gregorius dari Tours Uskup dan Pengaku Iman, Santo Dionisius Agung Uskup dan Pengaku Iman dengan warna liturgi putih.
Adapun bacaan liturgi Katolik hari Senin 17 November 2025 adalah sebagai berikut:
Baca juga: Bacaan Injil Katolik Senin 17 November 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik
Bacaan Pertama : 1Mak. 1:10-15,41-43,54-57,62-64
Dari pada mereka itulah terbit sebuah tunas yang berdosa, yaitu Antiokhus Epifanes putera raja Antiokhus. Ia telah menjadi sandera di Roma. Antiokhus Epifanes menjadi raja dalam tahun seratus tiga puluh tujuh di zaman pemerintahan Yunani.
Di masa itu tampil dari Israel beberapa orang jahat yang meyakinkan banyak orang dengan berkata: "Marilah kita pergi dan mengadakan perjanjian dengan bangsa-bangsa di keliling kita. Sebab sejak kita menyendiri maka kita ditimpa banyak malapetaka."
Usulnya itu diterima baik. Maka beberapa orang dari kalangan rakyat bersedia untuk menghadap raja. Mereka diberi hak oleh raja untuk menuruti adat istiadat bangsa-bangsa lain.
Kemudian orang-orang itu membangun di Yerusalem sebuah gelanggang olah raga menurut adat bangsa-bangsa lain.
Merekapun memulihkan kulup mereka pula dan murtadlah mereka dari perjanjian kudus. Mereka bergabung dengan bangsa-bangsa lain dan menjual dirinya untuk berbuat jahat.
Rajapun menulis juga sepucuk surat perintah untuk seluruh kerajaan, bahwasanya semua orang harus menjadi satu bangsa.
Masing-masing harus melepaskan adatnya sendiri. Maka semua bangsa menyesuaikan diri dengan titah raja itu.
Juga dari Israel ada banyak orang yang menyetujui pemujaan raja. Dipersembahkan oleh mereka korban kepada berhala dan hari Sabat dicemarkan.
Pada tanggal lima belas bulan Kislew dalam tahun seratus empat puluh lima maka raja menegakkan kekejian yang membinasakan di atas mezbah korban bakaran. Dan mereka mendirikan juga perkorbanan di segala kota di seluruh Yehuda.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/GEREJA-MATALOKO-BAJAWA-Gereja-Mataloko-di-Bajawa-Ngada-Flores-NTT-2025.jpg)