Kisah Kaum Difabel

Kisah Yoseph Loku, Difabel di Maumere Tekuni Pekerjaan Menjahit Hidupi 6 Anaknya

Yos, warga Kelurahan Waioti, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka berjuang keras agar bisa menghidupi keluarganya.

Penulis: Hilarius Ninu | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/ARIS NINU
Yoseph Loku, Difabel di Maumere yang berprofesi sebagai penjahit pakaian 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Aris Ninu

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE-Yoseph Loku atau sering disapa Yos, kaum difabel di Kota Maumere, Kabupaten Sikka yang tak mau menjadi peminta-minta karena fisiknya yang cacat sejak berumur 2 tahun.

Yos, warga Kelurahan Waioti, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka berjuang keras agar bisa menghidupi keluarganya.

Bapak enam orang anak ini setiap hari menjahit pakaian pesan pelanggan di Lantai II Pasar Tingkat Maumere dari pagi hingga sore hari.

Pekerjaan sebagai penjahit ini sudah ia tekuni sejak tahun 2000 hingga sekarang.

 

Baca juga: Sayap Kasih Foundation: Lembata Butuh Rumah Rehab Difabel

“Saya belajar menjahit dari orang lalu tahun 2000 saya putuskan buka usaha menjahit di Pasar Tingkat Maumere bernama Sederhana. Dari pagi hingga sore saya bekerja di sini. Saya menerima pesanan jahit perempuan dan laki-laki. Saya juga bangun kerjasama dengan desa-desa kalau ada yang jahit pakaian dinas bisa di tempat saya,” kata Yos saat ditemui TRIBUNFLORES.COM di Pasar Tingkat Maumere, Sabtu, 29 Juli 2023 sore.

Sore itu, ketika ditemui Yos mengenakan baju putih dengan lincah terus menjahit.

Tangannya terus memegang mesin jahit yang ada di depannnya. Jari jemarinya cepat memegang benang dan kain guna menjahit pakaian pesanan orang.

Tangannya yang mengalami cacat tidak membuatnya patah semangat. Malah ia terus bekerja dengan kekurangan dari apa yang ia alami.

 

Baca juga: Puluhan Umat Paroki St. Marinus Puurere Ende Rekoleksi Spiritualitas

 

 

 

“Saya mengalami cacat karena pada usia 2 tahun saya jatuh dari tempat tidur atau orang bisa bilang bale-bale. Sejak itu saya mengalami cacat lalu saya tidak patah semangat. Saya terus bekerja dan sempat merantau di Makassar. Saya lalu belajar menjahit di Makassar dan beberapa tempat di Maumere serta ikut kursus. Tahun 2000 saya dan istri putuskan buka usaha jahit sendiri,” kata Ketua Forum Belarasa Kaum Difabel Sikka ini.

Ia mengatakan, sejak buka ia bersama istrinya menerima jahitan warga Maumere. Kemudian ia memutuskan agar istrinya bekerja dari rumah sambil menjaga anak-anak.

Awalnya saya dan istri tapi karena anak-anak juga butuh perhatian, istri saya terima jahitan di rumah. Saya yang kerja tiap hari di Pasar Tingkat Maumere,” ujarnya.

Usaha menjahitnya, paparnya, telah membuat ia bisa membiayai anak-anaknya hingga kuliah di bangku pendidikan hingga perguruan tinggi.

“Anak saya ada yang kuliah di IFTK Ledalero dan Unipa Indonesia. Ada yang masih SMA, SMP dan SD. Semua saya biayai dan sekolah biar mereka punya masa depan,” papar Yos.

Ia mengatakan, ia dan istri selalu bersyukur karena selalu mendapat berkat dari apa yang dikerjakan.

 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved