Danau Kelimutu

Alam dan Arwah di Danau Kelimutu Menerima Sesajen Bikin Kuduk Berdiri

Puncak perayaan Festival Kelimutu tahun 2023 berpuncak di Puncak Danau Kelimutu dengan prosesi ritual adat memberi makan kepada arwah leluhur.

Penulis: Egy Moa | Editor: Egy Moa
TRIBUNFLORES.COM/EUGENIUS MOA
Warga dari berbagai komunitas adat di kawasan Danau Kelimutu dan wisatawan mengikuti prosesi memberi makan arwah di Danau Kelimutu, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Provinsi NTT, Senin 14 Agustus 2023. 

TRIBUNFLORES.COM,ENDE-Tidak terasa sudah 15 tahun penyelenggaraan ritual adat Pati Ka Du’a Bapu Ata Mata atau memberi makan kepada arwah leluhur penghuni Danau Kelimutu di Kabupaten Ende, Pulau Flores.

Pilihan tanggal 14 Agustus setiap tahun merupakan kesepakatan bersama mosalaki atau tua adat dengan pemerintahan Kabupaten Ende. Tahun ini, peringatan berlangsung Senin, 14 Agustus 2023 dengan meliburkan aktivitas pemerintahan dan sekolah diliburkan menandakan hari bergabung. 

Memang, jauh sebelum ritual ini melibatkan semua komunitas  dalam kawasan Kelimutu, secara turun-temurun mereka sudah rutin melakukan ritual adat. Warisan yang dinilai berharga menjaga kesimbangan hidup manusia dengan alam.

Bonevasius Kaki Ndopo, Mosalaki Pu'u, Desa Nua Ria, Kecamatan Kelimutu mengatakan ritual memberi makan arwah tetap dipegang teguh dan berlangsung turun-temurun.

Baca juga: Ini Pesan Kalapas Ende Saat Briefing Santai Bersama Seluruh WBP

“Menurut kepercayaan kami orang Lio, seluruh arwah lelulur kami yang meninggal naik ke Kelimutu. Kami percaya meminta sesuatu kepada arwah leluhur lebih cepat diterima. Karena itu, kami kembali ke sini meminta kepada arwah leluhur untuk melindung kami, memberi kami hasil (panen) yang baik, memberi semua kebaikan dalam hidup,”ujar Bonevasius kepada TribunFlores.com, Senin siang di Kelimutu.

Bila ritual ini tidak dibuat, Bonevasius meyakin berdampak pada hasil panene yang berkurang. Serangan hama monyet masuk sampai ke permukiman warga. Sehingga ritual ini juga untuk memisahkan kehidupan yang baik dan tidak baik pada manusia.

Kalau misalkan mendapat hasil panen yang kurang baik atau mendapat hambatan, setiap komunitas adat akan datang ke Kelimutu melakukan sesajian sesuai ujud masing-masing. Karena hidup memang bergantung kepada alam.  Alam yang memberi kepada manusia maka manusia juga yang harus memberi kepada alam dengan sesajian.

Sesajian yang diberikan dapat berupa daging ayam, daging babi. Bahkan bila sangat sederhana tidak bisa menyediakan daging babi dapat diganti dengan telur ayam kampung. Bahan lainya rokok kampung, lontar, sirih pinang dan moke. Semua  bahan persembahan ini dijunjung dari ramah adat menuju pu'u thubu atau mezbah, tempat yang dipercaya menghubungkan manusia, alam dan Tuhan.

Baca juga: Tua Adat Ende Bersatu Padu Memberi Makan Arwah Leluhur Penghuni Danau Kelimutu

MOSALAKI MENARI GAWI
Para mosalaki atau tua adat menari Gawi usai melakukan ritual adat memberi makan arwah leluhur Danau Kelimutu di Danau Kelimutu, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Provinsi NTT, Senin 14 Agusrus 2023.

 

 

Masyarakat  setempat, kata Bonevaisus, menaruh kepercayaan bahwa semua orang dalam komunitas Kelimutu yang telah meninggal dunia akan kembali ke Kelimutu. Mereka masuk melalui pintu sebelum ke lokasi upacara inidisebut Pere Konde. Pere artinya pintu dan konde artinya penghuni. 

Pere Konde, terletak sekitar 2-3 Km dari puncak Danau Kelimutu dipercaya ada penjaganya. Karena itu wisatawan yang hendak masuk ke Kelimutu semestinya minta izin atau permisi kepadanya. Dalam kepercayan masyarakat, Konde menjaga pintu bertugas menyeleksi setiap perbuatan yang baik dan kurang baik selama hidup.

“Ini dipercayai sejak leluhur jauh sebelum Agama Katolik masuk di Komunitas Kelimutu. Para arwah bersemayam pada tiga danau yakni Tiwu Ata Mbhupu, tempat bersemayam jiwa-jiwa orang tua, Tiwu Nuwa Muri Koo Fai,  sebagai tempat berhimpun jiwa-jiwa muda, dan Tiwu Ata Polo berwarna merah bersemayam arwah yang semasa hidup melakukan kejahatan.

Kejadian dua tahun silam diingat baik oleh Bonevasius. Air danau warna merah turun drastis hingga terlihat sampai di dasarnya.

Baca juga: Hasil Perse Ende Vs Ps Malaka El Tari Memorial Cup, Laskar Manu Meo Tahan Imbang Juara Bertahan

Berkurangnya air danau warna merah itu dipercaya karena perilaku komunitas adat Kelimutu yang mungkin melanggar adat. Pelanggaran berat semisal perkawainan sesama saudara, menyakiti binatang atau pelanggaran berat lainnya. Hukuman itu terlihat pada air danau yang terancam kering.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved