Berita Ngada
Ngada Salah Satu dari 25 Kabupaten di Indonesia Masuk dalam Pusat Pengembangan Kawasan Terpadu
Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) tercatat menjadi salah satu dari 25 kabupaten di Indonesia
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Hilarius Ninu
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Oris Goti
TRIBUNFLORES.COM, BAJAWA - Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) tercatat menjadi salah satu dari 25 kabupaten di Indonesia yang masuk dalam Pusat Pengembangan Kawasan Terpadu.
Masuknya Ngada dalam Pusat Pengembangan Kawasan Terpadu merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2023 Tentang Perencanaan Terpadu Percepatan Perhutanan Sosial.
Hal itu diutarakan Bupati Ngada Andreas Paru dalam pidatonya pada momen HUT Ke 78 Kemerdekaan Republik Indonesia di Taman Kartini Kota Bajawa, Kamis 17 Agustus 2023.
"Dalam pelaksanaannya, mengenai pengembangan kawasan terpadu akan berkolaborasi antara Kementerian atau lembaga, pemerintah provinsi, kabupaten dan pihak terkait lainnya," ujar Bupati Andreas
Baca juga: Kejutan Bagi 15 Tim Turnamen Sepak Bola dan Voli Liga Desa di Ngada dari dr. Stevi Harman
Bupati Andreas katakan, kolaborasi dimaksud untuk mempercepat tercapainya target pengelolaan perhutanan sosial yang dilaksanakan secara holistik, integratif, tematik, dan spasial.
Bupati Andreas menguraikan, salah satu komoditi unggulan daerah yang telah mendapat perhatian Pemerintah Pusat yakni Bambu Ngada sejak kunjungan Bapak Presiden RI bersama lbu Negara ke Kabupaten Ngada pada tanggal 1 Juni 2022.
Lanjutnya, perhatian terhadap pengembangan Bambu Ngada telah diberikan secara khusus oleh Dr. Mochamad Basoeki Hadimoeljono selaku Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia RI.
Perhatian serius diberikan juga oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rl, dan pengalokasian Program Kampung Kompeten Produktif di Kabupaten Ngada dari Kementerian Ketenagakerjaan RI.
"Kita sungguh berharap dan senantiasa berusaha, agar Kementerian dan Lembaga Pemerintah Pusat, dapat menghadirkan teknologi tinggi sehingga dapat mengubah bambu menjadi bentuk komoditi bernilai tambah tinggi berupa; bambu laminasi, bubur serat yang dapat diolah lebih lanjut menjadi kertas rayon dan benang.
"Benang dari serat bambu akan menjadi sesuatu yang sangat spesial dan keunikan untuk pembuatan kain tenun ikat asal Kabupaten Ngada," pungkasnya.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.