Renungan Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 4 September 2023, Berani untuk Marah Secara Kristiani

Mari simak Renungan Harian Katolik Senin 4 September 2023.Tema renungan harian katolik yaitu Berani untuk Marah Secara Kristiani.

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
GEREJA - Gereja Paroki St.Theresia Mbata di Desa Rana Mbata, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur, Mari simak Renungan Harian Katolik Senin 4 September 2023.Tema renungan harian katolik yaitu Berani untuk Marah Secara Kristiani. 

Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik 

Setiap orang pastilah pernah mengalami rasa marah. Kemarahan menjadi tanda khas makhluk hidup. Binatangpun akan marah jika hidupnya terancam.

Apalagi manusia yang berpikir dan berasa. Tidak dalam keadaan terdesak pun manusia sering marah dan mengungkapkannya dengan berbagai bentuk.

Yang jelas marah itu menjadi tanda kemanusiaan. Ada marah yang baik, tetapi ada banyak kemarahan yang mengarah ke sebaliknya.

Marah sering kali hanya sebagai ungkapan energy negative, atau karena merasa tersinggung dan perasaan negative lainnya.

Hari ini orang-orang yang mendengarkan Yesus dikatakan marah. Kemarahan itu diungkapkan dengan menghalau Yesus keluar kota.

Tidak hanya itu, Yesus dibawa oleh mereka ke tebing gunung dengan maksud melemparkan Dia ke dalam jurang. Satu orang marah masih bisa ditangai. Tetapi kemarahan komunal menjadi masalah yang susah diatasi.

Rasa marah bisa muncul karena bermacam stimulus yang memicunya. Paling sering rasa marah muncul karena apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya. Ada yang orang marah dengan cara kasar, tetapi ada orang yang marah dengan cara elegan.

Orang-orang yang dihadapi Yesus hari ini marah karena mereka tidak terima dengan apa yang dikatakan Yesus.

Pada awalnya semua orang bisa menerima apa yang dikatakan Yesus. Tetapi ketika mulai menyentuh pengalaman lama, mereka mulai tidak menerima.

Mereka marah dan hendak membinasakan Yesus. Mereka marah dengan cara kasar karena mereka banyak dan kekuatan kemarahan mereka menjadi berlipat.

Menerima kebenaran masa lalu tidak selalu mudah. Ada orang yang menangis dengan sejadi-jadinya ketika ingat masa lalu, ada yang badannya menjadi sakit, ada yang tidak bisa makan atau tidur, ada yang marah dan tidak terima.

Berbagai macam ungkapan bisa terjadi. Tetapi ada juga yang tidak peduli, merasa tidak penting, dan menganggap lalu. Akibatnya kita tidak bisa belajar dari pengalaman masa lalu.

Kita bisa mengenali diri sendiri, bagaimana ketika saya marah, apakah saya marah dengan cara yang elegan, atau saya marah dengan cara yang sembarangan?

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved