Bakal Calon Gubernur NTT

Usung Tagline', Jangan Mencuri, Orias Petrus Moedak Perkenalkan Diri di Sumba

Salah satu bakal calon Gubernur NTT, Orias Petrus Moedak terus memperkenalkan diri mendatangi masyarakat NTT pada tiga kabupaten di Pulau Sumba.

Editor: Egy Moa
POS-KUPANG.COM/CHRISTIN MALEHERE
Orias Petrus Moedak bertatap muka memperkenalkan diri sebagai bakal calon Gubernur NTT kepada masyarakat di wilayah Kabupaten Sumba Timur, Rabu 27 September 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Christin Malehere

POS-KUPANG.COM,WAINGAPU- Dua hari menjelajahi wilayah Kabupaten Sumba Timur, Orias Petrus Moedak memperkenalkan diri sebagai bakal calon Gubernur NTT dengan mengusung tagline "Jangan Mencuri".

Alasan Orias menggunakan tagline iini agar masyarakat lebih mengenal ada orang dengan karakter tegas, berintegritas, berbasis segudang pengalaman kerja di berbagai tempat sehingga yakin dapat mengurus NTT dengan baik.

Hal tersebut diungkapkan Orias Petrus Moedak kepada POS-KUPANG.COM, Rabu 27 September 2023 malam di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur.

Orias mengutarakan dirinya telah menyiapkan diri dengan berbekal pengalaman karir memimpin puluhan perusahaan dibawah BUMN, dan menghadapi banyak investor dari berbagai negara, serta pendapatan bersih yang terkumpul untuk persiapan mencapai Rp 20 miliar dollar.

Baca juga: Balon Gubernur NTT Orias Petrus Moedak Jumpa Wartawan, Saya Akuntan Bukan Insinyur Tambang

 

 

Orias membawa tagline "Jangan Mencuri" karena melihat ranking NTT berada di urutan ketiga negara terkorup di dunia, sedangkan masyarakat beragama.

Transparansi Internasional menempatkan Indonesia dalam urutan 110 dari 180 negara bersih dari korupsi dengan nilai 34, bahkan Timor Leste masih lebih baik nilainya.

"Korupsi di Indonesia tidak takut pada agama, tapi lebih takut tertangkap KPK/penegak hukum, sehingga Tagline "jangan mencuri", saya hanya ingin membahas masa depan, dan tidak perlu mengungkit masa lalu," tambahnya.

Mengelilingi tiga tiga kabupaten  di Sumba, Orias temukan masalah klasik yang dihadapi masyarakat seperti air bersih, pupuk, bibit, obat-obatan untuk pengendalian hama belalang, dan lainnya.

Baca juga: Balon Gubernur NTT, Orias Petrus Moedak Ibaratkan Dirinya Dokter Lihat Pasien Sakit

Menurunya, Sumba perlu hilirisasi dari produknya, jangan diproses dari luar, karena merugikan petani.
Masalah lainnya, saat petani memanen hasil tanaman hortikultura, saat bersamaan ada impor hortikultura dari luar pulau sehingga harga hortikultura menjadi sangat murah dan merugikan para petani lokal.

"Seharusnya ada OPD teknis yang mengatur siklus impor, terutama saat hasil panen hortikultura dalam kondisi melimpah, maka harus mengatur dan membatasi jumlah impor, sehingga tidak karena merugikan petani lokal," tambahnya.

Perlu ada pengaturan traktor atau hand tractor, sesuai kebutuhan dan areal lahan pertanian sehingga lebih merata dan pemberdayaan optimal.

Keluhan juga datang dari pengrajin tenun ikat yang mengeluh mahalnya harga benang, serta hasil tenun ikat tidak sebanding dengan ongkos produksi.

Baca juga: TKBM Lembata Keluhkan Biaya Sertifikat Buruh Pelabuhan, Orias Akan Telphon Menteri Perhubungan

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved