Festival Tedo Tembu Wesa Wela 2023

Menikmati Matahari Terbit dari Desa Pemo di Lereng Gunung Kelimutu

Desa Pemo,penyanggah wisata Taman Nasional Kelimutu salah satu tempat terbaik untuk menikmati sunrise.

|
Penulis: Cristin Adal | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/KRISTIN ADAL
SUASANA ALAM- Pesona sunrise atau matahari terbit dari Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Pulau Flores, NTT, Minggu 1 Oktober 2023. 

TRIBUNFLORES.COM, ENDE- Desa Pemo berada di lereng Gunung Kelimutu, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Desa penyanggah wisata Taman Nasional Kelimutu ini salah satu tempat terbaik untuk menikmati sunrise atau matahari terbit.

Panorama alam Desa Pemo memiliki keunikannya sendiri, memiliki suhu udara yang dingin karena lokasinya dekat dengan kawasan hutan Gunung Kelimutu.

Untuk menikmati pesona matahari terbit ini, wisatawan bisa melalui jalur dari Kota Ende sekitar 60 kilometer atau 1 jam 45 menit menggunakan kendaraan.

Akses jalan menuju Desa Pemo cukup memacu adrenalin. Kondisi jalan rabat yang sedikit rusak tak mengurangi keindahan yang disuguhkan di Desa Pemo yang juga terkenal dengan tanaman hortikultura.

Baca juga: Festival Joka Ju Tana Pemo 2023, Jajal Agrowisata Desa Pemo di Ende

 

 

Lanskap matahari terbit di desa yang berada di ketinggian 960 mdpl ini sangatlah indah saat muncul di sisi timur perbukitan. Semburat warna yang kekuningan dan sedikit kemerahan melukis langit pagi di Desa Pemo.

Menyaksikan karya alam ini tepatnya pada pukul 04:40 Wita hingga pukul 05:00 Wita. Lengkungan langit pagi seperti kanvas yang disapu cahaya matahari pagi.

Keindahan ini dilengkapi dengan dinginya udara di Desa Pemo, suara-suara burung yang bersahutan dan kehangatan kopi asli Desa Pemo. Suasana alam ini bisa dinikmati dengan sempurna jika bermalam di Desa Pemo.

Kristin, wisatawan domestik yang berpetualang di Desa Pemo mengaku senang bisa merasakan dan melihat keindahan alam saat pagi hari di Desa Pemo. Ia bermalam di rumah warga agar tak kelewatan moment matahari terbit.

"Kalau mau lihat golden sunrise dari Desa Pemo harus bermalam di sini. Tempat ini indah sekali apalagi di bawah kaki gunung. Suasana tentram dan keterikatan dengan alam menyatu dengan warga Desa Pemo,"ujar Kristin.

Baca juga: Ritual Adat So Bhoka Au, Jelang Festival Joka Ju Tanah Pemo 2023 di Ende

Pemerintah Desa Pemo menggelar festival budaya Tedo Tembu Wesa Wela 2023 untuk mempromosikan wisata alam dan budaya Desa Pemo, salah satunya agrowisata. Festival Joka Ju ini dimulai dengan ritual So Bhoka Au (bakar bambu) pada Minggu 1 Oktober 2023.

Melalui ritual So Bhoka Au, 11 mosalaki (tetua adat) melaksanakan ritual ini untuk menetapkan tanggal ritual Joka Ju pada 23 Oktober 2023 mendatang dan akan dilanjutkan dengan Festival Tedo Tembu Wesa Wela dimulai 24 Oktober 2023.

Ramlan, Ketua Panitia FestivalTembu Wesa Wela 2023 menjelaskan, festival ini merupakan ruang untuk mempromosikan potensi alam dan budaya di Desa Pemo sekaligus menggerakan ekonomi masyarakat desa. Salah satu destinasi wisata yang ditawarkan dalam festival ini adalah agrowisata.

Tanaman Hortikultura

Desa Pemo ini berada di lereng Gunung Kelimutu atau kawasan Taman Nasional Kelimutu dengan ketinggian 960 mdpl. Memiliki udara yang cukup diingin karena dekat dengan kawasan hutan.

Kondisi ini membuat Desa Pemo menjadi kawasan pengembangan hortikultura dan aset agrowisata Desa Pemo di Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende.

Masyarakat Desa Pemo bergelut sebagai petani hortikultura dan tanaman komoditi (kopi, cengkeh dan lainnya). Tanaman hortikultura yang dibudidaya mulai dari kentang, wortel, tanaman bawang dan lainnya.

Selain tanaman hortikultura yang menjanjikan, masyarakat setempat juga mengembangkan tanaman penghasil buah seperti apel, stroberi dan jeruk. Strobery di kawasan Desa Pemo sangat terkenal karena menjadi buah tangan wisatawan yang pulang berwisata dari Danau Kelimutu.

Hasil tanaman hortikultura ini yang menghidupi masyarakat Desa Pemo. Selain kebun kopi, di desa ini juga dapat ditemukan jenis tanaman lain di antaranya, kemiri, jambu mente, jagung, padi, bambu, pisang, kacang-kacangan

Stefanus Setu (75), tetua adat (Mosalaki Pu'u) Desa Pemo bergelut sebagai petani hortikulutura. Pria usia lanjut ini cukup lama mengembangkan kentang, wortel dan tanaman lainnya di kebun.

"Saya tanam kentang, wortel dan daun bawang sudah puluhan tahun untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Dulu kami jual di Pasar Moni pakai pikul dan jalan. Kalau sekarang pengepul langsung datang di kebun dengan mobil pick up,"kata Stefanus.

Pengembangan Agrowisata

Berada di kawasan lereng Gunung Kelimutu membuat kawasan Desa Pemo sangat cocok untuk pengembangan tanaman holtikultura menjadi aset agrowisata.

Saverius Pemerada, Kepala Desa Pemo kepada TribunFlores.Com, Minggu 1 Oktober 2023 mengatakan, Desa Pemo memiliki sumber daya alam yang melimpah dan bisa menopang hidup masyarakat desa.

"Potensi agrowisata di sini luar biasa, untu itu kami coba tawarkan kepada wisatawan saat festival Joka Ju Tanam Pemo dalam satu paket wisata,"ungkap Saverius.

Berita TribunFlores.Com lainnya di Google News

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved