Paroki Halehebing
Profil Paroki Renha Rosari Halehebing di Keuskupan Maumere
Halehebing resmi berdiri sebagai Paroki yang dimekarkan dari Paroki Mater Boni Consili Watublapi pada tanggal 7 Okober 1961 dengan pelindung Paroki
Penulis: Hilarius Ninu | Editor: Hilarius Ninu
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Aris Ninu
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Sejak tahun 1920 wilayah Paroki Halehebing di Keuskupan Maumere yang berada di Desa Hale, Kecamatan Mapitara, Kabupaten Sikka, NTT, Pulau Flores sudah mendapat pelayanan sakramen merayakan ekaristi pada hari-hari raya Natal dan Paskah serta hari raya lainnya dari Watublapi.
Kemudian tahun 1927 Pater S. Beyer untuk pertama kali mengunjungi wilayah Halehebing. Sejak tahun 1927 sampai dengan tahun 1961 mendapat pelayanan secara bergilir dari pastor-pastor Serikat Sabda Allah (SVD) dari Watublapi.
Wilayah Halehebing resmi berdiri sebagai Paroki yang dimekarkan dari Paroki Mater Boni Consili Watublapi pada tanggal 7 Okober 1961 dengan pelindung Paroki Renha Rosari dan sebagai Pastor Paroki yang pertama Pater Antonius Van Stiphout, SVD.
Paroki pernah vakum, tidak ada pastor yang berkarya yakni tahun 1985-1987. Dari tahun 1985-1987 Paroki Renha Rosari mendapat pelayanan secara bergantian dari Paroki Watubala.
Baca juga: 3 Orang Uskup Hadiri Konvenda Karismatik Katolik ke-10 di Keuskupan Maumere
Mulai tahun 1995 sampai sekarang Paroki ini mendapat pelayanan dari pastor-pastor yang tetap dan menetap di Paroki.
DATA UMAT
Paroki Renha Rosari-Halehebing terdiri atas 3 Stasi, 14 Lingkungan dan 47 Komunitas Umat Basis (KBG), 1.315 Kepala Keluarga (KK), dan 10.358 jiwa umat.
Keadaan Struktur Tanah
Sebagian besar wilayah Paroki Renha Rosari-Halehebing berada di antara perbukitan dan lembah sebagai kekhasan wilayah yang berada di bawah kaki gunung berapi, yakni Gunung Egon. Kontur tanahnya pun sebagian besar terdiri atas batu-batu berukuran sedang dan besar.
Walau demikian wilayah paroki ini juga memiliki tanah yang tergolong subur. Mungkin karena berada di dataran tinggi, dan cenderung lembab. Hal ini dapat dilihat dengan banyak umat Allah di Paroki ini bermata pencaharian sebagai petani tanaman umur pendek sepanjang tahunnya, seperti petani sayur-sayuran yang beragam, tanaman perdagangan seperti kemiri, coklat, kelapa, dll.
Iklim
Sama seperti wilayah Indonesia, beriklim tropis terdiri dari dua musim yaitu musim hujan dan musim panas. Musim hujan biasanya mulai pada bulan November sampai Maret sedangkan musim panas mulai pada bulan Juni sampai Oktober. Dalam wilayah paroki ini sering dianggap sebagai daerah pusat angin. Setiap tahunnya selalu terjadi guncangan angin puting beliung.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.