Renungan Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 3 November 2023, Menjadi Pelayan yang Jujur dan Ramah

Mari simak Renungan Harian Katolik Jumat 3 November 2023.Tema renungan harian katolik yaitu Menjadi Pelayan yang Ramah.

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM /ARNOL WELIANTO
GEREJA - Gereja Katedral Reinha Rosari Larantuka di Kabupaten Flores Timur.Mari simak Renungan Harian Katolik Jumat 3 November 2023.Tema renungan harian katolik yaitu Menjadi Pelayan yang Ramah. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik Jumat 3 November 2023.

Tema renungan harian katolik yaitu Menjadi Pelayan yang Ramah.

Renungan harian katolik disiapkan untuk pekan biasa XXX dan peringatan Santu Martinus de Porres.

Bacaan-bacaan hari ini: Rm. 9:1-5; Mzm. 147:12-13,14-15,19-20; Luk. 14:1-6 dan BcO Yer 28:1-17.

Baca juga: Bacaan Injil Katolik Hari Ini Jumat 3 November 2023 Lengkap Mazmur Tanggapan

 

Warna Liturgi Hijau

Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama.

Tiba-tiba datanglah seorang yang sakit busung air berdiri di hadapan-Nya.

Lalu Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, kata-Nya: "Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?" Mereka itu diam semuanya.

Lalu Ia memegang tangan orang sakit itu dan menyembuhkannya dan menyuruhnya pergi.

Kemudian Ia berkata kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?"

Mereka tidak sanggup membantah-Nya.

Renungan Katolik

Perlu alasan mendesak dan keberanian bagi orang yang busung air untuk datang kepada Yesus pada hari Sabat dan di rumah ahli kitab dan orang Farisi.

Alasan mendesak dan keberanian inilah yang membuat Tuhan Yesus menyambut dan menyembuhkannya. Hari Sabat dimaknai sebagai hari Allah yang menyembuhkan, membebaskan, dan memberikan sukacita.

Tidak mudah menjadi pelayan yang bijak seperti Yesus, yang mau mengambil risiko untuk menerima orang yang membutuhkan pertolongan pada saat "yang tidak tepat."

Mudah bagi kita mengatakan "tidak bisa" atau memberikan alasan "harus buat appointment", bukan karena klta ada pekerjaan lain, melainkan terlebih karena kita tidak mau direpotkan dan menikmati "me time". Ataupun kalau kita menerima, kita menerimanya dengan 'grundel' (bersungut-sungut).

Sebagai pelayan, kita perlu menghargai dan menghormati setiap orang yang datang kepada kita pada "saat yang tidak tepat". Memerhatikan sebentar dan memberikan waktu sejenak tidak akan membuat kita kehilangan waktu.

Kita percaya bahwa Tuhan mengutus mereka kepada kita dan memercayakan mereka kepada kita. Untuk itulah seorang pelayan ada, mengutamakan yang dilayani, lebih dari "adat/kebiasaan" yang sering kita jadikan tameng dari ketidakmauan kita untuk melayani.

Marilah kita melayani mereka dengan sukacita dan kegembiraan.

Ya Bapa, semoga kami semakin boleh serupa dengan Yesus dalam menjadi seorang pelayan. Amin. (Sumber adiutami.com).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved