Renungan Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 6 November 2023, Bikin Pesta Ingat Anggaran Jangan Meninggalkan Utang

Mari simak Renungan Harian Katolik Senin 6 November 2023.Tema renungan harian katolik yaitu Bikin Pesta Ingat Anggaran Jangan Meninggalkan Utang.

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
GEREJA - Gereja Paroki St.Theresia Mbata di Desa Rana Mbata, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur. Mari simak Renungan Harian Katolik Senin 6 November 2023.Tema renungan harian katolik yaitu Bikin Pesta Ingat Anggaran Jangan Meninggalkan Utang. 

Renungan Katolik

Dalam kehidupan bermasyarakat, undang mengundang merupakan kenyataan sosial yang menjadi bagian tak terpisahkan.

Kehidupan sosial atau penilaian sosial mengatakan bahwa siapa diri anda adalah dilihat dari mereka yang datang ke rumah anda ketika mengadakan pesta.

Logika sosial mengatakan demikian. Semakin besar dan mewah sebuah pesta, semakin besar dan tinggi pula penilaian sosial terhadap yang berpesta.

Semakin banyak yang datang dengan jabatan yang tinggi, semakin baik pula penilaian masyarakat.

Maka tidak mengherankan apabila dalam pesta perkawinan misalnya, ada kecenderungan untuk membuatnya semewah mungkin, sebesar mungkin, mengundang sebanyak mungkin orang untuk datang. Ini tanda-tanda yang baik, karena sosialitas berjalan positif.

Sosialitas yang berjalan positif perlu dibarengi dengan pola pikir yang positif pula. Umum terjadi saat ini bahwa pesta-pesta yang demikian menjadi ajang transaksional.

Anggaran yang dimiliki tidak mencukupi untuk mengadakan pesta besar, namun masih tetap menyelenggarakan hal tersebut dengan cara meminjam sejumlah uang untuk menutup kekurangannya. Harapannya setelah pesta, ada ‘keuntungan’ yang bisa dinikmati. Beruntung jika untung, namun buntung jika tidak untung.

Yesus mengingatkan kita hari ini bahwa siapa diri kita tergambar ketika kita mengadakan sebuah pesta. Logika Kristiani menjalankan apa yang Yesus katakan hari ini. Perjamuan atau pesta dalam keluarga bukan sebagai sebuah ajak transaksional.

Perjamuan atau pesta yang diadakan idelanya merupakan ungkapan syukur, bukan bentuk pencarian saldo plus.

Jika merupakan sebuah ungkapan syukur, maka siapa yang diundang tidak menentukan apakah perjamuan itu jadi berlangsung atau tidak.

Dengan demikian, seberapa besar dan mewah perjamuan itu disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki, tanpa harus meninggalkan nota kas bon setelah pesta usai. Perjamuan itu menjadi ungkapan sukacita, kegembiraan, persaudaraan, dan keselamatan.

Baca juga: Kalender Liturgi Katolik Senin 6 November 2023 Hari Biasa Pekan XXXII

Demikianlah yang kiranya terjadi dalam pesta perjamuan surgawi. Sukacita, kegembiraan, persaudaraan (kasih) dan keselamatan menjadi bagian pokok dalam perjamuan surgawi. Perjamuan surgawi tercermin dalam perjamuan saat ini. Perjamuan surgawi tidak hanya persoalan nanti atau yang akan datang, namun saat ini kita juga menikmatinya.

Maka dari itu, sebagai orang Kristiani, pesta dan perjamuan yang kita adakan sedapat mungkin kita hayati dengan semangat pesta perjamuan surgawi, bukan transaksi.

Semoga dengan demikian, perjamuan-perjamuan yang kita adakan sungguh-sungguh membawa orang pada keselamatan, sekaligus membawa diri sendiri dan keluarga semakin mendekati keselamatan itu.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved