Rawan Pergerakan Tanah
Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur Rawan Longsor
Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Nusa Tenggara memetakan tiga kabupaten di Pulau Flores dikategorikan rawan longsor.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eflin Rote
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Tiga kabupaten di Pulau Flores yakni Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai Timur dan Manggarai menjadi daerah rawan pergerakan tanah atau longsor.
Hal ini diungkap Kepala Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Wilayah Nusa Tenggara, Zakarias D Ghele Raja di Kupang, Kamis 9 November 2023. Masyarakat di tiga wilayah tersebut wajib mewaspadai ancaman longsor atau pergerakan tanah tersebut.
"Ketika saya turun ke lokasi, saya mendapati batuan di sana memiliki tingkat pelapukan yang cukup tinggi. Litologi yang didominasi oleh batuan vulkanik hasil erupsi gunung api, keadaan vegetasi, topografi serta cuaca dan iklim di daerah itu menyebabkan batuan menjadi mudah lapuk," jelas Zakarias.
Faktor lain yang memicu tingginya pergerakan tanah di tiga kabupaten di Manggarai Raya adalah aktivitas manusia seperti mengubah tata guna lahan dimana hutan yang di tumbuhi tanaman berumur panjang dan berakar kuat diganti dengan tanaman perkebenunan yang tidak mampu mengikat batuan sehingga rentan terjadi gerakan tanah.
Baca juga: BREAKING NEWS : Paus Pilot Ditemukan Terdampar di Pesisir Lembor Selatan Manggarai Barat
"Ada tumbuhan bisa merusak batuan sehingga menimbulkan rekahan pada batuan, ada juga yang mengikatnya. Jadi ketika hujan, kecil kemungkinan untuk terjadinya longsor. Air hujan yang merembes ke rekahan batuan bisa menambah beban batuan. Makin berat beban batuan dan tidak ada daya penahan, itulah yang mengakibatkan longsor bisa terjadi," tambahnya.
Daerah di Kabupaten Manggarai Barat yang rawan pergerakan tanah adalah Kecamatan Pacar, Kecamatan Welak, Kecamatan Sano Nggoang dan Kecamatan Ndoso.
Sedangkan untuk Kabupaten Manggarai yang rawan pergerakan tanah adalah Kecamatan Cibal, Kecamatan Wae Ri’i, Kecamatan Ruteng dan Kecamatan Lelak.
Badan Geologi – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana telah melakukan survey penyelidikan di daerah daerah tersebut.
Baca juga: Foto Telanjang Tahanan Polres Manggarai Barat Tersebar, Propam Akui Polisi Langgar SOP
Warga sekitar diharapkan mewaspadai bahaya pergerakan tanah atau longsor dengan membuat terasering, penghijauan, tembok penahan tebing hingga mengatur drainase.
"Air hujan diusahakan agar tidak banyak yang meresap ke dalam tanah dan mengisi rekahan batuan pada lereng. Air diusahakan untuk terus mengalir ke dataran yang lebih, karena faktor itu bisa buat batuan menjadi berat dan gampang lapuk. Sehingga masyarakat perlu mengatur drainase, membuat terasering, penghijauan dan tembok penahan tebing," tuturnya.
Zakarias meminta masyarakat untuk mewaspadai tanda-tanda awal bencana longsor diantaranya munculnya retakan berbentuk tapal kuda, lereng tiba-tiba mengembung, munculnya mata air baru atau rembesan air dan lumpur pada lereng.
"Beberapa tanda lain munculnya longsor dapat dilihat miringnya pohon-pohon atau tiang listrik dan bangunan lainnya, runtuhnya batu atau tanah dari lereng terjal, dan suara gemuruh disertai getaran dan runtuhan tanah atau batu dari atas lereng," tutupnya. *
sumber: pos-kupang.com
Tiga kabupaten rawan longsor
Kabupaten di Flores rawan longsor
Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana
Wilayah Pulau Flores rawan longsor
TribunFlores.com hari ini
11 Kabupaten dan Kecamatan di Provinsi NTT Masuk Kategori Awas Kekeringan |
![]() |
---|
AirAsia Buka Rute Bali-Kupang Terbang Perdana 16 Desember 2023 |
![]() |
---|
Pamit Cari Kayu Api di Penfui, Oktavianus Faot Ditemukan Tak Bernyawa di Bawah Pohon Kelapa |
![]() |
---|
Caleg Tak Masuk Daftar Calon Tetap, Partai Bulan Bintang Flores Ajukan Gugatan |
![]() |
---|
Dokumen dan Persyaratan Terpenuhi, Frans Seda Diusulkan Kembali Jadi Pahlawan Nasional 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.