Injil Katolik Hari Ini

Injil Katolik Hari Ini Minggu 19 November 2023 Lengkap Mazmur Tanggapan

Mari simak Injil Katolik Hari Ini Minggu 19 November 2023.Injil Katolik hari ini disiapkan untuk Pekan Biasa XXXIII.

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/GG
UMAT IKUT MISA - Mari simak Injil Katolik Hari Ini Minggu 19 November 2023.Injil Katolik hari ini disiapkan untuk Pekan Biasa XXXIII. 

Dan buanglah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sana akan ada ratap dan kertak gigi’.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Dalam perumpamaan ini, Tuhan Yesus menyapa kita masih tentang kedatanganNya kembali ke dunia ini. Yang mana pada perikop sebelumnya Tuhan Yesus mengumpamakan tentang gadis yang bijaksana dan gadis yang bodoh, bagaimana kesiapan kita dalam menantikan kedatanganNya.

Kemudian dalam nas ini Tuhan Yesus memberi perumpamaan bahwa saatnya akan tiba kita akan di perhadapkan di penghakimanNya untuk mempertanggungjawabkan segala apapun yang Tuhan percayakan pada kita di dunia ini.


Dalam nas ini, di umpamakan kedatangan Yesus kembali ke dunia ini adalah seperti seorang tuan yang bepergian ke luar negeri dan mempercayakan hartanya kepada hamba-hambanya.

Ada yang diberikan 5 talenta, ada yang dua talenta dan ada yang 1 talenta. Masing-masing di beri tanggungjawab sesuai dengan kesanggupannya.

Setelah lama berselang, tuan itu pulang dan melakukan perhitungan atas talenta yang di percayakan kepada hamba-hambanya itu.

Prinsip tuannya itu, bahwa dia tidak mau rugi karena kepergiannya ke luar negeri karena hartanya sudah di percayakan kepada para hambanya. Yang di percayakan 5 memperoleh laba 5 lagi, dan yang 2 memperoleh laba 2 lagi, tapi yang di beri 1 tetap kembali 1.

Dalam menjalani kehidupan ini, kita mau di ingatkan oleh nas ini bahwa kita semua adalah hamba Tuhan yang di percayakan berbagai macam talenta.

Maka antara satu dengan yang lain memiliki talenta, kesempatan yang berbeda sebagaimana di katakana di ayat 15 “masing-masing menurut kesanggupannya”

Sehingga Tuhan itu bukan pilih kasih, mengapa dia begitu dan saya begini, mengapa orang sana berlebihan sementara saya berkekurangan.

Namun hal yang harus kita pahami, bahwa Tuhan tidak akan memberikan kepada kita sesuatu yang tidak dapat kita pikul.


Namun kata kunci yang penting dari sini adalah bagaimana kita menjadi hamba yang setia. Bahwa kita dapat mempertanggungjawabkan apapun yang telah Tuhan titipkan pada kita kelak.

Jika lebih dalam kita mau pilah, maka ada banyak bentuk dari harta yang Tuhan titipkan pada kita di dunia ini, hidup kita, keluarga, anak, harta kekayaan, bakat, kemampuan, waktu dan lain sebagainya.

Namun apapun itu bentuknya, suatu saat Tuhan akan datang kembali ke dunia ini, dan Dia akan memanggil kita melakukan perhitungan atas apa yang Tuhan titipkan pada kita.

Apakah kita:

“Hamba yang baik dan setia” atau,
“Hamba yang jahat dan malas”

Tuhan menitipkan “harta-Nya” kepada kita bukan hanya untuk di pendam untuk diri sendiri, karena itu pada dasarnya bukanlah milik kita, itu milik Tuhan.

Maka akan tiba saatnya kita mempertanggungjawabkan itu semua apakah kita memperlakukan harta itu menjadi berguna bagi Tuhan.

Maka melalui nas ini, Tuhan mengingatkan kita sudah bagaimana berbagai ragam harta yang Tuhan titipkan pada kita.

Tuhan tidak mau jika hartanya itu kembali begitu saja atau bahkan sudah hilang, tetapi harus menghasilkan buah.

Artinya disitu, bahwa segala pemberian Tuhan pada kita harus berguna untuk kemuliaan nama Tuhan.

Jika kita setia dalam perkara kecil maka kita juga setia dalam perkara besar, jika kita setia pada Tuhan dalam dalam dunia ini maka Tuhan juga akan mempercayakan kehidupan yang kekal kepada kita.

Semua yang ada pada kita merupakan talenta, pemberian Tuhan. Menerimanya berarti memiliki tanggung jawab “mengelola” supaya membuahkan hasil bagi kemuliaan Tuhan. Ini tidak selalu berupa materi.

Kemampuan menasihati misalnya, beranikah kita menasihati sesama yang kedapatan melakukan pelanggaran? Atau dengan ide yang kita miliki, beranikah kita menyumbangkan ide untuk kemajuan gereja?

Jangan-jangan kita lebih suka diam, menimbun talenta itu karena takut risiko. Takut dimusuhi, atau takut repot karena harus ikut mewujudkan ide.

Talenta dipercayakan supaya kita berkarya. Jelas, kita harus mau berjerih lelah bagi Tuhan karenanya.

Menanggapi talenta dengan sikap takut dan ragu hanya menunjukkan bahwa kita hamba yang meremehkan pemberian sang Tuan. Lagi pula bukankah seorang penakut tidak layak bagi Kerajaan Allah? (sumber renungan katolik.com).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved