Berita Sikka

Masyarakat Pulau Pemana Doa Bersama Jelang Musim Tanam di Kaurangka

Masyarakat Pulau Pemana di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur masih mewariskan tradisi berdoa bersama menjelang musim tanam di Kaurangka

Penulis: Cristin Adal | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/KRISTIN ADAL
TRADISI- Doa bersama masyarakat Desa Pemana, Pulau Pemana menjelang musim tanam di Kaurangka, Minggu 19 November 2023. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Cristin Adal

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Masyarakat Pulau Pemana di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur masih mewariskan tradisi berdoa bersama menjelang musim tanam di Kaurangka, tak jauh dari bibir pantai.

Tradisi berdoa bersama di Kaurangka, telah berlangsung sejak leluhur masyarakat Pulau Pemana bermukim di pulau yang berada di kawasan Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Maumere ini. Tempat ini dikeramatkan oleh masyarakat setempat.

Pulau yang berjarak kurang lebih 39 kilometer dihuni oleh masyarakat yang sebagian besar suku Buton, suku Bugis, suku Bajo dan sebagian kecil suku Sikka. Perbedaan suku tak membuat tradisi doa bersama ini luntur.

Pantauan TribunFores.Com, Minggu 19 November 2023 bersama masyarakat Desa Pemana, salah satu dari dua desa di pulau ini mengikuti rangkaian tradisi ini. Sekitar pukul 09.00 Wita masyarakat berbondong-bondong ke tempat ini menggunakan kapal motor penangkap tuna dari Pelabuhan Pemana.

 

 

Baca juga: Pemana Bahari Festival 2023, Rekreaktif, Edukatif dan Rajut Kolaborasi Berbagai Pemangku Kepentingan

 

 

 

Sebagian besar yang datang kaum ibu, sementara kaum laki-laki dewasa lebih banyak masih di laut. Karena masyarakat Pulau Pemana sebagian besar bermatapencaharian sebagai nelayan tuna dan lainnya berladang.

Kapal-kapal yang ditumpangi berlabuh di bibir pantai. Masyarakat berjalan menuju sebuah bangunan putih yang berjarak kurang lebih 20 meter arah selatan bibir Pantai Kurangka. Kaum ibu membawa makanan dari rumah untuk makan bersama usai doa bersama.

Mereka berkumpul mengelilingi tempat ini di bawah teduh pohon beringin. Kaum ibu-ibu menyiapkan makanan pada nampan besar hingga piring. Tampak nasi ketan, lauk dari daging kambing yang dimasak di depan bangunan ini.

Tak lama berselang semua berkumpul.
Doa bersama ini dilakukan setelah sholat dzuhur. Di pendopo rumah putih ini, hanya imam masjid dan pengurus masjid yang duduk melingkar. Kaum ibu-ibu berada di bagian luar rumah ini.

Ismadi (72), Imam Masjid Pemana memimpin doa bersama ini dalam tata cara Islam kemudian dilanjutkan dengan bacaan Barjanji. Salah seorang tokoh masyarakat dan mantan Kepala Desa Pemana, La Ampo bertugas membacakan Barjanji.

" Kami membacakan Barzanji berisi kisah tentang Rasulullah SAW mulai dari kelahirannya, menerima wahyu, hingga wafatnya beliau. Selain itu, termaktub pula pujian kepada beliau serta doa-doa lainnya.
Ini sebagai bentuk ucapan syukur kami dan memohon berkat Tuhan sang pencipta alam semesta," kata Ismadi.

La Ampo, menjelaskan doa bersama ini dilakukan turun temurun. Setiap akhir tahun bisa pada bulan Oktober, November maupun Desember menjelang musim tanam. Ia menegaskan tradisi ini bukan bentuk syirik, karena mereka berdoa kepada Tuhan sang pencipta alam semesta.

"Kami berdoa kepada Allah SWT di tempat ini, bagi kami berdoa di sini untuk meminta rejeki dari Tuhan untuk musim tanam, segala usaha dan menjaga kami dari bahaya maupun penyakit,"jelas La Ampo.

La Ampo membandingkan, tradisi doa bersama ini berbeda dari tahun ke tahun. Beberapa tahun silam di tempat ini dipadati masyarakat Pemana. Namun, ia memaklumi dengan aktivitas masyarakat nelayan yang padat.

"Ada perbedaan dari tahun ke tahun. Tapi tradisi ini akan terus kami jaga dan dilestarikan,"pungkas La Ampo.

Sementara itu Penjabat Kades Pemana, Martinus Mustari Ipir menjelaskan, tradisi Kaurangka ini menjadi keunikan budaya masyarakat di Pulau Pemana yang sebagian besar penduduknya beragama muslim.

Tradisi ini dilakukan jelang Pemana Bahari Festival 2023 sebagai bentuk pewarisan tradisi kepada anak-anak muda Pulau Pemana. Ia berharap masyarakat Pulau Pemana terus merawat tradisi ini dan menjadi identitas mereka.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved