Renungan Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 26 November 2023, Membangun Hidup Tobat Sejati

Mari simak Renungan Harian Katolik Minggu 26 November 2023.Tema renungan harian katolik yaitu Membangun Hidup Tobat Sejati.

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / MARIA MANGKUNG
MISA HARIAN - Mari simak Renungan Harian Katolik Minggu 26 November 2023.Tema renungan harian katolik yaitu Membangun Hidup Tobat Sejati. 

Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?

Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Lalu Raja itu akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal, yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.

Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan;

ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.

Lalu mereka pun akan bertanya kepada-Nya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara, dan kami tidak melayani Engkau?

Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini,

kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar masuk ke dalam hidup yang kekal.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Bagi orang-orang yang percaya akan Yesus, pengadilan terakhir bukanlah sesuatu yang menakutkan. Sebab Dia memberikan panduan tentang sikap dan perilaku yang berguna bagi keselamatan. Patokannya adalah hukum cinta kasih.

Dalam keseharian kita, tidaklah sulit menemukan orang yang lapar, haus, tunawisma, pesakitan dan wajah-wajah lain yang butuh perhatian kasih. Apakah kita melihat wajah Yesus dalam wajah-wajah mereka?.

Kalau kita tidk melihat wajah Yesus dalam diri salah seorang saja dari mereka, kepedulian kita kepada sesama menjadi sesuatu yang agak dangkal dan mudah membebani kita.

Juga membuat kita mudah menyerah ketika menghadapi tantangan untuk memberi. Tidak jarang terjadi bahwa “wajah-wajah Yesus” itu telah emnghampiri kita dna mengatakan kebutuhannya, tanpa kita harus berlelah-lelah mencari mereka yang membutuhkan kasih kita.


Mereka datang dan “menawarkan diri mereka” untuk menjadi pembela kita pada pengadilan terakhir. Marilah, pada awal masa tobat yang panjang ini, kita membangun hidup tobat sejati dengan emngasah kepedulian kita terhadap sesama yanga lebih membutuhkan.

Dengan kepekaan hidup yang terasah dan tertata itu, mungkinlah bagi kita memaksimalkan setiap kesempatan utnuk berbuat baik, mengulurkan kasih kita kepada siapapun yang lebih membutuhkan, dan memerangi setiap egoisme dan ketamakan dalam diri kita.

Tidak melakukan suatu kebaikan kepada mereka yang membutuhkan bantuan kita merupakan kerusian bagi kita di pengadilan terakhir.

Yesus memberikan dasar yang lebih dalam, “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan utnuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat 25:40).

Pertama, perbuatan kita kepada sesama merupakan tindakan kita kepada Allah sendiri.

Kedua, sesama kita menjadi kehadiran Tuhan Yesus Kristus sendiri. Dalam diri sesama kita, khususnya yang miskin, lemah dan tersingkir, hadirlah Yesus Kristus Tuhan kita. (sumber renungan katolik.com).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved