Renungan Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 12 Desember 2023, Jangan Menjadi Domba yang Sesat

Mari simak Renungan Harian Katolik Selasa 12 Desember 2023.Tema renungan harian katolik yaitu Jangan Menjadi Domba yang Sesat.

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
GEREJA MBATA- Gereja Paroki St.Theresia Mbata. Mari simak Renungan Harian Katolik Selasa 12 Desember 2023.Tema renungan harian katolik yaitu Jangan Menjadi Domba yang Sesat. 

Saya dapat merasakan kepedihan dan kebingungan orangtua dan juga situasi yang sedang dialami oleh anak mereka ketika pengumuman itu dipublikasikan.

Saya bisa membayangkan ketidak-berdayaan dan kebingungan anak mereka. Apakah yang akan terjadi atasnya? Yang pasti pikiran dan perasaan orangtua hanya tertuju kepada anak yang sedang hilang, sementara anak-anak yang lain, yang lagi ada bersama mereka, tidak terlalu dipikirkan.

Betapa pun enaknya makanan yang disuguhkan kepada mereka hari itu, semuanya terasa hambar karena kemauan untuk makan pun sama sekali tidak ada.

Yang sangat dirasakan hanyalah kepedihan, ketakberdayaan dan kebingungan mengingat anaknya yang sedang hilang.

Banyak pertanyaan yang ada dalam pikiran mereka antara lain: Apakah masih hidup atau sudah mati, apakah ditangan orang baik atau orang jahat? Apakah cuma ditahan untuk mendapat uang jaminan atau diperkosa?

Secara pribadi, saya hanya dapat berdoa: “Tuhan…tolong bawalah anak mereka kembali ke tengah keluarganya. Selamatkanlah dia ya Tuhan.”

Injil hari ini mengemukakan perumpamaan domba yang hilang; menceriterakan seorang gembala yang berusaha mencari seekor domba yang hilang. Sang gembala meninggalkan 99 domba yang lain dan pergi mencari domba yang tersesat.

Dia tidak lagi berpikir tentang kenyamanan domba-domba yang berkumpul bersamaan dalam satu tempat, tetapi konsentrasi dan pusat perhatiannya terfocus pada yang hilang.

Yang sangat menarik bahwa jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada yang ke-99 ekor yang tidak tersesat. Lalu Yesus mengungkapkan: “Demikian Bapa-mu yang di surga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang.”

Kalau saya renungkan apa yang dikatakan Yesus ini, perkataan-Nya sungguh benar dan diriNya sudah menjadi perwudjudan cinta Tuhan terhadap manusia. Kita manusia adalah domba yang sesat itu.

Kita tersesat bukan karena kesalahan siapa-siapa, tetapi karena kita kemungkinan besar salah memanfaatkan kebebasan yang sudah diberikan Tuhan kepada kita. Kalau kita berpikir tentang domba yang sesat itu.

Domba yang tersesat karena dia tidak mengikuti kawanan domba yang lain dan tidak mengikuti tuntuntan gembalanya. Domba itu mungkin melihat rumput yang hijau di salah satu tempat dan lari kesana, sementara yang lain masih mengikuti tuntunan gembalanya.

Atau karena keasikan menikmati enaknya rumput yang hijau dan segar, dia tidak peduli lagi dengan perintah tuannya. Kalau kita ingat sejarah kejatuhan manusia ke dalam tangan Setan, akar kesalahannya adalah mengikuti kehendak sendiri, dan mau menyamakan diri dengan Tuhan.

Tetapi walaupun demikian, Tuhan tidak pernah melupakan manusia. Ia tetap mencintai manusia. Karena cintaNya, Ia sampai mengutus PuteraNya ke dunia mencari manusia yang tersesat itu.

Ia bekerja keras yakinkan manusia agar kembali kepada Bapa. Puncak daripada kasih dan cintanya kepada manusia adalah mati di Salib. Tuhan sungguh mengasihi manusia. Lalu bagaimana tanggapan kita akan kasih Tuhan?

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved