Korban Meriam Bambu di Ngada

Permainan Meriam Bambu Marak di Ngada Sudah Ada Satu Korban Bocah 10 Tahun

Pantauan TRIBUNFLORES.COM, di Kota Bajawa, dua minggu sebelum perayaan Natal bunyi meriam terdengar dari berbagai arah.

|
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/HO-TRIBUN MEDAN
Foto Illustrasi Main Meriam Bambu 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Oris Goti

TRIBUNFLORES.COM, BAJAWA - Meski tergolong berbahaya, permainan meriam bambu masih marak di wilayah Kabupaten Ngada. Meriam bambu kerap dimainkan jelang dan saat perayaan Natal dan Tahun Baru seperti sekarang ini.

Pantauan TRIBUNFLORES.COM, di Kota Bajawa, dua minggu sebelum perayaan Natal bunyi meriam terdengar dari berbagai arah. Kebanyakan yang bermain meriam adalah anak - anak dan remaja.

Patut dicatat meriam bambu, kemarin 25 Desember 2023 tepat pada hari Natal, seorang bocah sepuluh tahun di Kampung Kolokoa, Kecamatan Golewa, terbakar akibat terkena api dari ledakan meriam bambu. Bocah tersebut saat ini sedang mendapat perawatan medis di RSUD Bajawa.

Kasie Humas Polres Ngada, Iptu Sukandar yang dihubungi TRIBUNFLORES.COM, menerangkan, Polres Ngada melalui Bhabinkamtibmas sudah mensosialisasikan kepada masyarakat agar menghindari permainan berbahaya termasuk meriam bambu. Polres Ngada juga tengah mendalami kejadian di Kampung Kolokoa.

Baca juga: Keluarga Kesulitan Biaya Pengobatan untuk Bocah di Ngada yang Terbakar Akibat Ledakan Meriam Bambu

 

Sementara itu hasil penelusuran TRIBUNFLORES.COM, Rikardus Fono, bocah laki - laki usia 10 tahun asal Kampung Kolokoa, Malanuza, Kecamatan Golewa, Ngada, yang terbakar akibat terkena api dari ledakan meriam bambu saat ini sedang dirawat intensif di Rumah Umum Daerah (RSUD) Bajawa.

Rikardus Fono, murid Sekolah Dasar (SD) Watuwula itu dirujuk dari Puskesmas Koeloda (Puskesmas setempat) ke RSUD Bajawa kemarin, Senin 25 Desember 2023.

Feligius Nika, kakak kandung Rikardus yang diwawancarai TRIBUNFLORES.COM, di RSUD Bajawa, Selasa 26 Desember 2023 malam, mengatakan keluarga saat ini sedang kesulitan bagaimana membiayai pengobatan adiknya itu.

"Adik saya ini tidak ada kartu KIS (Kartu Indonesia Sehat) kami ni pusing cari uang untuk biaya rumah sakit ini," ujar Feligius.

Menyadari kondisi yang dihadapi keluarga saat ini, Feligius berharap ada uluran tangan dari pihak mana saja yang berkenan membantu biaya pengobatan Rikardus. "Semoga ada yang bisa bantu kami," harapnya.

Menurut Feligius, dalam keluarga Rikardus merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara. Rikardus tinggal bersama Maria Goreti Mogi, tanpa ayah di Kampung Golokoa. "Kami punya mama ni kerja petani dan sekarang juga ada sakit - sakit," ujarnya.

Dia mengatakan, Rikardus adalah anak yang rajin dan perhatian dengan ibunya. Setiap Sabtu, saat hari pasar di Malanuza, Rikardus biasanya mendorong gerobak barang untuk membatu ekonomi keluarga.

Informasi mengenai kondisi bocah tersebut sempat beredar di grup WhatsApp Seputar Ngada. Namun tidak diuraikan secara lengkap bagaimana peristiwa itu terjadi.

"Yesuss tolong bantu anak ini le...mesu ko????????????bpknya sdh tdak ada.. dan ni anak demi bantu mamanya stiap hari sabtu harus ojek gerobak di pasar malanuza????????????????," demikian informasi yang dibagikan bersamaan dengan foto - foto bocah tersebut.

Angelina Mogi, anggota grup Seputar Ngada yang membagikan informasi itu kepada TRIBUNFLORES.COM mengatakan, bocah yang terbakar tersebut saat ini sedang mendapat perawatan medis di RSUD Bajawa.

Angelina menjelaskan, dia memang sengaja membagikan foto - foto dengan keterangan tertulis tersebut untuk menggalang dana pengobatan. (orc).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved