Gunung Lewotobi Erupsi

Dinas PKO Flores Timur : Disarankan Tugaskan Guru Penggerak ke Pengungsian Gunung Lewotobi

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Flores Timur menyarankan Dinas PKO Provinsi NTT dan Dinas PKO Kabupaten Flores Timur

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/PAULUS KABELEN
Pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki berusia anak-anak menempati SMPN 1 Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Flores Timur menyarankan Dinas PKO Provinsi NTT dan Dinas PKO Kabupaten Flores Timur untuk menugaskan guru penggerak ke lokasi pengungsian Gunung Lewotobi Laki-Laki.

Ketua PGRI Flores Timur, Maksimus Masan Kian, mengatakan guru penggerak memiliki banyak cara untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan di lokasi pengungsian.

"Untuk kondisi darurat saat ini, kami sarankan Kepala Dinas PKO Provinsi NTT dan Kepala Dinas PKO Kabupaten Flores Timur dapat memberikan penugasan khusus kepada guru penggerak mendampingi korban erupsi," katanya, Minggu, 7 Januari 2024.

Menurut dia, para pelajar dari TKK, SD, SMP, SMA pasti senang menimbah ilmu di lokasi pengungsian mulai dari Kecamatan Ile Bura hingga Wulanggitang.

 

Baca juga: Kemensos RI bangun Belasan Tenda pengungsi dan Dapur Umum pasca Erupsi gunung Lewotobi di NTT

 

 

 

"Guru penggerak memiliki 1001 cara untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan," ujar Maksi.

Maksi menjelaskan, guru penggerak punya peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Mereka, kata dia, bukan sekadar mengajar, tetapi sebagai motivator, penggerak, serta fasilitator dalam menumbukan semangat belajar siswa.

Selain itu, guru penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong murid secara holistik, aktif, dan proaktif dalam pendidikan.

Data terupdate yang berhasil dihimpun, pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki saat ini berjumlah 4315, tersebar di 12 titik baik di Kecamatan Wulanggitang maupun Titehena.

Di Wulanggitang, pengungsi menempati ruang kelas SMPN 1 Wulanggitang, SDK Kemiri, Kantor CU Remaja, rumah warga Desa Boru, Pululera, Hewa, Boru Kedang, dan perbatasan Flores Timur-Sikka.

Sementara Titehena, pengungsi menetap sementara di 19 tenda darurat di Posko Konga. Ribuan pengungsi usia pelajar masih diliburkan karena status Gunung Lewotobi Laki-Laki masih Level III (Siaga) dan terus memuntahkan belerang.


Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved