Berita Ngada

Kisah Lain Soeratin Cup Ngada Cikal Bakal Terbentuknya Paguyuban Ende Lio Se Ate

Ende dan Lio adalah dua suku besar di Kabupaten Ende, sementara Se Ate berarti satu hati. Pengurus inti Ende Lio Se Ate

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/ORIS GOTI
Bupati Ngada Andreas Paru saat menghadiri acara Tahun Baru Bersama Keluarga Besar Ende Lio di Lapangan SD Waepana, Kecamatan Soa, Kabupaten Ngada, Minggu 7 Januari 2024. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Oris Goti

TRIBUNFLORES.COM, BAJAWA - "Sepak bola itu menyatukan", kata Bupati Ngada Andreas Paru dalam momen acara tahun baru bersama Paguyuban Ende Lio, di Lapangan Sekolah Dasar (SD) Waepana, Kecamatan Soa, Kabupaten Ngada, Minggu 7 Januari 2024.

Perse Ende pada perhelatan Soeratin Cup U 17 Nusa Tenggara Timur (NTT) yang digelar di Kabupaten Ngada pada Oktober hingga November 2023 lalu, gagal 'membalaskan dendam' pada PSN Ngada. Luka yang ditorehkan PSN Ngada di final Soeratin Cup edisi sebelumnya di Stadion Marilonga, markas Perse, belum terobati.

Soeratin Cup di Ngada benar - benar bukan menjadi panggungnya Perse. Alih - alih membalaskan dendam, Laskar Kelimutu pulang lebih awal, lantaran terhenti di babak grup. Sementara Laskar Jaramasi, julukan PSN Ngada, berjaya di puncak. Mereka merengkuh Trofi Soeratin Cup U 17 NTT untuk kedua kalinya berturut-turut.

Meski demikian, Perse Ende dan Soeratin Cup Ngada telah menorehkan sejarah lahirnya Paguyuban Ende Lio di Ngada. Momen tahun baru bersama di Lapangan SD Waepana, warga diaspora Ende Lio mendeklarasikan 'Ende Lio Se Ate' sebagai nama paguyuban.

 

 

Baca juga: Natal Bersama Lapas Lembata: Pererat persaudaraan Petugas, Keluarga dan Warga Binaan

 

 

 

Ende dan Lio adalah dua suku besar di Kabupaten Ende, sementara Se Ate berarti satu hati. Pengurus inti Ende Lio Se Ate dikukuhkan oleh Bupati Ngada Andreas Paru. Mereka menjadi paguyuban diaspora pertama di Ngada yang dikukuhkan oleh kepala daerah.

Tidak heran, keluarga besar Ende Lio begitu semangat menyiapkan acara tersebut dan merayakannya dengan suka cita. Bupati Andreas disambut dengan Sa Bhea, sapaan penyambutan bernuansa budaya dan dihantar ke tenda acara dengan tarian kaum ibu yang mengenakan lawo lambu, busana adat untuk perempuan Ende.

Anis Badu, Ketua Ende Lio Se Ate berkisah, sebelum gelaran Soeratin Cup Ngada, warga diaspora Ende di Ngada tidak punya wadah bersama. Ada niat untuk membentuk, namun sulit menemukan momentum yang tepat.

Mereka bersyukur Pemkab Ngada telah mengemas perhelatan Soeratin Cup Ngada dengan melibatkan paguyuban. Menariknya, kata Anis, saat itu Pemkab Ngada justru menunjuk Agustinus Naru, orang Ngada asli, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Ngada sebagai koordinator Paguyuban Ende.

Dengan pendekatan ala orang Ngada 'Modhe Ne'e Hoga Woe, Meku Ne'e Delu' (melihat orang lain sebagai sahabat, saudara) Gusti Naru, sapaan akrab Agustinus Naru, berhasil mengerakkan hati para sesepuh Ende Lio. "Waktu itu saya ditujuk mendadak sebagai ketua paguyuban," ujar Anis Badu.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved