Ignas Kleden Meninggal Dunia
Sosok Ignas Kleden Sastrawan Asal NTT, Alumnus STFK Ledalero yang Raih Doktor di Jerman
Indonesia kehilangan sosok cendikiawan pintar dan cerdas, Ignas Kleden.Ignas Kleden merupakan seorang intelektual terkenal kelahiran Flores Timur.
Esainya mengenai sastra dimuat di majalah Basis, Horison, Budaya Jaya, Kalam, harian Kompas, dan lain-lain.
Buku Anjing-Anjing Menyerbu Kuburan (Cerpen Pilihan Kompas 1997) juga memuat esainya, "Simbolis Cerita Pendek".
Kumpulan esai tentang perbukuan, Buku dalam Indonesia Baru (1999), memuat salah satu tulisannya, "Buku di Indonesia: Perspektif Ekonomi Politik tentang Kebudayaan".[2] Buku kumpulan esainya adalah Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan (1988) dan Sastra Indonesia dalam Enam Pertanyaan (2004).
Ia menulis kata pengantar untuk Mempertimbangkan Tradisi karya Rendra (1993), Catatan Pinggir 2 karya Goenawan Mohamad (1989), dan Yel karya Putu Wijaya (1995).
Tahun 2003, bersama sastrawan Sapardi Djoko Damono, menerima Penghargaan Achmad Bakrie.
Ia dinilai telah mendorong dunia ilmu pengetahuan dan pemikiran sosial di Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih tajam lewat esai dan kritik kebudayaannya.
Meninggal Dunia
Sebelumnya, Indonesia berduka. Dr Ignas Kleden, MA meninggal dunia.
Intelektual terkenal Indonesia asal Flores, Nusa Tenggara Timur meninggal dunia pada usia 76 tahun.
Dikutip dari www.katolikku.com, Ignas Kleden yang meninggal dunia pada hari Senin, 22 Januari 2024 pukul 03.46 WIB di Rumah Sakit Suyoyo, Jakarta Selatan.
Kabar duka kepergian Ignas Kleden juga beredar luas di grup WA. Alumni seminari tinggi Ledalero tersebut meninggal dunia dalam usia 76 tahun.
"Dukacita mendalam dan doa kami. Semoga almarhum mendapatkan kedamaian sejati di haribaan Allah Maha Kasih. Dan semoga keluarga tercinta yang ditinggalkan, mendapatkan penghiburan dari Allah sendiri," demikian ucapan duka dari seorang kerabatnya.
Dr. Ignas Kleden, MA lahir pada tanggal 19 Mei 1948 di Waibalun, Larantuka, Kabupaten Flores Timur.
Suami dari Ninuk Probonegoro ini aktif sebagai sastrawan, sosiolog, cendekiawan, dan kritikus sastra sejak awal tahun 1970-an.
Setelah tamat pendidikan dasar dan menengah, ia menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Ledalero, Maumere, Flores (1972).
Baca juga: Polsek Kota Komba Temui Pedagang dan Pengusaha Minta Jaga Kamtibmas
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.