Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Hari Ini, Perhatian yang Tulus Dikenang Sepanjang Hidup

Mari simak Renungan Harian Katolik Hari Ini Rabu 31 Januari 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Perhatian yang Tulus Dikenang Sepanjang Hidup.

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
PATER JOHN - Pater John Lewar, SVD. Mari simak Renungan Harian Katolik Hari Ini Rabu 31 Januari 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Perhatian yang Tulus Dikenang Sepanjang Hidup. 

Oleh: Pastor John Lewar, SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik Hari Ini Rabu 31 Januari 2024.

Tema renungan harian katolik hari ini yaitu Perhatian yang Tulus Dikenang Sepanjang Hidup.

Renungan harian katolik hari ini disusun oleh Pastor John Lewar, SVD.

Hari Biasa Pekan IV Tahun B/II, Perayaan Wajib St. Yohanes Bosco.

Bacaan hari Ini: 2Samuel 24:2.9-17, Mazmur 32:1-2.5.6.7 dan Injil Markus 6:1-6.

Baca juga: Injil Katolik Hari Ini Rabu 31 Januari 2024 Lengkap Mazmur Tanggapan


Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Thick Nhat Hanh, seorang penulis dan Guru Zen asal Vietnam, pernah berucap:” “Hadia paling berharga yang dapat kita berikan kepada seseorang adalah perhatian kita.” Benar sekali pernyataan guru Zen ini. Banyak kali kita berpikir bahwa untuk memberi hadiah kepada sesama haruslah dalam bentuk souvenier atau benda-benda tertentu supaya disimpan sebagai kenangan.

Relasi antar pribadi menjadi lebih kuat kalau ada barang. Ini sebuah kekeliruan dalam membangun relasi antar pribadi dengan sesama. Kita bisa berelasi dengan sesama kalau kita memberi perhatian kepada sesama. Perhatian tidak selamanya dalam bentuk barang.

Perhatian itu jauh lebih bernilai, selalu dikenang sepanjang hidup karena barang-barang duniawi akan hilang dan rusak. Perhatian bisa diwujudkan melalui kata-kata yang meneguhkan dan menguatkan. Penginjil Markus mengisahkan pengalaman Yesus di kampung halamanNya. Selama hidup tersembunyi di Nazaret, orang hanya mengenal Yesus sebagai seorang pemuda yang biasa-biasa saja.

Pekerjaannya adalah sebagai tukang kayu karena ayahnya Yusuf seorang tukang kayu dan membantu ibunya Maria. Saudara-saudara sepupuhnya bernama Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon. Ia juga masih memiliki saudari-saudari perempuan. Mereka semua juga orang biasa-biasa saja selayaknya orang Nazaret zaman itu.

Hal yang mendadak baru bagi orang Nazaret adalah Yesus memiliki kemampuan yang luar biasa untuk mengajar di rumah ibadat pada hari Sabat. Orang sebangsanya takjub dan bertanya-tanya: “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepadaNya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?”(Markus 6:2). Mereka mempertanyakan Yesus dan identitasNya. Mereka bahkan menolak Yesus di kampung halamannya sendiri.

Menangapi penolakan itu, Yesus menyikapinya dengan rendah hati. Ia tidak memaksakan kehendak-Nya. Ia menyadari betapa susahnya diterima sebagai seorang nabi oleh orang-orang di tempat-Nya sendiri.

Yesus agaknya heran karena mereka belum juga percaya kepada-Nya meski banyak tanda yang dinyatakan oleh-Nya. Namun demikian, Yesus tidak memaksakan kehendak-Nya. Ia juga tidak marah dan secara frontal meninggalkan Nazareth.

Contemplasi:

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved