Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Rabu 31 Januari 2024, Kecewa dan Menolak Dia

Mari simak Renungan Harian Katolik Rabu 31 Januari 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Kecewa dan Menolak Dia.

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-ARJAN
IKUT MISA- Umat mengikuti misa di Gereja Katolik Yesus Kerahiman Ilahi, Aeramo di Kabupaten Nagekeo.Mari simak Renungan Harian Katolik Rabu 31 Januari 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Kecewa dan Menolak Dia. 


Hari ini kita kembali dihantar pada permenungan tentang perasaan ditolak atau kecewa. Memang ada banyak faktor yang menimbulkan perasaan ini bisa muncul. Khusus untuk renungan dan refleksi kita hari ini, kita fokus pada bacaan Injil kita hari ini. Kisah injil hari ini sudah sering kita dengar dan renungkan. Kisah tentang Yesus ditolak di daerah asalnya Nasareth menjadi cerita yang penuh trik yang dibuat oleh orang-orang sekampung Yesus. Kisah itu berawal dari Yesus tiba di tempat asalNya dan para muridNya juga mengikutiNya. Dan pada hari Sabat, seperti biasa Yesus masuk ke rumah ibadat untuk mengajar.

Rumah ibadat dan orang-orang yang mendengar tentu sekali orang-orang Nazareth dan rumah ibadat yang ada di Nasareth juga. Dalam konteks pemahaman kita, kalau orang-orang yang sudah kita kenal dan tempat yang sudah biasa kita lakukan kegiatan, biasanya akan membuat kita lebih nyaman. Mengapa? Karena kita sudah terbiasa dengan orang-orangnya, tempat, situasi, termasuk budaya dan sosialnya.

Namun ketika kita baca keseluruhan teks injil hari ini, pengalaman Yesus malah terbalik sama sekali. Ketika Yesus mengajar dan membuat mujizat, orang-orang sekampungnya mulai mempertanyakan segalanya: “Dari mana diperolehNya semuanya itu? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tanganNya?” Semua pertanyaan yang dilontarkan oleh orang-orang sekampungnya itu semuanya mau mempertanyakan kebenarannya saja dan sama sekali tidak pernah mengakui semua hal yang dilakukan oleh Yesus.

Menjadi jelas motivasi mereka mempertanyakan semua hal itu karena ini: “Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria? Bukankah Ia saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudaraNya yang perempuan ada bersama kita? Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.” Ternyata mereka melihat Yesus dari perspektif latar belakang kehidupan sosialnya saja. Dia anak tukang kayu, anak Maria dan orang-orang yang mereka kenal dari keluarga Yesus itu semuanya berasal dari kampung mereka sendiri. Bagi mereka, konteks Nazareth itu hanya sekitar orang-orang kecil, sederhana dan miskin dan yang tak mungkin memiliki kekuatan semacam itu. Pola berpikir mereka masih pada konteks mereka sebagai orang-orang miskin dan sederhana dan tak mungkin akan memiliki semua hal yang telah ditunjukkan oleh Yesus.

Yang memiliki hal-hal itu hanya bagi mereka yang ada di Yerusalem dan sekitarnya karena memiliki standard baik secara sosial, budaya, politik dan spiritual ada di sana. Maka Yesus juga dianggap oleh mereka setara dengan mereka yang ada di kampung mereka Nazareth dan tidak mungkin memiliki semua kekuatan seperti yang ditunjukkan Yesus itu. Untuk semua tanggapan mereka itu Yesus menjawab mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, dan di antara kaum keluarga dan di rumahnya.” Yesus secara tegas menyampaikan kepada mereka tentang penolakan itu biasanya datang dari orang-orang dekat seperti keluarga dan orang-orang dekat kita sendiri walaupun mereka sendiri seharusnya berbangga.

Bagaimana dengan kita? Dalam praktek hidup harian kita, kalau tidak ada orang dalam (keluarga) kita akan sulit mendapat kerja di pemerintahan atau swasta. Namun pada saat yang sama juga orang-orang dekat kita seperti keluarga kadang atau bahkan seringkali menjadi penghambat dalam tugas dan pekerjaan kita karena iri hati dan dengki. Kita masih selalu kalah dengan ikatan kekeluargaan atau kedekatan sosial lainnya yang akan selalu menghalangi kita dalam karya pewartaan Tuhan. Maka marilah kita belajar untuk tetap setia pada tugas dan karya kita dan tidak terikat pada apapun yang menghalangi kita.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: setiap kita diberi tugas untuk menjalankan karya Tuhan di dunia. Kedua, ada banyak ikatan-ikatan atau kelekatan-kelekatan yang sering menghalangi kita untuk bertugas. Ketiga, selalu setia pada tugas yang dipercayakan kepada kita dan tidak terpengaruh oleh ikatan apapun itu.


Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved