Berita Manggarai

Bripka Syamsuddin, Sisihkan Gaji Hingga Gadaikan Sertifikat Rumah Demi Anak Putus Sekolah 

Kepedulian anggota Polres Manggarai di Pulau Flores menyisihkan gajinya mendirikan sekolah gratis bagi anak putus sekolah memberi banyak inspirasi.

Penulis: Charles Abar | Editor: Egy Moa
TRIBUNFLORES.COM/CHARLES ABAR
INSPIRASI -Sosok Bripka Syamsudin berhasil mendirikan sekolah TK dan SD di Manggarai, Flores, NTT. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM,Charles Abar 

TRIBUNFLORES.COM,RUTENG-Langit Kota Ruteng  di Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Provinsi NTT cukup cerah dan sejuk pada sore hari Kamis 1 Februari 2024.

Bripka Syamsudin tampak bercanda dengan belasan murid sekolah dasar (SD) di dalam ruangan sederhana ukuran 6x7. Bilik bangunan itu  terbuat dari belahan bambu. Nama sekolah, TK Deen Assalam dan SD Deen Assalam terletak di Kelurahan Satar Tacik, Kecamatan Langke Rembong, Kota Ruteng. Dibantu istrinya, Bripka Syamsudin mengelola sekolah gratis yang menampung puluhan anak  TK dan murid SD.

Sore itu, Syamsudin bersiap menerima kedatangan tamu dari Mabes Polri. Anak didik asuhan pasangan suami-istri ini mengenakan pakaian adat lengkap. Mereka belajar  tarian Tiba Meka, tarian menerima tamu yang merupakan tarian khas Manggarai .

"Selamat siang kaka? Mari masuk," sapa Syamsudin pernuh ramah mengajak TribunFlores.com datang ke sekolahnya, Kamis sore .

Baca juga: Tangkal Hoax Jelang Pemilu 2024, Banwaslu Manggarai Barat Gandeng Pokja

 

 

"Lagi tunggu tamu pak dari Mabes Polri.  Saya juga kurang tahu maksud kedatangan mereka. Mungkin mau lihat sekolah ini," reka  Syamsudin.

Kepedulian anggota Polres Manggarai mengelola sekolah gratis, belakang ini ramai dibicarakan. Bahkan sampai ke telinga pimpinan puncak Korps Bhayangkara di Jakarta. 

Ia menceritakan awal mula mendirikan sekolah di wilayah domisilinya. Beragam alasan para orangtua, karena  ekonomi rumah tangga, banyak anak usia sekolah putus sekolah. Mereka tidak berdaya membiayainya.

Keadaan itu rupanya menyadarkan Syamsudin untuk berbuat sesuatu. Dorong dan tekadnya yang kuat, dia menyisihkan sebagian gajinya, mengambil kredit bank mendirikan Taman Kanak-Kanak  (TKK).  Ternyata uangnya tidak cukup untuk membangun dua gedung dan sewa lahan warga. Sertifikat tanah dan rumah tempat tinggalnya digadaikan mendapatkan pinjaman.

Baca juga: PLN UIP Nusra Tuntaskan Pelatihan Konversi Molis untuk SMK St Aloisius Ruteng di Manggarai

"Awalnya untuk membangun ini saya ajukan kredit di bank. Untuk bangun TK itu hari saya kredit. Gaji saya masih kurang. Saya gadai lagi sertifikat rumah agar bisa memenuhi dua gedung. Dua gedung yang harus kita bangun," ujar Syamsudin.

Kerja  keras Syamsudin sejak empat tahun sudah meluluskan empat angkatan untuk TK. Sementara untuk SD baru masuk angkatan pertama karena  baru dikeluarkan izin operasi oleh Kementerian Agama.

Mendirikan sekolah diakuiSyamsudin tidak gampang. Semuanya butuh niat dan kerja keras. Namun panggilan hati dengan melihat kondisi sekitar memacunya berjuang mewujudkannya.

Pada awal berdirinya.  jumlah murid mendaftar sebanyak 45 orang terbagi tiga kelas.  Tahun pertama, tahun kedua hingga tahun ketiga, murid meningkatn. Namun memasuki tahun ke empat mengalami penuruan.

Baca juga: Uskup Ruteng Yakin Ganjar Pranowo Bisa Wujudkan Indonesia Emas 2045

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved