Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Selasa 6 Februari 2024, Hatinya Jauh dari PadaKu

Mari simak Renungan Harian Katolik Selasa 6 Februari 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Hatinya Jauh dari PadaKu.

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-BRUDER
Br. Pio Hayon, SVD. Mari simak Renungan Harian Katolik Selasa 6 Februari 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Hatinya Jauh dari PadaKu. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik Selasa 6 Februari 2024.

Tema renungan harian katolik yaitu Hatinya Jauh dari PadaKu.

Renungan Harian Katolik disiapkan oleh Br. Pio Hayon, SVD.

Selasa Hari Biasa Pekan V dan peringatan wajib Sto. Paulus Miki dan teman-teman, Martir.

Baca juga: Bacaan Injil Katolik Hari Ini Selasa 6 Februari 2024 Pesta St Paulus Miki

 

Bacaan hari ini: Bacaan I: 1Raj. 8: 22-23.27-30 dan Injil : Mrk. 7: 1-13.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Setiap perbuatan kita adalah gambaran akan satu kehendak dan niat dari hati kita. Maka ketika hati kita penuh dengan sukacita atau kehendak yang baik maka perbuatan kita pun akan menjadi baik. Tetapi jika perbuatan kita tidak menunjukkan sesuatu yang baik maka sebenarnya hati kita juga tidak baik. Karena semua yang tampak itu keluar dari dalam perbendaharaan hati kita sendiri.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini gereja sejagat merayakan peringatan Santo Paulus Miki dan kawan-kawannya yang telah menjadi martir di Jepang karena tetap mempertahankan iman akan Kristus. Paulus Miki dalam keluarga bangsawan militer Jepang yang sudah menjadi Kristen. Ayahnya adalah pemimpin militer Miki Handayu. Paulus Miki merasakan panggilan untuk hidup religius dari masa mudanya.

Karena itu ia masuk Jesuit pada tahun 1580, dan dididik menjadi katekis di kolese Jesuit di Azuchi dan Takatsuki. Paulus Miki kemudian menjadi seorang penginjil dan pengkotbah yang luar biasa. Pada tahun 1597 seorang penguasa Jepang yang amat berpengaruh, Hideyoshi, mendengar hasutan seorang pedagang Spanyol.

Pedagang itu membisikkan bahwa para misionaris adalah pengkhianat bangsa Jepang. Ia menambahkan bahwa para pengkhianat itu akan mengakibatkan Jepang dikuasai oleh Spanyol dan Portugis. Hasutan itu tidak benar dan tidak masuk akal. Tetapi, Hideyoshi menanggapinya dengan berlebihan, sehingga Ia menangkap duapuluh enam orang yang dianggapnya sebagai para pengkhianat.

Mereka yang ditangkap terdiri dari enam orang biarawan Fransiskan dari Spanyol, Meksiko dan India; tiga orang katekis Yesuit Jepang, termasuk St. Paulus Miki; dan tujuh belas Katolik awam Jepang, termasuk anak-anak. Akhirnya semua mereka dibunuh dengan proses penyaliban dan ditombak sampai mati. Dan Paulus Miki pada saat penyaliban itu dia masih saja berkotbah sampai wafatnya. Imannya yang teguh dan tulus membuat Paulus Miki dan teman-temannya rela mati demi Kristus.

Tak ada kepalsuan dan kemunafikan tergambar dalam perjuangan mereka dan itu terlahir dari hati mereka yang sangat mencintai Tuhan. Perbendaharaan hati mereka yang penuh iman dan kepenuhan hati akan Allah menyanggupkan mereka rela mati demi Tuhannya. Pesan iman inilah yang diangkat oleh Yesus dalam injil hari ini ketika Yesus berhadapan dengan orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang datang kepada Yesus dan mulai bertanya: “Mengapa murid-muridMu tidak mematuhi adat istiadat nenek moyang kita?

Mengapa mereka makan dengan tangan najis? Ahli Taurat dan orang Farisi itu masih sangat mempertahankan adat istiadat yang dibawa sejak jaman nenek moyang mereka dan kebanyakan adat kebiasaan itu juga ditambah-tambahkan hanya untuk bisa dapat menjerat orang lain agar mereka mendapat bayarannya karena siapa yang melanggar dihukum atau denda dengan uang.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved