Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Hari Ini Selasa 6 Februari 2024, Antara Adat-istiadat dan Perintah Allah

Mari simak Renungan Katolik Hari Ini Selasa 6 Februari 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Antara Adat-istiadat dan Perintah Allah.

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
PATER JOHN - Pater John Lewar, SVD. Mari simak Renungan Katolik Hari Ini Selasa 6 Februari 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Antara Adat-istiadat dan Perintah Allah. 

“Mengapa murid-murid-Mu tidak mematuhi adat-istiadat nenek moyang kita? Mengapa mereka makan dengan tangan najis?”

Baca juga: Injil Katolik Hari Ini Selasa 6 Februari 2024 dan Mazmur Tanggapan

Jawab Yesus kepada mereka, “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis:

Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadat kepada-Ku, sebab ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.

Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat-istiadat manusia.” Yesus berkata kepada mereka, “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat-istiadatmu sendiri.

Karena Musa telah berkata: ‘Hormatilah ayahmu dan ibumu!’ Dan: ‘Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati’. Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapa atau ibunya: ‘Apa yang ada padaku,

yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk kurban, yaitu persembahan kepada Allah’, maka kamu membiarkan dia untuk tidak lagi berbuat sesuatu pun bagi bapa atau ibunya.

Dengan demikian sabda Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat-istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan!”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik


Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Rombongan orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem menemui Tuhan
Yesus untuk mempertanyakan tindakan murid-murid-Nya. Mereka
mengkritik Yesus karena tindakan para murid. Kritikan ini dilandasi
pandangan bahwa seorang guru bertanggung jawab atas sikap dan
tindakan para muridnya. Yesus dikritik karena murid-murid-Nya tidak
hidup menurut adat istiadat nenek moyang yang telah diwariskan secara
turun-temurun. Adat mana yang dilanggar?. Menurut catatan Markus,
para murid makan dengan tangan yang tidak dibasuh, tangan kotor dan
tercemar. Di balik adat-istiadat itu, ada keyakinan bahwa jika tangan itu
najis, maka segala sesuatu yang disentuh akan menjadi najis pula. Jika
seseorang makan sesuatu yang najis, maka dirinya akan menjadi najis.
Karena itu, mencuci tangan adalah keharusan agama. Namun, bagi Tuhan
Yesus, hal yang menajiskan orang bukanlah apa yang masuk ke
dalamnya, melainkan apa yang keluar darinya (Mrk.7:20).
Bagaimana Yesus menanggapi kritikan itu? Dia menyatakan bahwa
tuntutan untuk membasuh tangan sebelum makan adalah adat istiadat
manusia, bukan perintah dan firman Allah. Dikatakan adat istiadat
manusia karena hukum Taurat tidak menuntut hal itu. Pembasuhan
tangan dan kaki hanya dituntut oleh Taurat bagi para imam sebelum
mereka memasuki Kemah Pertemuan dan mempersembahkan kurban
(Keluaran 30:19-21; 40:12, 30-32; Imamat 22:1-6). Mereka dituntut
juga untuk bersih secara ritual sebelum makan hewan kurban yang
menjadi bagian mereka (Bilangan 18:11-13).

Yesus mengecam orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu sebagai orangorang munafik. Mereka memutarbalikkan hukum Taurat untuk tujuan dan kepentingan mereka sendiri.

Mereka mengutamakan hal lahiriah saja. Menurut Tuhan Yesus, mereka hanya seperti orang Yahudi di zaman Yesaya yang hanya memuliakan Allah dengan bibir padahal hatinya jauh dari Allah. “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya tetap jauh dari Aku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, karena ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan dan adat istiadat manusia kamu pegang” (bdk. Yes. 29:31).

Dengan itu, Yesus menggarisbawahi dua hal, yakni bahwa mereka memuliakan Allah hanya di bibir, dan bahwa mereka meninggalkan perintah Allah demi adat istiadat manusia. Perintah Allah sendiri malah diabaikan. Hukum mereka taati secara harafiah, tetapi mereka gagal untuk mencintai dan mentaati perintah Allah dengan hati mereka.

Contemplasi:

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved