Berita Ngada

Rumah Sakit Baru di Ngada dari Pinjaman Bank NTT Hingga Diperhatikan Pemerintah Pusat

Bupati Ngada Andreas Paru mengungkap kisah di balik pembangunan rumah sakit baru di Ngada yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bajawa

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/ORIS GOTI
Bupati Ngada Andreas Paru dan Wakil Raymundus Bena saat dipandu dr. Paulina, Direktris RSUD Bajawa melihat pelayanan di rumah sakit baru yakni RSUD Bajawa di Late, Jumat 26 Januari 2024. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Oris Goti

TRIBUNFLORES.COM, BAJAWA - Bupati Ngada Andreas Paru mengungkap kisah di balik pembangunan rumah sakit baru di Ngada yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bajawa di Late, Kecamatan Golewa, dalam acara peresmian gedung rumah sakit tersebut, Jumat 26 Januari 2024.

Kata Bupati Andreas, rencana pembangunan RUSD Bajawa di Late awalnya menemui kendala sebab kondisi fiskal daerah terbatas dan dampak pandemi Covid 19 tak terhindarkan. Sementara dana yang dibutuhkan untuk membangun rumah sakit baru, tidak kecil, Rp. 250 Miliar lebih.

Rencana pembangunan RUSD Bajawa di Late juga menuai perdebatan yang alot di DPRD Ngada.

Namun fakta lain menunjukan, RSUD Bajawa yang terletak di pusat kota Bajawa sudah tak cukup layak melayani 170 ribu jiwa lebih warga Kabupaten Ngada.

 

 

Baca juga: Bupati Ngada Andreas Paru dan Miss Teen Beauty Kompak Kampanyekan Makan Makanan Bergizi

 

 

 

Rumah sakit itu dibangun pada tahun 1978 di atas lahan seluas kurang lebih sepuluh ribu meter persegi. Belum ada pembenahan berarti sejak dibangun 46 tahun lalu.

Selain sempit, RSUD Bajawa dihimpit oleh permukiman warga dan sejumlah fasilitas umum lainnya. Kondisi ini membuat pelayan kesehatan kerap terganggu dan tidak ada peluang untuk pengembangan.

"Persoalannya, tunggu sampai kita punya uang Rp. 250 Miliar, sebanyak itu, kapan kita punya rumah sakit baru" kata Bupati Andreas.

Mencermati keterbatasan fiskal daerah di satu sisi dan urgennya kebutuhan pelayanan kesehatan yang layak di lah sisi lain, Pemkab Ngada mengambil langkah terobosan dengan pinjaman daerah di Bank NTT.

Dia mengatakan, keterbatasan fiskal daerah dan pandemi Covid 19 juga berdampak pada realisasi program - program pembangunan lainnya.

"Kita ajukan pinjaman Rp. 100 miliar, namun yang disetujui Kementerian Keuangan Rp. 80 Miliar lebih," ujar Bupati Andreas.

Dari Rp. 80 Miliar itu, Rp 24 Miliar itu dialokasikan untuk membangun RSUD di Late, tahap pertama pada 2022 lalu. Pembangunan tahap pertama ini, mencakup poliklinik rawat jalan sebanyak 14 poliklinik.

Bupati Andreas dan Wakilnya, Raymundus Bena, 'putar otak' mencari sumber anggaran untuk melanjutkan pembangunan tahap kedua. Mereka memutuskan beraudiensi dengan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.

Awal Juli 2022, surat audiensi dilayangkan. "Saya masih ingat betul, tanggal 13 Juli (2022), saya Pa Don Meak dan ajudan, kami tiga orang berangkat, bawa dengan semua dokumen, master plan. Memaparkan itu di depan Menteri Kesehatan," kata Bupati Andreas.

"Ketika sampai pada tahap menjelaskan RUSD Bajawa yang dibangun pada tahun 1978, di atas lahan kurang lebih satu hektare dan dengan kondisi yang sudah sangat tidak memadai, Menteri katakan berhenti! Coba buka google map, RSUD Bajawa. Beliau lalu katakan, perhatikan ini!" imbuhnya.

Bupati Andreas menjaga momentum bagus itu, dengan kembali bertemu Wakil Menteri Kesehatan pada Oktober di tahun yang sama. Kali ini, Bupati Andreas meminta bantuan untuk membangun Rumah Sakit Pratama di Riung, wilayah paling jauh dari pusat kota.

Bupati Andreas mengatakan masyarakat Riung sangat membutuhkan pelayan kesehatan yang cepat dijangkau. "Kita tentu tidak ingin melihat ada pasien yang meninggal di jalan, Ibu - ibu hamil melahirkan di jalan lalu tidak tertolong," ujar Bupati Andreas.

"Puji Tuhan, pada bulan Maret ini akan dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Pratama di Riung dengan total anggaran Rp. 65 Miliar bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK)," imbuhnya.

Komitmen Melanjutkan Pembangunan RSUD Bajawa Tahap Ketiga

Bupati Andreas dan Wakil Raymundus Bena berkomitmen melanjutkan pembangunan rumah sakit baru tersebut hingga rampung di tahun 2024 ini.

Dia katakan, keseriusan dan komitmen Pemerintah Kabupaten Ngada menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang layak bagi masyarakat mendapat perhatian dari Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian Kesehatan. Hal itu kemudian terbukti pada tahap kedua dan ketiga mendapat dukungan dari Kementerian Kesehatan.

Menurutnya keterlibatan pihak terkait yakni Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melki Laka Lena dalam memperjuangkan aspirasi pembangunan RUSD Bajawa di Late juga sangat membantu. "Saya ucapkan terima kasih kepada Bank NTT, Kementerian Kesehatan, Bapak Melki Laka Lena dan semua pihak terkait yang telah mendukung pembangunan RSUD Bajawa di Late," ujar Bupati Andreas.

Mengenai sumber anggarannya pembangun tahap ketiga kemudian diuraikan oleh Direktris RSUD Bajawa, dr. Paulina. Pembangunan tahap ketiga menelan biaya senilai Rp. 24.818.973.000,00 (Dua puluh empat miliar delapan ratus delapan belas juta Sembilan ratus tujuh puluh tiga ribu rupiah) yang bersumber dari DAK (APBN) dan DAU Spesifik Grant.

Dana tersebut untuk melengkapi sarana dan prasarana, antara lain gedung IGD serta gedung rawat inap ibu dan anak, pengadaan Alkes dan Akses Ibu dan Anak.

Dokter Paulina menjelaskan, saat ini layanan RSUD Bajawa di Late yang mulai beroperasi yakni pelayanan rawat jalan tiga poliklinik yaitu Poliklinik Kulit dan Kelamin, Poliknik Gigi dan Fisioterapi.

Sebelumnya pembangunan tahap pertama, pada 2022 lalu dengan dana yang bersumber dari pinjaman daerah Bank NTT senilai Rp. 24 Miliar lebih. "Realisasi pembangunan dari pinjaman tersebut antara lain, poliklinik rawat jalan sebanyak 14 poliklinik," ujarnya.

Sedangkan kedua pada 2023 dengan pembiayaan sebesar Rp. 10 Miliar yang bersumber dari DAU Spesifik Grant untuk pembangunan gedung genset, TPS, Insenerator, IPAL, Paing dan Casting (parkiran).

Wakil Bupati Tepis Isu Keretakan Hubungan

Sementara itu, Wakil Bupati Ngada, Raymundus Bena, Raymundus Bena menegaskan, hubungannya dengan Bupati Ngada Andreas Paru yang masih sejalan dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan Pemerintah Kabupaten Ngada menjadi salah satu faktor penting mengapa pembangunan di Ngada bisa berjalan.

Raymundus mengakui, dirinya bersama Bupati Andreas memimpin Ngada dalam rentang waktu yang memang singkat, yakni kurang lebih tiga tahun sepuluh bulan bulan atau tidak sampai lima tahun akibat adanya Pemilu Serentak pada 2024 ini.

Namun dalam waktu yang singkat itu, ditambah lagi keterbatasan fiskal daerah dan pandemi Covid 19, dirinya dan Bupati Andreas mampu merealisasikan beragam program pembangun, termasuk pembangun rumah sakit baru, yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bajawa di Late.

"Ada gebrakan - gebrakan fundamental yang kami lakukan. Dan tentunya ini bisa tercapai karena ada komunikasi yang baik, bagus dan harmonis," kata Raymundus Bena saat diwawancarai TRIBUNFLORES.COM di sela kesibukannya bersama Bupati Andreas meresmikan Gedung RUSD Bajawa di Late, Jumat 26 Januari 2024.

Kata Raymundus, pernyataannya itu, sekaligus menepis isu yang beredar di media sosial bahwa hubungan dengan Bupati Andreas retak. Dia tegaskan, berjalan gebrakan dan program pembangunan di Ngada adalah bukti nyata bahwa dirinya dan Bupati sejalan.

"Kalau ada isu bahwa hari ini Bupati dan Wakil Bupati pecah, itu tidak benar! Hubungan kita baik - baik saja. Bagaimana kita menjalankan pembangunan kalau antara Bupati dan Wakil Bupati komunikasinya tidak bagus," tegas Raymundus.

Dalam kesempatan yang sama Bupati Andreas mengamini apa yang disampaikan Wakil Raymundus Bena. "Iya benar, betul," kata Bupati Andreas. (orc).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved