Breaking News

Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Senin 12 Februari 2024, Orang yang Mendua Hati Tidak akan Tenang

Mari simak Renungan Harian Katolik Senin 12 Februari 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Orang yang Mendua Hati Tidak akan Tenang.

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
PATER JOHN - Pater John Lewar, SVD. Mari simak Renungan Harian Katolik Senin 12 Februari 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Orang yang Mendua Hati Tidak akan Tenang. 

Ia selalu mencari-cari pekerjaan lain yang lebih nyaman dan menghasilkan uang lebih banyak. Dalam sepuluh tahun, ia pindah tempat kerja enam kali. Tetapi, di semua tempat itu tidak pernah ia merasa mantap dan nyaman. Hatinya selalu mendua, kurang puas dengan tempat kerja yang sedang ia jalani dan selalu membayangkan mendapat pekerjaan baru yang lebih baik.

Dalam kehidupan beriman pun Goreh terombang-ambing dalam sikap yang sama yakni selalu mendua hati. Apa yang ia imani tak sepenuhnya ia hayati dan jalani. Ia selalu tergoda oleh sesuatu yang lain, yang kadang-kadang malah bertentangan dengan imannya.

Maka hidupnya tidak pernah tenang. Ia selalu merasa bersalah, gelisah, karena di satu pihak ia tahu bahwa harus percaya penuh kepada Tuhan sebagaimana diajarkan oleh imannya, tetapi di lain pihak, ia selalu mencari jalan lain, yang lebih menyenangkan meski ia tahu jalan itu salah.

Rasul Yakobus menasihatkan para muridnya. “ Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian kemari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya” (Yakobus 1: 6-8).

Orang yang mendua hati sebenarnya sudah ada sejak zaman Yesus. Kaum Farisi bersoal jawab dengan Yesus dengan meminta tanda. Tentu tanda yang mereka minta ialah tanda bahwa Yesus itu sungguh-sungguh Allah yang mereka nanti-nantikan. Menarik bahwa Yesus tidak mengabulkan permintaan mereka.

Yesus justru kecewa dan meninggalkan mereka. Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: "Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda." Ia meninggalkan mereka; Ia naik pula ke perahu dan bertolak ke seberang (Mrk.8:12-13).

Mengapa Yesus tidak mengabulkan permintaan mereka meminta tanda? Apakah Ia tidak mampu melakukannya? Apakah terlalu sulit bagi-Nya untuk membuktikan keilahian-Nya? Bukan. Bagi Yesus, kebenaran iman bukan untuk dibuktikan, tetapi untuk dihidupi. Orang beriman memang perlu untuk menalar iman tetapi pada batas tertentu, orang juga harus berhenti dan mengambil sikap menyerahkan diri kepada-Nya.

Kita mengingat ketika Yesus dicobai di padang gurun. Ia dicobai oleh Iblis. Tetapi Yesus tidak mengabulkan satupun dari pencobaan itu. Ia ingin mengajar kita bahwa iman yang dicoba-coba bukan untuk diimani. Kita tidak harus tahu sepenuhnya lalu percaya kepada Tuhan.

Sebaliknya, kita perlu percaya terlebih dahulu untuk mengerti lebih dalam tentang Tuhan dalam kehidupan. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr 11:1).

Contemplasi:

Kaum Farisi gagal mengenali Yesus sebagai Tuhan di tengah mereka. Kegagalan yang sama terjadi juga dalam kehidupan ketika kita mulai meragukan penyelenggaraan-Nya; kuasa-Nya dan kehadiran-Nya di tengah keluarga dan karya. Jangan pernah mengurangi iman akan Tuhan.. Lihatlah! Betapa banyak kebaikan yang telah dinyatakan Tuhan
dalam hidup kita. Haruskah kita berkurang imannya karena satu atau dua permohonan yang dikabulkan?

Pantaskah kita mengeluh karena beban ekonomi keluarga, persahabatan dan pekerjaan yang terasa berat? Mari kita hidup sebagai orang yang sungguh beriman. Kita diselamatkan bukan karena hukum-hukum tetapi karena iman akan Yesus Kristus yang telah sengsara, wafat dan bangkit bagi kita semua. Meminta tanda dalam beriman adalah permintaan orang yang dangkal imannya; sebaliknya, keputusan untuk mencintai Tuhan dalam keadaan apapun itu ukuran orang yang mendalam imannya. Dan janganlah mendua hati

Doa:

Allah Bapa Mahabaik, Engkau telah memberikan tanda sekali untuk selamanya, ialah Yesus Kristus PutraMu. Berkenanlah membuka mata dan telinga kami untuk belajar mendengarkan SabdaNya dan menyaksikan teladanNya. Kiranya kami tidak bimbang dan ragu, namun tetap setia dan percaya kepadaMu. Demi Kristus Tuhan kami....Amin.

Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Senin. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved