Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Harian Katolik Rabu 14 Februari 2024, Sedekah, Berdoa, Berpuasa
Mari simak renungan harian Katolik Rabu 14 Februari 2024.Tema renungan harian Katolik yaitu Sedekah, Berdoa, Berpuasa.
Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
Renungan Katolik
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Hari ini gereja Katolik memulai masa prapaskah dengan mengusung tiga kebajikan utama untuk dilakukan selama masa pertobatan ini yakni, sedekah, berdoa, dan berpuasa. Tiga kebajikan utama dalam masa prapaskah ini menjadi titik pertemuan utama seorang kristen dalam menghayati pertobatannya. Pertobatan itu harus tergambar dalam tiga kebajikan utama ini.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pada hari ini, gereja Katolik sejagat memulai satu masa liturgi baru yakni masa prapaskah atau masa puasa yang dibuka atau dimulai dengan Rabu Abu. Saat umat Kristen menandai dirinya dengan abu di dahinya tanda memulainya masa prapaskah ini. Rabu Abu adalah sebuah hari raya Kekristenan untuk beribadah dan berpuasa, meskipun bukan merupakan suatu hari raya wajib, sebagai tanda perkabungan, pertobatan, dan merendahkan diri menuju kemenangan kebangkitan Kristus. Dalam gereja Kristen tradisi/ritus barat (termasuk Gereja Katolik Roma dan Protestanisme), Rabu Abu adalah hari pertama masa Pra-Paskah dalam liturgi tahunan gerejawi. Hari tersebut ditentukan jatuh pada hari Rabu, 40 hari sebelum hari Paskah tanpa menghitung hari-hari Minggu, atau 44 hari (termasuk hari Minggu) sebelum hari Jumat Agung. Nama Rabu Abu berasal dari pengolesan abu pertobatan di dahi para jemaat disertai dengan ucapan "Bertobatlah dan percayalah pada Injil" atau diktum "Ingatlah bahwa engkau adalah debu, dan engkau akan kembali menjadi debu". Abu tersebut dipersiapkan dengan membakar daun palem dari perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya. Pada hari itu umat yang datang ke Gereja dahinya diberi tanda salib dari abu sebagai simbol upacara ini. Simbol ini mengingatkan umat akan ritual Israel kuno di mana seseorang menabur abu di atas kepalanya atau di seluruh tubuhnya sebagai tanda kesedihan, penyesalan, dan pertobatan (misalnya seperti dalam Kitab Ester, yaitu Ester 4:1, 3). Dalam Mazmur 102:10 penyesalan juga digambarkan dengan "memakan abu": "Sebab aku makan abu seperti roti, dan mencampur minumanku dengan tangisan." Maka sebenarnya masa prapaskah ini adalah sebuah masa pertobatan. Namun masa pertobatan ini bukanlah sebuah pertobatan pasif saja tetapi lebih dari itu sebuah pertobatan aktif. Pertobatan pasif adalah satu kegiatan introspeksi diri. Masing-masing melihat dirinya sendiri untuk mengenal lebih jauh tentang seluruh hidupnya secara khusus segala noda dosa dan kesalahannya. Orang berkutat dengan dirinya sendiri sebagai sebuah usaha pertobatan seperti yang disampaikan dalam bacaan pertama nabi Yoel: “Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyanyang.” Dan pertobatan aktif adalah jalan pertobatan dengan menjalankan tiga kebajikan utama dalam masa prapaskah ini sesuai yang diajarkan oleh Yesus yakni Sedekah, Berdoa, dan Berpuasa.” Tuntutan utama dalam masa prapaskah ini sesuai dengan ajaran Yesus kita hari adalah agar tiga kebajikan utama itu dilakukan tidak sekedar untuk “show bits” supaya orang lain lihat, tetapi “silent mood” agar “Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu”. Ketika tiga kebajikan ini dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan kehendak Bapa maka kita akan diselamatkan. Pertobatan kita menjadi sempurna dalam kebenaran iman kita. Maka di awal masa prapaskah ini, kita ditandai dengan abu di dahi kita tanda pertobatan baik secara pasif atau batiniah tetapi juga dengan pertobatan aktif atau lahiriah dengan menjalankan tiga kebajikan utama kita, sedekah, berdoa dan puasa. Mari kita memasuki masa prapaskah kita dengan hati yang terbuka dan rendah hati di hadapan Tuhan dan bukannya berlagak seperti orang-orang Farisi yang selalu sombong dan melakukan semua kebajikan imannya di hadapan semua orang agar dilihat orang. Mari kita kita mulai bertobat.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: kita telah memasuki masa prapaskah, saat untuk berbenah diri secara batiniah dan lahiriah. Kedua, kita ikuti pesan Yesus untuk melakukan tiga kebajikan utama kita dengan ketulusan dan kejujuran dalam keheningan dan bukan untuk sekedar dipamerkan. Ketiga, setia dan tekun untuk menjalankan tiga kebajikan utama itu secara sembunyi agar “Bapamu yang melihat yang tersembunyi itu akan membalasnya kepadamu”.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.