Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Harian Katolik Minggu 25 Februari 2024, Gunung yang Tinggi
Mari simak Renungan Harian Katolik Minggu 25 Februari 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Pertobatan Sejati. Baca renungan katolik ini.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Oleh: Br. Pio Hayon, SVD
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik Minggu 25 Februari 2024.
Tema renungan harian katolik yaitu Pertobatan Sejati.
Renungan harian katolik disusun oleh Br. Pio Hayon, SVD.
Renungan harian katolik untuk Hari Minggu Pekan II Prapaskah, Warna Liturgi Ungu.
Baca dan renungkan secara baik Renungan harian Katolik hari minggu.
Baca juga: Bacaan Injil Katolik Hari Ini Minggu 25 Februari 2024 Prapaskah II Tahun B
Bacaan Pertama Kejadian 22:1-2.9a.10-13.15-18
Mazmur Tanggapan Mzm. 116:10.15.16-17.18-19
Bacaan Kedua Roma 8:31b-34
Bait Pengantar Injil Markus 9:7
Bacaan Injil Markus 9:2-10
Bacaan Pertama - Kejadian 22:1-2.9a.10-13.15-18
Setelah Abraham mendapat anak, Ishak, maka Allah mencobai Abraham. Allah berfirman kepada Abraham, "Abraham." Abraham menyahut, "Ya Tuhan."
Sabda Tuhan, "Ambillah anak tunggal kesayanganmu, yaitu Ishak, pergilah ke tanah Moria, dan persembahkanlah dia di sana sebagai kurban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
Maka sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepada Abraham. Abraham lalu mengulurkan tangannya, dan mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit, "Abraham, Abraham!" Sahut Abraham, "Ya Tuhan." Lalu Tuhan bersabda, "Jangan bunuh anak itu, dan jangan kauapa-apakan dia.
Kini Aku tahu bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
Lalu Abraham menoleh, dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar.
Diambilnya domba itu, dan dipersembahkannya sebagai kurban bakaran pengganti anaknya. Untuk kedua kali berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepada Abraham, kata-Nya, "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri demikianlah firman Tuhan Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,
maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut,
dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Melalui keturunanmulah segala bangsa di bumi akan mendapat berkat, sebab engkau mentaati sabda-Ku.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan - Mzm. 116:10.15.16-17.18-19
Ref. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan, di negeri orang-orang hidup.
Aku tetap percaya, sekalipun aku berkata, “Aku ini sangat tertindas!” Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu! Engkau telah melepaskan belengguku! Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan.
Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya, di pelataran rumah Tuhan, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem.
Bacaan Kedua - Roma 8:31b-34
Saudara-saudara, Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Allah bahkan tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya demi kita semua. Bagaimana mungkin Ia tidak menganugerahkan segalanya bersama Anak-Nya itu kepada kita?
Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?
Kristus Yesus yang telah wafat? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit? yang juga duduk di sebelah kanan Allah? yang malah menjadi Pembela bagi kita?
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil - Markus 9:7
Ref. Alleluya.
Dari dalam awan terdengarlah suara Allah Bapa, “Inilah Anak yang terkasih; dengarkanlah Dia.”
Bacaan Injil - Markus 9:2-10
Pada suatu hari Yesus berbicara tentang bagaimana Ia akan menderita sengsara. Sesudah itu Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes. dan bersama mereka naik ke sebuah gunung yang tinggi.
Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.
Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus.
Lalu Petrus kepada Yesus, “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini! Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.”
Petrus berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan.
Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara, “Inilah Anak yang terkasih, dengarkanlah Dia!” Dan sekonyong-konyong, waktu memandang sekeliling, mereka tidak lagi melihat seorang pun bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri.
Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorang pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati.
Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan “bangkit dari antara orang mati.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Gunung yang tinggi banyak dipakai orang sebagai simbol untuk hal-hal yang tinggi dan besar pula tapi juga harapan yang tinggi. Ada juga orang menggunakan simbol gunung yang tinggi juga untuk tempat mengasingkan diri dan untuk mencari sesuatu yang nilainya tinggi seperti mencari ilmu dan sebagainya.
Yang terpenting di sini adalah bahwa orang membuat gunung tinggi menjadi sebuah simbol hal yang luar biasa besar bagi hidup manusia. Dalam konteks kitab suci, gunung yang tinggi simbol tempat tinggal Allah, tempat untuk bertemu dengan Allah.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari minggu ini kita telah memasuki pekan prapaskah II. Gereja menyodorkan kepada kita bacaan-bacaan suci untuk direnungkan dan direfleksikan bagi kita. Dalam bacaan pertama berkisah tentang Abraham yang dicobai oleh Tuhan untuk mengorbankan anaknya Ishak di atas gunung Moria.
Tuhan meminta Abraham membawa anaknya Ishak untuk dikorbankan di atas gunung Moria yang tinggi itu dan Abraham tak pernah bertanya tentang hal itu tetapi langsung menuruti permintaan Tuhan. Dan ketika Abraham hendak membunuh anaknya, malaikat Tuhan menahannya dan Tuhan yakin bahwa Abraham adalah orang yang setia kepadaNya: “Kini Aku tahu bahwa engkau takut akan Allah dan engkau tak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepadaKu”.
Dalam pikiran Abraham hanyalah taat kepada perintah dan kehendak Allah dan tak ada pretensi apapun untuk menolak perintah Tuhan. Dari kesetiaan dan ketaatan Abraham ininilah dia dibobatkan menjadi Bapa Bangsa bagi semua kaum beriman. Dan anaknya Ishak menjadi selamat dan diganti dengan anak domba untuk dijadikan sebagai kurban bakaran untuk dipersembahkan kepada Allah sebagai pengganti anaknya. Peristiwa ini membawa berkat sendiri bagi Abraham: “Melalui keturunanmulah segala bangsa di bumi akan mendapat berkat.” Dia menjadi Bapa Bangsa bagi sekalian umat beriman.
Ketaatan dan kesetiaan pada kehendak Tuhan selalu membawa berkat bagi semua yang melaksanakannya karena ketakutan yang suci akan Allah. Dan dalam bacaan kedua, St. Paulus menegaskan bahwa Allah tak segan-segan mengorbankan AnakNya untuk menjadi Anak Domba demi keselamatan bagi banyak orang. Jika perjanjian lama, Abraham tak jadi mengorbankan anaknya Ishak, kini dalam perjajian Baru, Allah sendiri mengorbankan anakNya bagi keselamatan umat manusia.
Karena Yesus adalah Anak yang dikasihi oleh BapaNya. Ini terbukti dalam peristiwa di atas gunung Tabor itu. Ketika Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus ke atas gunung Tabor itu dan Yesus berubah rupa dan terlihat Yesus berada bersama Musa dan Elia. Dan Petrus mengambil waktu untuk menyampaikan isi hatinya: “Rabi, alangkah baiknya kita berada di tempat ini. Biarlah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia. Lalu terdengar suara pelantikan itu: “Inilah PuteraKu yang terkasih, dengarkanlah Dia.” Petrus dan teman-temannya hanya bisa menyaksikan semua hal yang terjadi itu tanpa bisa melakukan apa-apa. Karena seketika itu juga semuanya telah hilang dan hanya mereka bertiga bersama Yesus.
Penglihatan Petrus ini memberikan isyarat kepada kita bahwa pada kesempatan mereka naik ke atas gunung Tabor itu, mereka akhirnya bisa berjumpa dengan Yesus bersama Musa dan Elia dan bisa mendengar suara Tuhan. Yesus dilantik oleh Allah Bapa di hadapan orang-orang pilihanNya sendiri. Yesus masuk dalam ke kesadaran diriNya yang tertinggi sebagai Putera Allah dan seketika itu juga menyadari akan kehendak Allah BapaNya untuk siap masuk kota Yerusalem sebagai tempat Dia harus berkorban untuk menyelamatkan manusia. Kita kadang atau sering mendapat tugas dan tanggung jawab namun kita lupa untuk “naik ke atas gunung” kesadaran tertinggi kita untuk mencari dan menemukan kehendak Tuhan bagi kita. Maka marilah kita belajar untuk selalu terus mencari dan menemukan rencana dan kehendak Tuhan dengan cara menaikan kesadaran spiritual kita ke kesadaran tertinggi untuk bisa berjumpa dengan Tuhan sendiri.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: semua kita terpanggil sebagai murid-murid Tuhan dengan cara yang berbeda-beda. Kedua, dan kita selalu diajak untuk “naik ke atas gunun” bersama Yesus untuk menemukan Bapa dan kehendakNya untuk kita. Ketiga, selalu menaikan kesadaran spiritual kita pada level yang tinggi untuk dapat berjumpa dengan Tuhan dan menemukan kehendakNya bagi kita.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.