Gunung Lewotobi Erupsi

Pria Asal Dulipali Tak Hiraukan Larangan Penambangan Pasir di Lereng Lewotobi

Oknum warga Desa Dulipali di Kecamatan Ile Bura tak menghiraukan larangan menambang pasir karena ancaman bencana dari Gunung Lewotobi Laki-Laki.

|
Penulis: Paul Kabelen | Editor: Egy Moa
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
Salah satu lokasi galian C di Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur dengan radius sekira 5 Km dari Gunung Lewotobi. Gambar diambil bulan Januari 2024 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen.

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA- Galian material pasir dan batu di Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur ditutup sementara karena ancaman bencana Gunung Lewotobi Laki-laki. Namun larangan itu tak dihiraukan oleh Gole Puka.

Pasalnya, galian C yang menjadi pendapatan ekonomi sebagian besar warga Dulipali, Nobo, dan Nurabelen di lereng Gunung Lewotobi itu terus dilanda banjir lahar dingin hingga ke perumahan warga sejak Januari dan Februari 2024.

Pantauan TRIBUNFLORES.COM di perbatasan Nobo-Nurabelen, terdapat papan informasi di pintu masuk galian  berbinyu 'Dilarang Mengambil Material Golongan C'.

Meski dilarang, mencuat kabar bahwa masih ada aktivitas pengerukan dan penjualan pasir. Usut punya usut, rupanya seorang pria asal Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura.

Baca juga: Anggunya Pasir Putih dan Pemandangan Eksotis Gunung Lewotobi di Pantai Oa Flores Timur

 

Pria itu dikabarkan bernama Gole Puka. Dia tak menggubris dengan larangan menggalih material pasir di lokasi banjir lahar dingin dari Gunung Lewotobi Laki-laki.

Penjabat Kepala Desa Dulipali, Prudensia Dora Muda, membenarkan hal tersebut, Jumat, 1 Maret 2024. Menurutnya, meski terus ditegur, Gole Puka tetap menggalih pasir di lahan miliknya itu.

"Sudah disampaikan, sementara ditutup dulu sampai suasana tenang. Habis tegur, satu dua hari buka lagi," ungkapnya.

Lokasi yang digalih itu berada di wilayah Ojan, salah satu tempat Galian C di bagian utara Gunung Lewotobi Laki-laki. Lokasi itu juga terimbas banjir lahar dingin yang terbelah ke beberapa kawah termasuk ke Desa Dulipali.

Baca juga: Aplikasi Sirekap Memicu Cekcok KPU Flores Timur dengan Ketua Bawaslu

Prudensia mendengar kabar bahwa ada warga dari desa tetangga melaporkan Gole Puka ke aparat kepolisian. Pengaduan itu diduga buntut dari protes warga karena masih ada aktivitas jual-beli material di zona terlarang.

"Semacam ada protes karena pasir di Nobo sudah tutup, sementara di sini ada jual beli pasir," katanya.

Kepala Kepolisian Sektor Wulanggitang, Iptu Nyoman Karwadi, mengaku belum menerima laporan soal masalah galian pasir.  "Belum ada laporan yang masuk," ujarnya saat dikonfirmasi. *

Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved