Renungan Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 2 Maret 2024, Hidup dengan Kasih dan Pengampunan
Mari simak Renungan Harian Katolik Sabtu 2 Maret 2024.Judul renungan harian katolik yaitu Hidup dengan Kasih dan Pengampunan.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Bacaan ini mengisahkan perumpamaan Anak yang Hilang, Perumpamaan ini menggambarkan kasih dan belas kasihan yang besar dari seorang ayah terhadap anaknya yang tersesat dan kemudian kembali kepada ayahnya.
Pada awal cerita, sang anak bungsu meminta warisan bagian hartanya dari ayahnya dan kemudian pergi ke negeri yang jauh, hidup mewah, dan memboroskan harta miliknya dalam hidup yang tidak bertanggung jawab.
Setelah kehidupannya jatuh dalam kesulitan dan kesusahan, ia menyadari kesalahan-kesalahannya dan memutuskan untuk kembali kepada ayahnya. Meskipun merasa tidak layak lagi, ia berharap bisa menjadi seperti salah satu upahan ayahnya.
Sang ayah, yang telah merindukan anaknya, melihat anaknya dari jauh dan mengasihi dia dengan kasih yang besar.
Ayah itu tidak hanya mencium dan merangkulnya, tetapi juga memerintahkan pengiringnya untuk membawa jubah terbaik dan mengenakan cincin dan sepatu pada anaknya.
Ayah itu memperlihatkan kegembiraannya dengan menyembelih anak lembu tambun dan mengadakan perayaan yang besar untuk merayakan kepulangan anaknya.
Namun, kakak sulung anak yang hilang tidak senang dengan penerimaan ini. Ia merasa tidak adil bahwa ayahnya sedang menyambut kembalinya kakaknya yang melanggar perintah dan hidup berfoya-foya. Ia mengeluh bahwa ia selalu setia melayani ayahnya tanpa pernah mendapatkan hadiah seperti ini.
Dalam cerita ini, sang ayah mewakili Tuhan, sementara anak yang hilang mewakili orang berdosa yang merasa terpisah dari kasih dan kerajaan Allah.
Ayah dalam cerita adalah gambaran kasih karunia Allah yang tak terbatas dan belas kasihan-Nya terhadap semua orang yang tersesat dan siap menerima mereka kembali.
Renungan dari perumpamaan ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya kasih dan pengampunan. Kasih dan belas kasihan Allah tidak terbatas dan tidak memandang dosa kita, tetapi selalu siap menerima kita kembali ketika kita kembali kepada-Nya dengan tulus.
Ini juga mengajarkan tentang pentingnya sikap terbuka dan suka mengampuni terhadap orang-orang yang memiliki kesalahan dan kesalahan di hidup mereka.
Kita harus belajar untuk mengasihani, memberikan pengampunan, dan merayakan setiap kali orang yang tersesat kembali kepada Allah.
Perumpamaan ini juga mengajarkan bahwa setia dan patuh kepada Allah bukanlah suatu alasan untuk merasa lebih baik daripada orang lain.
Kita tidak boleh iri hati atau membenci mereka yang pulang kepada Allah setelah melakukan kesalahan.
Sebagai anak-anak Allah, kita semua dipanggil untuk menyambut orang yang kembali kepada-Nya dengan sukacita dan merayakan pemulihan mereka.
Semoga perumpamaan ini mengingatkan kita tentang kasih tanpa syarat Allah dan menginspirasi kita untuk hidup dengan kasih dan pengampunan kepada sesama, serta menerima mereka dengan sukacita saat mereka kembali kepada-Nya.
Doa Penutup
Allah Bapa kami sumber cahaya mulia, di dunia ini kami sudah Kauperkenankan mencicipi hidup surgawi.
Semoga terang-Mu membimbing kami seumur hidup hingga akhirnya kami memasuki cahaya-Mu yang abadi.
Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin. (Sumber renungan katolik.id).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.