Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Harian Katolik Selasa 5 Maret 2024, Sampai Berapa Kali?
Mari simak Renungan Harian Katolik Selasa 6 Maret 2024.Judul renungan harian katolik yaitu Sampai Berapa Kali?.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Oleh : Br. Pio Hayon, SVD
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik Selasa 6 Maret 2024.
Judul renungan harian katolik yaitu Sampai Berapa Kali?.
Renungan harian katolik disusun oleh Br. Pio Hayon, SVD.
Renungan harian katolik disiapkan untuk pekan Prapaskah III dan peringatan Santo Yohanes Yosef, Pengaku Iman, Santo Eusebius dari Kremoana, Pengaku Iman, Gerasimos, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Ungu.
Baca juga: Bacaan Injil Katolik Hari Ini Selasa 5 Maret 2024 Pekan III Prapaskah
Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Selasa 5 Maret 2024 adalah sebagai berikut:
Bacaan Pertama Daniel 3:25.34-43
"Semoga kami diterima balik karena jiwa yang remuk redam dan roh yang rendah."
Tatkala dicampakkan ke dalam tanur api, Azarya berdiri dan berdoa; ia membuka mulut di tengah-tengah api itu, katanya, “Demi nama-Mu, ya Tuhan, janganlah kami Kautolak selamanya,
dan janganlah Kaubatalkan perjanjian-Mu; janganlah Kautarik kembali dari pada kami belas kasihan-Mu, demi Abraham kekasih-Mu, demi Ishak hamba-Mu, dan demi Israel,
orang suci-Mu, yang kepadanya Engkau telah berjanji memperbanyak keturunan mereka menjadi laksana bintang-bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut.
Ya Tuhan, jumlah kami telah menjadi paling kecil di antara sekalian bangsa, dan sekarang kami pun dianggap rendah di seluruh bumi oleh karena dosa kami.
Dewasa ini pun tidak ada pemuka, nabi atau penguasa, tiada kurban bakaran atau kurban sembelihan, kurban sajian atau ukupan; tidak ada pula tempat untuk mempersembahkan buah bungaran kepada-Mu dan mendapat belas kasihan.
Tetapi semoga kami diterima baik, karena jiwa yang remuk redam dan roh yang rendah, seolah-olah kami datang membawa kurban domba dan lembu serta ribuan anak domba tambun.
Demikian hendaknya kurban kami di hadapan-Mu pada hari ini berkenan seluruhnya kepada-Mu. Sebab tidak dikecewakanlah mereka yang percaya kepada-Mu. Kini kami mengikuti Engkau dengan segenap jiwa dan dengan takwa kepada-Mu, dan wajah-Mu kami cari.
Janganlah kami Kaupermalukan, tetapi perlakukanlah kami sesuai dengan kemurahan-Mu dan menurut besarnya belas kasihan-Mu. Lepaskanlah kami sesuai dengan perbuatan-Mu yang ajaib, dan nyatakanlah kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 25:4b-5b.6-7c.8-9
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.
Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab emuanya itu sudah ada sejak purbakala. Ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.
Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.
Bait Pengantar Injil Yoel 2:12
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hati, sabda Tuhan, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.
Bacaan Injil Matius 18:21-35
"Jika kamu tidak mau mengampuni saudaramu, Bapa pun tidak akan mengampuni kamu."
Sekali peristiwa Petrus datang kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?”
Yesus berkata kepadanya, “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
Ketika ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isteri dan segala miliknya untuk membayar hutangnya.
Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskan segala hutang itu. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
Maka raja itu menyuruh memanggil hamba pertama tadi dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat! Seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonnya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?
Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Demikianlah Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Pernyataan tentang sampai berapa kali merujuk kepada angka akan sesuatu hal. Dalam hidup kita memang kita sering sekali dijejali oleh berbagai macam angka dari semua kegiatan kita. Apalagi kalau kerja kita harus dihitung dengan angka karena harus mendapat penilaian semua laporan kinerja kita. Ada banyak tuntutan yang harus dipenuhi dan itu selalu disesuaikan dengan angka-angka. Jika tidak memenuhi target maka kita dianggap kalah apalagi itu masuk dalam dunia bisnis yang selalu menggunakan angka target selalu. Namun yang terpenting di sini adalah waktu itu kadang tidak punya arti sama sekali di hadapan Tuhan.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari ini kita kembali lagi disegarkan dengan bacaan-bacaan suci untuk direnungkan dan direfleksikan bagi kehidupan kita. Dari bacaan pertama nubuat Daniel yang mengisahkan tentang Ananiya, Azarya, dan Misael yang dicampakkan ke dalam tanur api yang menyala-nyala oleh perintah Nebukadnesar dan pada kesempatan itu Azarya berdiri dan berdoa di dalam nyala api yang bernyala-nyala itu: “Demi namaMu ya Tuhan, janganlah kami Kautolak selamanya, dan janganlah Kaubatalkan perjanjianMu; janganlah Kautarik kembali daripada kami belaskasihanMu dan demi Israel orang suciMu yang kepadanya Engkau telah berjanji memperbanyak keturunan mereka menjadi laksana bintang-bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut.”
Daniel tulisan ratapannya mengingat-ingat kembali semua yang telah dijanjikan Allah bagi umatNya Israel dan meminta Tuhan agar tidak membiarkan Israel jatuh dalam kesesakan dan menjadi bangsa yang hancur karena sudah bersalah kepada Allah. Seruan demi seruan disampaikan demi namaNya yang Kudus, Tuhan seharusnya membebaskan umatNya Israel menurut belaskasihanMu dengan perbuatan-perbuatanNya yang ajaib. Namun satu hal yang penting agar umatNya dapat selamat menurut versi Yesus adalah dengan cara mengampuni. Pengajaran tentang mengampuni ini dimulai ketika Petrus bertanya kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Petrus dalam hal ini menjadi wakil dari para murid Yesus untuk memberikan pertanyaan soal pengampunan.
Bagi Petrus pernyataannya pasti mungkin akan dikonfirmasi dengan baik karena menyebutkan 7 kali orang harus mengampuni karena bagi bangsa Yahudi, angka tujuh adalah angka sempurna sehingga itu dirasa cukup dalam mengampuni kesalahan orang. Di luar dugaan, Yesus menjawab sangat berbeda: “Bukan! Aku berkata kepadamu: bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Ungkapan Yesus tentang pengampunan ini pasti mendapat reaksi yang akan berbeda dari para muridNya karena jauh melebihi apa yang disangkakan oleh semua mereka terlebih Petrus yang menanyakan soal ini. Kalau kita membuat atau menterjemahkan pernyataan Yesus “melainkan tujuh puluh kali tujuh kali” soal pengampunan itu dalam bentuk angka akan menjadi seperti ini: “70 x 7 x ...” itu berarti dibelakang angka tujuh itu masih ada kali (x) maka kita boleh simpulkan bahwa bagi Yesus pengampunan itu tidak sekedar begitu saja tetapi bagi pengikutNya pengampunan itu tanpa batas sampai kapan pun.
Seorang pengikutNya harus mampu berbuat lebih dari biasanya: “Bukan sampai tujuh kali, melainkan tanpa batas, 70x7x... dan itu ditunjukkannya dalam perumpamaan yang disampaikan Yesus tentang seorang raja yang telah mengampuni hambanya yang berhutang kepadanya dan diampuni. Namun hamba itu ternyata tidak mengampuni saudaranya yang berhutang lebih kecil dari padanya malahan menyerahkan temannya ke dalam penjara. Bagi Raja itu, tindakan hambanya ini berlebihan. Dia yang sudah diampuni karena telah berhutang banyak kepada raja seharusnya mengampuni temannya yang berhutang lebih rendah. Maka hamba itu akhirnya dipejarakan.
Pesannya jelas, mengampuni adalah jalan pembebasan dan bukannya memperhitungkan apalagi menghakimi orang lain yang ternyata dosanya lebih ringan dari kita. Kita memang cenderung jatuh pada kesalahan yang satu ini yaitu menghakimi orang lain tanpa melihat diri sendiri. Marilah kita belajar untuk selalu rendah hati memberi pengampunan karena pada dasarnya kita juga berdosa.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: kita perlu sadar sesungguhnya bahwa kita semua adalah manusia berdosa. Kedua, kecil atau sebesar apapun dosa kita, kita tidak punya hak untuk menghakimi orang lain. Ketiga, pengampunan itu tanpa batas dan bukan sebatas angka, karena belaskasihan Allah selalu tanpa batas.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.