Bacaan Liturgi Katolik
Bacaan Liturgi Hari Ini Kamis 7 Maret 2024 Masa Biasa Pekan III Prapaskah
Mari simak bacaan Liturgi hari ini Kamis 7 Maret 2024.Bacaan hari Kamis: Yer. 7:23-28; Mzm. 95:1-2,6-7,8-9; Luk. 11:14-23 dan BcO Kel 34:10-28.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Kel 34:24 sebab Aku akan menghalau bangsa-bangsa dari depanmu dan meluaskan daerahmu; dan tiada seorangpun yang akan mengingini negerimu, apabila engkau pergi untuk menghadap ke hadirat TUHAN, Allahmu, tiga kali setahun.
Kel 34:25 Janganlah darah korban sembelihan yang kepada-Ku kaupersembahkan beserta sesuatu yang beragi, dan janganlah ada dari korban sembelihan pada hari raya Paskah bermalam sampai pagi.
Kel 34:26 Yang terbaik dari buah bungaran hasil tanahmu haruslah kaubawa ke dalam rumah TUHAN, Allahmu. Janganlah engkau masak anak kambing dalam susu induknya."
Kel 34:27 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tuliskanlah segala firman ini, sebab berdasarkan firman ini telah Kuadakan perjanjian dengan engkau dan dengan Israel."
Kel 34:28 Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman.
Santo-Santa 7 Maret
Santa Perpetua dan Filisitas, Martir
Kedua orang kudus ini hidup di Kartago, Afrika Utara. Perpetua adalah seorang ibu muda yang berusia 22 tahun. Ketika ia ditangkap karena imannya, ia sedang mengandung anaknya yang pertama. Felisitas adalah pelayan Perpetua. Ia juga ditangkap bersama dengan Perpetua.
Di dalam penjara, Perpetua diolok-olok oleh para serdadu kafir. Tetapi dengan tenang Perpetua berkata: "Sekarang adalah giliranku untuk menderita. Tetapi akan tiba saatnya aku akan berbagia, dan kamu yang akan menanggung penderitaan lebih besar daripada yang kualami sekarang ini."
Ayah Perpetua yang belum menjadi Kristen turut merasakan penderitaan yang dialami oleh anaknya. Ia datang ke penjara untuk membujuknya mutrad dari imannya. Ia dengan setia mengikuti Perpetua hingga ke pengadilan. Di sana ia dipukul oleh para serdadu dengan pukulan bertubi-tubi.
Seperti ayahnya, Perpetua sungguh merasa sakit hati melihat perlakuan para serdadu terhadap ayahnya. Meskipun begitu, baginya mati karena Kristus lebih mulia daripada mutrad karena sayang kepada ayahnya.
Bersama dengan Perpetua dan Felisitas, banyak juga orang Kristen yang lain yang ditangkap dan dipenjarakan. Mereka senasib sepenanggungan di dalam penderitaan yang ditimpakan pada mereka. Mereka saling meneguhkan agar tidak seorang pun lemah imannya dan menjadi mutrad.
Sementara itu di dalam penjara Perpetua mengalami suatu penglihatan ajaib. Seberkas cahaya surgawi bersinar terang benderang di ruang penjaranya. Di dalam cahaya itu, ia melihat dirinya bersama semua orang Kristen lainnya berarak memasuki kemuliaan surgawi.
Perpetua dan orang-orang Kristen lainnya dimasukkan ke dalam gelanggang binatang buas yang kelaparan. Di sana mereka di terkam dan di koyak-koyak pleh binatang-binatang buas itu hingga mati. (sumber iman katolik.com).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.