Rehat Sejenak di Lembah Detusoko Ende, Nikmati Kopi dengan Pemandangan Sawah

TRIBUNFLORES.COM, ENDE- Jalur Trans Flores dikenal dengan lintasan yang berliku di lereng perbukitan Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Melakukan perjalanan dari arah barat ke timur atau sebaliknya, harus melewati jalan Trans Flores yang meliuk dengan tikungan tajam.

Namun jalur yang disebut kejam ini memiliki penawar rasa lelah mungkin juga obat mabuk perjalanan, seperti persinggahan di lembah Desa Detusoko Barat, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Lekat strategis Ekowisata Detusoko Barat, tepat di pinggir jalur Trans Flores. Hamparan persawahan terasering, sungai, perbukitan hijau dan rumah penduduk seolah menawar pelintas untuk berhenti.

Sejumlah kafe sederhana dengan pemandangan persawahan, sungai dan bukit menyajikan kuliner minuman seperti kopi hingga makanan berat.

Baca juga: Ekowisata Detusoko di Ende NTT, Tawarkan Banyak Aktivitas Wisata Seru

Spot kuliner pinggir sawah di jalur Trans Flores, Detusoko Barat ini kerap disinggahi pengendara atau wisatawan untuk rehat sejenak usai menakluki ratusan tikungan tajam.

Sekadar meneguk segelas kopi hangat khas Detusoko dengan harum menggoda atau menikmati semangko mie dana makanan lainnya.

Dukuk santai sembari melihat pesona alam yang menawan, sejuk dan memanjakan mata. Kemudian melanjutkan perjalanan menghitung tikungan tajam Trans Flores yang melewati lereng dan lembah perbukitan Pulau Flores.

Detusoko Ecotourism

Desa Wisata Detusoko Barat menyulap potensi alam dan budaya menjadi ekowisata yang kini dikenal Detusoko Ecotourism. Salah satu desa wisata unggulan Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Letak Ekowisata Detusoko ini terbilang strategis karena berada di Jalur Trans Flores Ende. Memudahkan wisatawan atau pelintas jalan untuk singgah di tempat wisata ini.

Ekowisata Detusoko Barat salah satu desa di Kecamatan Detusoko dan penyangga Taman Nasional Kelimutu. Topografi perbukitan yang asrih, lembah dengan hamparan sawah dikembangkan jadi destinasi wisata.