Santu dan Santa
Peringatan Santu dan Santa Hari Ini Selasa 12 Maret 2024 Lengkap Cerita Iman
Mari simak Peringatan Santu dan Santa hari ini Selasa 12 Maret 2024.Santo Theofanus, Biarawan dan Sejarahwan.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Gregorius lahir di Eropa pada tahun 540. Ibunya Silvia dan dua orang tantenya, Tarsilla dan Aemiliana, dihormati pula sebagai orang Kudus di dalam gereja.
Ayahnya, Gordianus, tergolong orang yang kaya raya; memiliki banyak tanah di Sicilia, dan sebuah rumah indah di lembah bukit Coelian di Roma. Selama masa kanak-kanaknya, ia mengalami suasana pendudukan suku Goth, Jerman atas kota Roma; mengalami berkurangnya penduduk kota Roma dan kacaunya kehidupan kota. Meskipun demikian, Gregorius menerima suatu pendidikan yang memadai. Ia pandai sekali dalam pelajaran tata bahasa, retorik dan dialektika.
Karena posisinya diantara keluarga-keluarga aristokrat (bangsawan) sangat menonjol, Gregorius dengan mudah terlibat dalam kehidupan umum kemasyarakatan, dan memimpin sejumlah kecil kantor. Pada usia 33 tahun, ia menjadi Prefek kota Roma, suatu kedudukan tinggi dan terhormat dalam dunia politik roma pada saat itu. Dua tahun kemudian ia meletakkan jabatan itu, dan mengumumkan niatnya untuk menjalani kehidupan membiara.
Untuk itu ia mendirikan sebuah biara kecil di rumahnya sendiri di Coelian. Selain biara rumahnya sendiri itu, biara Santo Andreas, ia mendirikan enam biara lainnya di atas tanah milik ayahnya di Sicilia.
Meski ia menjadi seorang biarawan, seluruh waktunya tidak ia gunakan saja untuk berdoa. Ia juga aktif terlibat dalam urusan lainnya. Pada tahun 578, ia ditabhiskan sebagai diakon di Roma. Setahun kemudian Sri Paus Pelagius II (579-590) menunjuk dia sebagai duta besar untuk kekaisaran Konstantinopel.
Pengalaman kerjanya selama enam tahun di Konstantinopel menyakinkan dirinya bahwa kekaisaran timur itu tidak dapat disandarkan sepenuhnya pada bantuan Roma dan kekaisaran Barat. Sekembalinya ke Roma pada tahun 586, ia dipilih menjadi Abbas biara Santo Andreas yang didirikannya. Pertemuannya dengan beberapa pemuda Inggris yang bekerja di Pasar Roma menggerakkan hatinya untuk menjadi seorang misionaris di Inggris.
Untuk itu, ia mengajukan permohonan kepada Sri Paus untuk berkarya disana. Tetapi permohonan ini ditolak oleh orang-orang Roma. Ketika Sri Paus Pelagius II meninggal dunia pada 7 Februari 590, para imam dan seluruh umat di Roma memilih dia menjadi Paus menggantikan Pelagius II. Ia memimpin gereja selama 14 tahun dari tahun 590-604.
Berbagai masalah yang melanda Gereja selama masa kepemimpinannya ditanganinya dengan bijaksana. Ia mempekerjakan pertani-petani di bawah pengawasan orang-orang yang terampil guna mengolah tanah yang diwariskan kepada Gereja. Uang iuran wajib yang diberikan petani-petani itu digunkannya untuk membantu para fakir miskin dan para pengungsi yang membanjiri kota Roma.
Sejalan dengan pelayanannya terhadap orang-orang miskin itu, ia dengan semangat melaksanakan karya pewartaan Injil dan pengajaran agama, sambil tetap melanjutkan pekerjaan menulis karya-karya yang besar. Tulisan-tulisan inilah yang membuat dia digelari sebagai ‘Pujangga Gereja". Perhatian Gregorius terhadap pelbagai urusan tidak hanya terbatas di Roma dan Italia, tetapi juga mengjangkau wilayah-wilayah dimana Gereja telah didirikan.
Ia menaruh perhatian besar kepada Uskup-uskup Perancis dan perkembangan umat disana. Dengan cermat dan tegas ia mengawasi semua aspek kegiatan Gereja. Terhadap penyimpangan-penyimpangan dalam perayaan liturgi menurut kebiasaan Romawi, ia bersikap toleran. Namun ia bersikap tegas terhadap setiap pelanggaran hak-hak Paus.
Pemilihan seorang Uskup baru untuk wilayah-wilayah keuskupan yang kosong harus dilakukan seturut peraturan gereja yang berlaku. Ia mewajibkan para imam untuk mempelajari dan menaati peraturan-peraturan Gereja yang melarang mereka untuk menikah. Pengaruhnya yang besar dalam negara dimanfaatkannya untuk membebaskan imam-imam dari yurisdiksi negara.
Dengan tangkas, lembut dan bijaksana, ia menangani berbagai masalah gereja yang rumit. Pengaruhnya yang besar dimanfaatkannya untuk membereskan berbagai kesulitan di semua keuskupan yang jauh dari Roma.
Tanpa takut ia menegaskan hak-hak Tahkta Suci di hadapan Patriakh Kontantinopel. Keputusan-keputusan para Uskup di seluruh wilayah gerejawi, termasuk wilayah-wilayah yang ada di Patriakat Konstantinopel, harus disetujui dan disahkan oleh tahkta Suci.
Kepemimpinan Gregorius I ditandai oleh suatu kesuksesan besar yakni terciptanya hubungan baik antara negara dan gereja. Ia melihat negara dan gereja sebagai lembaga yang sama-sama didirikan oleh Allah. Oleh karena itu, keduanya harus bekerja sama dan saling mendukung dalam semangat kesatuan, meskipun harus harus tetap mengenal batas-batas wewenang masing-masing.
Paus dan Kaisar sama-sama diangkat untuk melayani masyarakat Kristen yang sama. Pergolakan-pergolakan besar yang terjadi pada abad ke enam membuat Gregorius berkeyakinan bahwa negara harus bertindak sebagai kekuatan duniawi dari gereja dalam menghadapi tantangan-tantangan bidaah dan penyembahan berhala.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/GEREJA-TUA-SIKKA-FLORES.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.