Renungan Katolik

Teks Misa Hari Minggu 17 Maret 2024 dan Renungan Harian Katolik

Mari simak Teks Misa Hari Minggu 17 Maret 2024.Teks misa hari minggu lengkap Renungan Harian Katolik.Teks misa minggu untuk pekan V Prapaskah 2024.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
GEREJA TUA LENGKO AJANG - Gereja Tua Lengko Ajang di Manggarai Timur, NTT. Mari simak Teks Misa Hari Minggu 17 Maret 2024.Teks misa hari minggu lengkap Renungan Harian Katolik.Teks misa minggu untuk pekan V Prapaskah 2024. 

Oleh: Pater Petrus Cristologus Dhogo, SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Teks Misa Hari Minggu 17 Maret 2024.

Teks misa hari minggu lengkap Renungan Harian Katolik.

Teks misa hari minggu untuk pekan V Prapaskah 2024 tahun B.

Teks misa hari minggu disusun oleh Pater Petrus Cristologus Dhogo, SVD.

Baca juga: Surat Gembala Paskah 2024, Uskup Ruteng Mgr Siprianus Hormat Bicara soal Ekologis

 

Para Petugas Liturgi berkumpul di sakristi. Pada meja perayaan disiapkan lilin bernyala yang mengapiti salib. Untuk bacaan, siapkan Alkitab. Untuk nyanyian, bisa siapkan buku nyanyian.

Sedapat mungkin, untuk kekhusukan suasana, alat-alat komunikasi dimatikan. Ketika memulai, Pemimpin (P) berkata, “Penolong kita ialah Tuhan”, dan yang lain menyahut, “Yang menjadikan langit dan bumi”.

Kemudian dinyanyikan lagu pembuka untuk masa Prapaskah.

NB. Keterangan tentang lagu diberi warna ungu.

01. TANDA SALIB DAN SALAM

P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.

U : Amin.

P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.

U : Sekarang dan selama-lamanya.

02. KATA PEMBUKA

P : Hari ini kita merayakan Hari Minggu Kelima dalam Masa Prapaskah. Bacaan pertama, yang diambil dari kitab Yeremia, mengungkapkan rencana Tuhan untuk menuliskan perjanjian keselamatan-Nya di dalam hati setiap orang. Jika dahulu, perjanjian itu ditulis pada dua loh batu, maka kini perjanjian itu akan ditulis di dalam hati, sehingga orang mengingatnya dengan baik. Kita pun diundang untuk membuka hati kita agar Tuhan dapat menyentuhNya dan menuliskan hukum-Nya di dalam hati kita. Bacaan kedua, yang diambil dari surat kepada orang Ibrani, menggambarkan kepada kita perjuangan Yesus untuk menyelamatkan kita. Dia mengalami penderitaan, namun karena cinta-Nya bagi kita, Dia rela wafat. “Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.” Sekali lagi kita diajak untuk membuka hati kita dan
menerima rahmat keselamatan ini. Sedangkan dalam bacaan Injil, kita akan mendengarkan pemberitaan Yesus tentang kematian-Nya. Ia mengibaratkan kematian-Nya sebagai biji gandum yang jatuh ke tanah, bertumbuh dan menghasilkan banyak buah. Semoga kita yang mengimani Kristus, dapat bertumbuh dalam iman dan menghasilkan buah kebaikan. [hening sejenak]

03. TOBAT DAN PERMOHONAN AMPUN

P : Marilah menyesali dan mengakui bahwa kita telah berdosa, supaya kita siap mendengarkan Sabda
Allah, Terang dan Pedoman hidup kita.
U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa, dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
P : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.

04. DOA PEMBUKA

P : Marilah kita berdoa, [hening sejenak] Tuhan yang mahakuasa, kami bersyukur atas rahmat kehidupan yang Engkau berikan kepada kami. Terutama kami berterima kasih karena karunia keselamatan yang terjadi dalam dan melalui Yesus Kristus, Putra-Mu. Semoga kami mampu untuk mematikan dosa dan kesalahan kami, agar kami dapat masuk ke dalam kerajaan-Mu kelak. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.
U : Amin.

05. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN

P : Marilah kita membuka hati kita untuk mendengarkan Sabda Tuhan dan menerimanya agar Sabda
Tuhan menjadi pelita iman kita dan tongkat
penuntun jalan hidup kita.
[Bacaan dibacakan dari Alkitab]

06. BACAAN PERTAMA (Yer. 31:31-34)

L : Bacaan dari Kitab Yeremia. Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN. Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan
mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka."
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.

07. MENDARASKAN MAZMUR TANGGAPAN

Refren:

Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah

Mzm. 51:3-4, 12-13, 14-15

Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! (Refren)

Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! (Refren)

Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela! Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu. (Refren)

08. BACAAN KEDUA (Ibr. 5:7-9)

L : Bacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.

09. BAIT PENGANTAR INJIL (Yoh. 12:26)

P : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
P : Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku,* dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku
akan berada.
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal

10. INJIL (Yoh. 12:20-33)

P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus Kristus menurut Yohanes. Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. Kemudian Pemimpin membacakan Injil. Di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang Yunani. Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: "Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus." Filipus pergi memberitahukannya kepada Andreas; Andreas dan Filipus menyampaikannya pula kepada Yesus. Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah
tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa. Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Bapa, muliakanlah nama-Mu!" Maka terdengarlah suara dari sorga: "Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!" Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya berkata, bahwa itu bunyi guntur Ada pula yang berkata: "Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia." Jawab Yesus: "Suara itu telah terdengar bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu. Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.

11. RENUNGAN SINGKAT

Bacaan Injil yang kita dengarkan tadi mengisahkan dengan jelas tentang kematian yang akan dihadapi Yesus. Yesus mengetahui cara kematian-Nya, namun Ia memberikan harapan dari kematian-Nya itu. Ada
dua harapan bagi kita. Pertama, kematian-Nya merupakan awal permulaan yang lebih banyak. Yesus mengumpamakan kematianNya sebagai sebuah benih. Benih itu jatuh ke tanah. Kelihatannya benih itu mati, namun ternyata ia bertumbuh dan menghasilkan lebih banyak buah lagi. Kata-kata Yesus ini mengundang kita untuk menyiapkan hati kita bagi benih keselamatan. Selama masa Prapaskah ini, kita bersihkan hati kita agar ia menjadi lahan yang baik bagi benih Sabda yang hendak ditaburkan dalam hati kita. Melalui Nabi Yeremia, Tuhan menyatakan keinginan-Nya untuk menuliskan Sabda itu di dalam hati kita. Ia mau agar benih Sabda itu bertumbuh dan menggerakkan seluruh hidup kita, sehingga hidup kita menjadi lebih menghasilkan buah-buah kebaikan. Kedua, kematian-Nya akan menarik banyak orang kepada-Nya dan kepada keselamatan. Yesus tidak bersalah dan tidak layak dihukum mati. Ia mati karena difitnah. Ia menjadi korban kebencian dan iri hati. Namun, Ia menerima semuanya, termasuk menerima penghinaan dan kekejaman. Penerimaan ini membuat orang bertanya-tanya dan ingin mencari tahu lebih jauh, mengapa Ia rela mati padahal Ia tidak bersalah. Itulah cara Yesus menarik banyak orang kepada-Nya. Hingga kini, salib bukan lagi menakutkan melainkan diterima sebagai tanda kemenangan. Yesus menarik kita dengan salib-Nya. Ia mengajak kita
untuk tidak boleh takut menderita. Kadangkala orang benar malah dipersalahkan atau ditertawakan. Yesus memberikan kekuatan agar kita bisa melihat kepadaNya dan bertahan dalam penderitaan kita. Ketika kita menderita, pandanglah salib Tuhan dan Yesus yang bergantung pada-Nya. Itulah cara Yesus menarik kita untuk tetap kuat dalam iman kita dan mempersatukan kita dengan-Nya.

12. HENING SEJENAK

13. SYAHADAT

P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..

14. DOA UMAT

P : Kristus telah wafat demi menyelamatkan kita. Mari kita menyampaikan doa-doa permohonan kita dengan pengantaraan-Nya kepada Allah Bapa kita.
P : Semoga para pemimpin Gereja selalu diteguhkan sehingga mereka mampu menguatkan seluruh umat untuk bertumbuh dalam iman dan dalam kebaikan. Marilah kita mohon….
P : Semoga para pemimpin bangsa dan negara bersedia mengorbankan kepentingan diri mereka sendiri demi menumbuhkan kesejahteraan rohanijasmani dari orang-orang yang dipercayakan dalam pelayanan mereka. Marilah kita mohon….
P : Semoga mereka yang sedang mengalami kesusahan, tidak kehilangan iman dan harapan, tetapi mendapatkan peneguhan untuk tetap bertahan sehingga mereka makin kuat bertumbuh dalam iman dan kepribadian mereka. Marilah kita mohon….
P : Semoga kita semua membuka hati kita agar benih Sabda Tuhan dapat bertumbuh di dalam hati kita dan menghasilkan buah-buah kebaikan dalam hidup kita. Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Demikianlah ya Bapa, doa-doa permohonan yang kami sampaikan ke hadirat-Mu. Kabulkanlah demi jasa Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin

15. KOLEKTE

[Selanjutnya ada pengumpulan kolekte sebagai perwujudan cinta kepada Sang Sabda dan kepada sesama yang berkekurangan, diiringi lagu yang sesuai. Kolekte dikumpulkan lalu dihantar dan diletakkan di depan mimbar] diiringi lagu persembahan yang bernada Syukur Kepada Tuhan atau Ajakan Berbagi.

16. DOA PUJIAN

[Sesudah Kolekte, Pemimpin membawakan Doa Pujian sambil berdiri di depan umat, menghadap ke altar dan umat berdiri dan setiap kali mendaraskan aklamasi bersama.]
P : Saudara-saudari terkasih, Allah Bapa yang mahakuasa, telah memberi anugerah kehidupan kepada kita yang tak ternilai, agar kita rela menyalurkan kembali rahmat yang kita terima dariAllah. Maka marilah kita berseru: Sungguh agung karya-Mu, Tuhan.
U : Sungguh agung karya-Mu, Tuhan.
P : Bapa yang maharahim, perhatian-Mu kepada orangorang yang meninggal sungguh besar. Karya-Mu sungguh-sungguh mengagumkan: orang mati Engkau hidupkan. Maka kami berseru:
U : Sungguh agung karya-Mu, Tuhan.
P : Ya Bapa, Engkau mengutus Putra-Mu, Yesus Kristus, datang ke tengah-tengah kami, menghibur keluarga-keluarga yang sedang berduka karena kematian salah satu anggotanya. Maka kami berseru:
U : Sungguh agung karya-Mu, Tuhan.
P : Engkau telah mengutus Yesus, Putra-Mu sebagai Gembala yang Baik, yang selalu mencari domba yang tersesat dan mengajak berpesta serta bersukaria ketika menemukannya. Maka kami berseru:
U : Sungguh agung karya-Mu, Tuhan.
P : Atas segala kerahiman dan kebaikan-Mu, ya Bapa, kami sangat berterima kasih, dan dengan hati gembira kami akan tetap mengikuti-Mu. Maka kami berseru:
U : Sungguh agung karya-Mu, Tuhan.
P : Maka ya Bapa, dengan gembira hati, bersama seluruh umat beriman, dalam kesatuan dengan Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki setempat], kami melambungkan madah pujian bagi-Mu dengan berseru: Umat menyanyikan Lagu Pujian yang sesuai, misalnya: “O Yesus, Putra Bapa“, PS 483.

Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2) tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati
komuni batin/rindu (lihat cara B).

17A. Cara A: DENGAN KOMUNI

Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami sambil berdiri.
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka dalam persatuan dengan saudara-saudari separoki yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]

18A. BAPA KAMI Berdiri

P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.

19A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI

Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin berlutut menghormati Sakramen Mahakudus, lalu menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat: Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuanNya. Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh. Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.
Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni.
----------------------------------------------------------------------------------------------
17B. Cara B. TANPA KOMUNI

P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni kudus. Meskipun demikian, marilah kita menghayati kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati kita masing-masing.

18B. BAPA KAMI Berdiri

P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Dapat dilaksanakan Salam Damai.
P : Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat saja.

19B. DOA KOMUNI BATIN Berlutut/berdiri

Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai berikut:
P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4). [hening sejenak]
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih dari segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu dalam seluruh jiwaku. Karena sekarang aku tak dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi, datanglah sekurangkurangnya secara rohani ke dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telah datang. Aku memeluk-Mu dan mempersatukan diriku sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]
P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini
di sini bersama kita. Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan mengatakan:
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali.
▪ Lalu diberi saat hening secukupnya.
▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu lagu Masa Prapaskah.

20. MENDARASKAN MAZMUR 19:1-10

Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.
Tidak ada berita dan tidak ada kata, tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari, yang keluar bagaikan pengantin laki-laki
yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya.
Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas
Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat
kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua;
dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin.

21. AMANAT PENGUTUSAN

P : Saudara-saudari terkasih, Yesus mengatakan bahwa jika benih itu tidak mati, ia tinggal sendirian
saja. Namun, kalau ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Kita diajak untuk menjadi benih yang baik. Itu berarti kita mesti mematikan hal-hal yang bisa membuat kita menjadi benih yang tidak baik.
Mari kita tingkatkan kedekatan kita dengan Tuhan, agar kita sungguh-sungguh menjadi benih yang baik, yang kemudian menghasilkan buah berlimpah dalam hidup harian kita.

22. DOA PENUTUP

P : Marilah kita berdoa, Ya Tuhan, terima kasih untuk kesempatan merenungkan Sabda-Mu ini. Semoga benih Sabda itu tertanam dalam hati kami dan menggerakkan hati kami untuk semakin kuat bertumbuh dalam iman kepada-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin

23. MOHON BERKAT TUHAN

P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
[sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]

DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.

U : Amin.
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.

24. PENGUTUSAN

P : Marilah pergi, kita diutus.
U : Amin.

25. LAGU PENUTUP

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved