Kasus Kematian Tak Wajar di Sikka
Kasus Kematian dengan Cara Gantung Diri Marak Terjadi di Sikka, Begini Tanggapan Psikolog Unipa
Menanggapi maraknya kasus kematian dengan cara gantung diri di Kabupaten Sikka, Epifania M. Ladapase, M.Psi., Psikolog,
Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Nofri Fuka
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Jumlah kasus kematian dengan cara gantung diri di Kabupaten Sikka sejak bulan Januari hingga Maret 2024 terbilang meningkat.
Dalam kurun waktu tiga bulan saja, sudah ada lima kasus kematian dengan cara gantung diri dengan rata-rata korban merupakan usia remaja.
Menanggapi maraknya kasus kematian dengan cara gantung diri di Kabupaten Sikka, Epifania M. Ladapase, M.Psi., Psikolog, dosen Prodi Psikologi Unipa Maumere mengatakan, hal tersebut terjadi karena faktor korban yang tidak memiliki resilien atau daya juang yang tinggi.
Selain itu, Epifania M. Ladapase, M.Psi., Psikolog kepada TribunFlores.com, Sabtu, 16 Maret 2024 mengatakan hal itu juga dipengaruhi faktor latar belakang keluarga dan lingkungan pergaulan.
Baca juga: UNIPA Maumere Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru TA 2024/2025, Tersedia Program Beasiswa
"Sekarang kan mereka sangat dimudahkan dengan segala macam teknologi yang semakin canggih, jadi apa-apa itu serba instan, jadi ketika mereka terbentur dengan masalah, mereka tidak mau lagi berpikir bagaimana solusi terbaik sehingga masalah itu dapat diselesaikan, tapi mereka selalu berpikir mengambil jalan pintas sepert bunuh diri," jelas Epifania M. Ladapase.
Epifani lebih lanjut menjelaskan faktor berikutnya yakni dari pemberitaan dan unggahan-unggahan berbentuk prihatin dari netizen di media sosial terhadap korban dan keluarga korban bunuh diri yang membuat mereka kemudian merasa dikasihani dan diperhatikan.
"Menurut mereka dengan bunuh diri itu mereka akan diperhatikan, merasa dikasihani, jadi yang terbaik adalah mati bunuh diri supaya mereka diperhatikan oleh orang banyak, itu dari sisi sosialnya," tambah Epifani.
Secara emosional, jelas Epifania M. Ladapase, M.Psi., Psikolog, para korban merasa tidak ada lagi tempat untuk berkeluh kesah dan menyampaikan masalah yang mereka alami.
Saran Bagi Orang Tua
Terkait dengan permasalahan yang dialami para korban kematian dengan cara gantung diri yang rata-rata berusia remaja, Epifania M. Ladapase, M.Psi., Psikolog menyarankan agar para orang tua memberikan perhatian lebih kepada anak dan selalu memperhatikan perubahan pada anak.
"Biasanya kalau dia mau melakukan percobaan bunuh diri dan pada akhirnya meninggal, inikan biasanya tidak terjadi secara tiba-tiba saja tetapi pasti sudah dipersiapkan, sudah memikirkan dan banyak tanda-tanda yang sudah ditunjukkan, jadi orang tua itu diharapkan lebih memperhatikan anak," jelas Epifania M. Ladapase.
Epifania juga mengatakan, orang tua juga harus memberikan kesempatan kepada anak untuk menyatakan pendapat. Menurut Epifania, kebiasaan atau budaya pola asuh anak di Kabupaten Sikka khususnya adalah pembatasan terhadap hak bicara anak.
Selain itu, faktor lingkungan juga sangat berpengaruh karena ketika anak tidak mendapatkan perhatian di lingkungan keluarga maka anak akan mencari kelompok teman sebaya.
Kasus bunuh diri di Sikka
Kasus gantung diri di Sikka
Kasus Kematian dengan Cara Gantung Diri
Marak Terjadi di Sikka
Tanggapan Psikolog Unipa
Epifania M. Ladapase
Psikolog Epifania M. Ladapase
Kasus Kematian Tak Wajar di Sikka
TribunFlores.com
Prodi Ilmu Komunikasi Unipa Maumere Gelar Pelatihan Konten Kreator Siswa SMA se- Kabupaten Sikka |
![]() |
---|
UNIPA Maumere Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru TA 2024/2025, Tersedia Program Beasiswa |
![]() |
---|
Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi di Dua Desa Dapat Bantuan dari Unipa Maumere |
![]() |
---|
19 Sekolah di Flores Ikut Lomba Unipa English Debate Championship di Unipa Maumere |
![]() |
---|
Unipa Indonesia Terima Anugerah Pos Kupang Award 2023 Sebagai Kampus Merdeka Paling Berprestasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.