Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Senin 18 Maret 2024, Aku pun Tidak Menghukum Engkau

Mari simak renungan Harian Katolik Senin 18 Maret 2024.Tema renungan harian katolik Aku pun Tidak Menghukum Engkau. Baca renungan katolik hari ini.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
RENUNGAN HARIAN KATOLIK PATER JOHN LEWAR - Mari simak renungan Harian Katolik Senin 18 Maret 2024.Tema renungan harian katolik Aku pun Tidak Menghukum Engkau. Baca renungan katolik hari ini. 

Kembali Daniel berkata: “Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri. Sebab malaikat Allah sudah menunggu-nunggu dengan pedang terhunus untuk membahan engkau, supaya membinasakan kamu!”

Maka berseru-serulah seluruh himpunan itu dengan suara nyaring. Mereka memuji Allah yang menyelamatkan siapa saja yang berharap kepada-Nya. Serentak mereka bangkit melawan kedua orang tua-tua itu,

sebab Daniel telah membuktikan dengan mulut mereka sendiri bahwa mereka telah memberikan kesaksian palsu. Lalu mereka diperlakukan sebagaimana mereka sendiri mau mencelakakan sesamanya.

Sesuai dengan Taurat Musa kedua orang itu dibunuh. Demikian pada hari itu diselamatkan darah yang tak bersalah.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6

Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.

Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: ‘ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. ‘Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.

Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.

Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.

Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.

Ayat. Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannyalah Aku berkenan, supaya ia hidup.

Bacaan Injil Yohanes 8:1-11

“Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini.”

tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun. Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.

Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah.

Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?”

Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.

Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.”

Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.

Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik


Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Adalah sulit ikut merasakan betapa hancur dan malunya perempuan yang
kedapatan berzinah ini digelandang ke hadapan Yesus. Hal yang sulit
untuk diterangkan lagi adalah di mana laki-laki hidung belang itu?
Mengapa laki-lakinya tidak tertangkap? Pertanyaan tinggal pertanyaan.
Kisahnya hanya itu.

Yesus memulai pagi hari dengan mengajar di Bait Allah dan rakyat
banyak datang untuk mendengar pengajaranNya. Keheningan Bait Allah
berubah menjadi riuh karena ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
datang membawa perempuan yang kedapatan berbuat zinah dan
meminta penghakiman dari Yesus.

Musa dalam Hukum taurat memerintahkan agar perempuan itu dilempari
dengan batu. Perempuan itu telah berbuat dosa, dan semua orang
membenci kelakuannya yang hina itu. Orang Farisi meminta pendapat
Yesus. Yesus memiliki ajaran lain yang lebih besar kuasanya daripada
ajaran Musa.

Hati Yesus yang baik telah memberi kita contoh nyata bahwa tidak ada
siapapun di dunia ini yang tidak pernah berbuat dosa atau kesalahan.
“Dan mereka terus-menerus bertanya kepadaNya. Iapun bangkit berdiri
lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa diantara kamu tidak berdosa,
hendaklah ia yang pertama melemparkan batu ke perempuan itu.”
(Yohanes 8:7).

Semua orang pasti pernah melakukan suatu kesalahan dan dari salah itu,
kita diajar untuk lebih berhati-hati dan bijaksana sambil menyadari diri
dan memperbaikinya. Dari kisah sederhana ini Yesus menunjukkan bahwa
setiap orang berhak mendapat kesempatan kedua untuk bertobat. Yesus
bertanya, tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” dan
perempuan itu menjawab: “Tidak ada, Tuhan.”

Lalu kata Yesus: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai
dari sekarang.”(Yohanes 8:11). Yesus membebaskan perempuan berzinah
bukan untuk membenarkan dosa, melainkan menyelamatkan kehidupan.
Merajam mati orang berdosa, berarti membiarkan ia mati dalam dosa.
Menyelamatkan kehidupan berarti memberikan peluang untuk
memperbaiki diri.

Contemplasi:

Mengampuni orang yang bersalah kepada kita memang tidak mudah,
terlebih orang itu telah berbuat sesuatu yang fatal. Namun kali ini, Yesus
ingin menerapkan di hati kita untuk selalu memaafkan dan memberi
kesempatan bagi mereka yang ingin bertobat.

Tidak ada kata terlambat jika memang ingin memperbaiki sesuatu yang
buruk menjadi yang lebih baik. Kita mendoakan mereka yang berbuat
salah kepada kita, doakan yang terbaik untuk mereka. Jangan menghina!
Jangan mencaci maki! Buang jauh-jauh dendam itu karena dendam
hanya membunuh kita dari dalam, merebut semua yang seharusnya
menjadi kebahagiaan kita.

Mereka pendosa, mereka jahat, tapi bukankah kita juga pendosa? Apakah
ada yang luput dari dosa dan kesalahan seperti itu atau kesalahankesalahan lain?
Jika kita berbuat kesalahan, apakah kita tidak ingin mendapat
“kesempatan bertobat untuk kedua kalinya”?

Tuhan Yesus mengatakan:“Akupun tidak engkau”. Yesus tidak
menghukum perempuan berdosa itu. Yesus juga menghina perempuan
itu. Yesus juga mengata-ngatai perempuan itu. Semoga teladan kebaikan
hati dan pengampunan dari Yesus menjadi inspirasi bagi kita untuk
mengampuni sesama yang bersalah kepada kita.

Doa:

Ya Allah Bapa, harapan kami orang berdosa. Bila umatMu bertobat, Engkau menampakkan belas kasihMu. Semoga kami dapat saling mengampuni sebagaimana Engkau mengampuni kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami...Amin.

Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Senin. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved