Jalan Salib 2024

Teks Jalan Salib Jumat 29 Maret 2024 dan Doa 14 Perhentian

Mari simak Teks Jalan Salib Jumat sengsara 29 Maret 2024.Teks jalan Salib jumat sengsara Lengkap Doa 14 Perhentian.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/MARIA MANGKUNG
Ibadat Jalan Salib di Gereja Katedral Maumere, Sikka. Mari simak Teks Jalan Salib Jumat sengsara 29 Maret 2024.Teks jalan Salib jumat sengsara Lengkap Doa 14 Perhentian. 

Oleh: P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Teks Jalan Salib Jumat sengsara 29 Maret 2024.

Teks jalan Salib jumat sengsara Lengkap Doa 14 Perhentian.

Teks jalan Salib disusun oleh P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD.

Ikuti jalan salib Jumat sengsara dengan penuh iman.

Baca juga: Tek Misa Malam Kamis Putih 28 Maret 2024 Lengkap Renungan Harian Katolik

 

▪ Umat Tuhan berkumpul dan berpakaian yang pantas untuk ibadah. Sebaiknya semua alat komunikasi dimatikan.
▪ Bisa membagi tugas untuk membaca yaitu membaca teks Kitab Suci (L), membaca pesan Kitab Suci (R) dan membacakan doa (P). ATAU membagi pembacaan menurut Perhentian.
▪ Nyanyian yang ada di sini adalah alternatif. Bisa menyanyikan lagu yang dipilih sendiri oleh keluarga, yang penting berpusat pada Yesus yang menderita.

NYANYIAN PEMBUKA

MARI KITA MERENUNGKAN

(Madah Bakti no. 382, ayat 1,3,5) Mari kita merenungkan, Penebusan umat Tuhan. Resapkanlah dalam hati, cinta kasih ilahi. Diutus sebagai abdi, Yesus taat sampai mati, Diperolok dan disiksa, dibunuh dengan hina.
Hati Yesus yang terluka, korban cinta tak terhingga, Jadikanlah kami mampu, mengikuti cinta-Mu.

TANDA SALIB DAN KATA PEMBUKA

P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U : Amin
P : Kita semua berkumpul di sini untuk mengikuti dan merenungkan perjalanan Yesus menuju Golgota, tempat Ia disalibkan. Perjalanan salib yang dimulai dari hadapan Pilatus, akhirnya membawa Yesus kepada kematian-Nya di atas kayu salib. Dia rela berkorban demi keselamatan kita. Kita akan merenungkannya dengan mengambil inspirasi dari teks-teks Kitab Suci. Kita tetap duduk di tempat, sambil mendengarkan pembacaan teks Kitab Suci dan permenungan yang dibacakan bagi kita. Pada perhentian keduabelas, kita akan mengambil sikap berlutut. [Hening sejenak]

P : Marilah berdoa, Penyelamat dan Tuhanku, kini kami berada di hadapan salib-Mu, menyesali segala dosa kami yang menyebabkan Dikau menderita dan wafat. Limpahkanlah rahmatMu agar kami mampu menemani-Mu di Jalan Salib ini. Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

1. PERHENTIAN PERTAMA: YESUS DIHUKUM MATI

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu,Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Injil Markus (Mrk. 15:12-15) Pilatus sekali lagi menjawab dan bertanya kepada mereka: "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan orang yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?" Maka mereka berteriak lagi, katanya: "Salibkanlah Dia!" Lalu Pilatus berkata kepada mereka: "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?" Namun mereka makin keras berteriak: "Salibkanlah Dia!" Dan oleh karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan. [Hening sejenak]

R : Kita belajar dari situasi pengadilan yang tidak adil ini. Yesus dihukum mati bukan karena kesalahannya dan Dia tidak mendapatkan pembelaan dari penguasa. Hukuman Yesus terjadi karena orang banyak berteriak.
Ia diadili oleh orang banyak. Hendaknya kita tidak turut ikut arus dengan sikap orang yang membenci atau menghina atau memanipulasi orang lain. Kita turut menghukum Yesus, jika kita juga menghakimi orang lain yang tidak bersalah.Seberapa sering kita gosipkan atau malah menyebarkan informasi yang salah tentang sesama kita?
P : Marilah berdoa: Tuhan Yesus, bantulah kami untuk selalu berusaha mencari kebenaran dan tidak asal turut serta menghukum orang lain, baik dengan kata-kata maupun dengan tindakan kami. Amin.
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami, U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

2. PERHENTIAN KEDUA: YESUS MEMIKUL SALIB

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Injil Matius (Mat. 27:31) Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaianNya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan. [Hening sejenak]
R : Yesus sudah lelah karena diolok dan disiksa. Ini membuat-Nya menderita lahir-batin. Namun demikian, Dia masih harus memikul salib yang akan menjadi tempatnya mati tergantung. Mungkin kita juga seringkali berlaku demikian terhadap sesama kita. Kita tidak merasa senang kalau orang lain berhasil; dan karenanya kita mau dia gagal atau menderita. Kita membebani dia dengan berbagai hal dan membuatnya amat menderita. Seberapa sering rasa irihati dan cemburu dalam hati kita, membuat orang lain terluka, menderita dan tertekan lahir-batin?
P : Marilah berdoa: Tuhan Yesus, Engkau menerima salib dengan penuh cinta. Ampuni kami karena kadangkala rasa egoisme kami membuat sesama kami menderita. Tuhan, ampuni kami. Amin.
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

3. PERHENTIAN KETIGA: YESUS JATUH UNTUK PERTAMA KALI

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Kitab Yesaya (Yes. 53:3-4) “Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.” [Hening sejenak]
R : Yesus jatuh, karena beban yang terlalu berat. Nabi Yesaya mendaftarkan beban yang dipikul Yesus yaitu
penghinaan, pukulan dan kesakitan. Dia berusaha memikul semua penyakit kita tersebut. Seringkali kita juga mempraktekkan hal yang sama. Ketika kita melakukan kesalahan, kita tidak mengakuinya. Kita malu dan karenanya kita jatuh lagi dalam dosa manusia pertama yaitu mempersalahkan orang lain. Kita akan terus jatuh dalam dosa dan tidak akan bangkit kalau kita tidak menerima kesalahan kita; atau hanya menuding dan mempersalahkan orang lain.

P : Marilah berdoa:

Ya Yesus, Engkau memikul kesalahan dan dosa kami semua. Semoga kami mampu memperbaiki diri kami
sendiri dan dengan rendah hati memikul salib kami serta tidak membebani-Mu dan sesama kami. Amin. Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

4. PERHENTIAN KEEMPAT: YESUS BERJUMPA DENGAN IBU-NYA

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Injil Lukas (Luk. 2:34-35) Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang." [hening sejenak]
R : Bunda Maria pasti tidak mengerti perkataan Simeon tersebut, dan karenanya ia menyimpannya dalam hati. Kini ia mengerti. Ia harus menerima kenyataan bahwa Putranya berjuang sendirian dan tidak berdaya diperlakukan secara tidak adil oleh banyak orang. Kita ingat semua ibu yang berjuang membesarkan anak anak mereka, terutama mereka yang harus berjuang sendirian. Yesus menghargai ibu-Nya. Bagaimana sikap kita terhadap orang yang membantu kita untuk hidup lebih baik? Apakah kita tahu berterima kasih kepada mereka?
P : Marilah berdoa: Tuhan Yesus, Engkau masih memberikan penghiburan kepada Bunda Maria di dalam penderitaan-Mu. Bantulah kami, agar kami juga tahu mengungkapkan rasa terima kasih kami kepada semua yang membantu dan menolong hidup kami. Dampingilah dan kuatkanlah semua ibu di dunia, terutama ibu yang harus kehilangan putra atau putrinya karena perang atau wabah. Amin. Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

NYANYIAN PUTRA ALLAH YANG KAYA (Madah Bakti no. 385)

Putra Allah yang kaya, sudi jadi papa, Putra Allah yang mulia, dinakan diri-Nya. Menylamatkan manusia, menanggung derita. Mautpun ditrima-Nya, dengan pasrah cinta. Amat cintalah Bunda, di sisi Putranya, Amat setialah Bunda, slalu di samping-Nya. Menylamatkan manusia, turut menderita. Bersama Putera-Nya, dengan pasrah cinta.

5. PERHENTIAN KELIMA: YESUS DITOLONG SIMON DARI KIRENE

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Injil Lukas (Luk. 23:26) Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus. [hening sejenak]
R : Simon orang Kirene, pasti tidak menyangka bahwa ia akan dipaksa membantu seorang bernama Yesus. Dia
kemudian memikulnya sambil mengikuti Yesus. Seberapa sering kita membantu sesama kita yang menderita? Ataukah kita enggan membantu karena kita takut terhadap banyak orang yang memusuhinya? Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
P : Marilah berdoa:
Tuhan Yesus, terima kasih untuk semua mereka yang berani mengambil beban dari orang yang menderita. Bukalah mata dan hati kami untuk selalu bersedia membantu sesama kami yang menderita. Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjangsegala abad. Amin

6. PERHENTIAN KEENAM: VERONIKA MENGUSAP WAJAH YESUS

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Kitab Yesaya (Yes. 52:2-3) Kebaskanlah debu dari padamu, bangunlah, hai Yerusalem yang tertawan! Tanggalkanlah ikatan-ikatan dari lehermu, hai puteri Sion yang tertawan! Sebab beginilah firman TUHAN: Kamu dijual tanpa pembayaran, maka kamu akan ditebus tanpa pembayaran juga. [hening sejenak]
R : Di tengah kerumunan dan himpitan orang, muncul seorang perempuan membantu Yesus. Tindakannya itu didorong oleh cinta. Cinta membuatnya berani mendekati Yesus dan memberikan pertolongan sejauh mampu. Ia mengusapi wajah Yesus dan itu sudah merupakan sebuah bantuan yang amat berarti.Apakah kita pernah berpikir untuk menolong sesama atau teman atau mereka yang menderita dengan memberikan perhatian bagi mereka? Dalam kebiasaan kita, kita baru mendatangi yang bersangkutan ketika ia sudah meninggal dan kita meratapinya. Pernahkah kita berpikir untuk mengunjungi mereka ketika mereka sakit, atau menemui mereka selagi mereka masih hidup?
P : Marilah berdoa: Tuhan Yesus, terima kasih telah menerima perhatian dari Veronika. Bantulah kami agar sama seperti Veronika untuk menjumpai dan membantu orang-orang di sekeliling kami yang menderita. Amin.
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

7. PERHENTIAN KETUJUH: YESUS JATUH KEDUA KALINYA

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1Pet. 2:22-24) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulutNya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. [hening sejenak]
R : Yesus jatuh lagi. Rasul Petrus memberikan kesaksian bahwa Dia memikul dosa kita. Mari kita mengingat dosa apa yang kita buat berulang kali dan kita anggap biasa saja? Itulah luka kita sendiri. Apakah kita bisa mematikannya agar kita bisa menyembuhkan diri kita sendiri?
P : Marilah berdoa: Tuhan Yesus, setiap kali kami jatuh, bantulah kami untuk bangkit lagi. Bersama Dikau, kami ingin memperbaikinya. Tuhan, bantulah kami. Amin. Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

8. PERHENTIAN KEDELAPAN: YESUS MENASIHATI WANITA-WANITA YANG
MENANGIS

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Injil Lukas (Luk. 23:27-29) Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya
banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia. Yesus berpaling kepada mereka dan berkata: "Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anakanakmu! Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata: Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui. [hening sejenak]
R : Yesus masih punya hati terhadap orang lain meskipun Dia sedang menderita. Dia mengingat nasib kita. Dia menasihati kita semua untuk menangisi diri kita karena Dia mau kita selamat. Menangisi Yesus yang menderita hendaknya membuat kita sadar akan dosa-dosa kita. Seberapa banyak kita merasa sedih atas dosa dan kesalahan kita sendiri? Tuhan lebih menderita karena kita tidak menyadari bahwa kita tidak menyesal dan bertobat dari dosa-dosa kita.
P : Marilah berdoa: Tuhan Yesus, terima kasih untuk teguran-Mu. Semoga kami merasa malu dengan segala dosa kami dan memperbaikinya. Amin. Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

NYANYIAN SENGSARAMU O YESUS  (Madah bakti no. 379, ayat 1,3)

Sengsara-Mu O Yesus, akibat dosaku. Kau dihina, disiksa, dibunuh rakyat-Mu. Gembala yang utama, mengorbankan diri, Supaya kumpulan-Mu, luput dari mati. Allah yang maharahim, ampunilah dosa, Demi cinta Putra-Mu, dan korban salib-Nya. Berilah kurnia-Mu, agar teladan-Nya, mengobarkan hatiku, dengan cinta mesra.

9. PERHENTIAN KESEMBILAN: YESUS JATUH KETIGA KALINYA

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Kitab Yesaya (Yes. 53:7,12) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang diam di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak”. [hening sejenak]
R : Yesus jatuh untuk kesekian kalinya. Nabi Yesaya mengungkapkan kepasrahan Sang Anak Domba. Ia tidak membuka mulutnya. Dia tetap bangun dan berjalan lagi. Kadangkala kita juga merasakan hal yang sama. Kita
jatuh dan dijauhi oleh banyak orang. Yesus mengajarkan kita untuk bangkit lagi dan berjalan terus. Kita juga diajak untuk membantu mereka yang jatuh untuk bangun dan berjalan maju lagi.
P : Marilah berdoa: Tuhan Yesus, bantulah kami untuk mengerti bahwa Engkau tidak memberikan kami salib yang tidak dapat kami pikul. Ajarilah kami untuk melihat kehadiran-Mu dalam setiap tantangan kehidupan kami. Amin. Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

10. PERHENTIAN KESEPULUH: PAKAIAN YESUS DITANGGALKAN

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Injil Yohanes (Yoh. 19:23-24) Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya." [hening sejenak]
R : Tindakan menanggalkan pakaian ini adalah tindakan menurunkan harga diri dan martabat manusiawi. Martabat Yesus dipermainkan. Belum puas mempermalukan Yesus, mereka juga merampok satusatu hartanya yaitu pakaiannya. Apakah kita pernah berlaku seperti para prajurit ini? Apakah kita merendahkan orang lain dan tidak menganggap kehadirannya? Apakah kita juga merampok kehidupan orang lain? Jika kita tidak menghargai sesama, kita tidak menghargai Tuhan, karena sesama kita juga adalah ciptaan-Nya.
P : Marilah berdoa: Tuhan Yesus, bantulah kami untuk saling menghargai dan menerima orang lain sebagai saudara-saudari dari Pencipta yang sama. Semoga kami saling mendukung kehidupan kami, saling membagi apa yang kami miliki sebagaimana Engkau memberikan hidupmu sehabishabisnya. Amin. Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

11. PERHENTIAN KESEBELAS: YESUS DIPAKU DI KAYU SALIB

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Injil Lukas (Luk. 23:33-34) Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." [hening sejenak]
R : Inilah momen yang paling menyakitkan. Seseorang dipaku pada kayu. Yesus dianggap sebagai benda atau
kayu. Dia bukan manusia. Meskipun demikian, Yesus tetap mengasihi mereka semua dan mengampuni mereka. Mereka tidak mengetahui bahwa siksaan apapun tidak menghapus cinta-Nya kepada manusia. Apa sikap kita ketika kita diperlakukan tidak adil? Masihkah ada cinta tersisa di dalam hati kita untuk mereka? Untuk hal yang tidak mudah ini, mari kita mohonkan kekuatan dari Tuhan Yesus.
P : Marilah berdoa: Tuhan Yesus, cinta-Mu pada kami sungguh luar biasa. Engkau tidak berpaling dari kami, meskipun Engkau diperlakukan amat tidak adil dan tidak dihitung lagi sebagai manusia. Bantulah kami untuk sabar, terutama bila kami diperlakukan tidak adil. Kami mohon kekuatan-Mu untuk menghadapi segala ketidakadilan yang kadangkala menimpa hidup kami. Amin. Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjangsegala abad. Amin

12. PERHENTIAN KEDUABELAS: YESUS WAFAT DI SALIB

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia. [Semua berlutut merenungkan kematian Yesus]
P : Bacaan dari Injil Yohanes (Yoh. 19:26-30) Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihiNya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada muridmurid Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci :"Aku haus!" Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. [hening sejenak]

NYANYIAN HAI UMATKU APA SALAHKU Madah Bakti no. 411 (solo ayat 1,3,4)

Hai umat-Ku, apa salah-Ku padamu?

Jawablah Aku, kapankah kau Ku susahkan?

Solo:

1. Engkau mati Ku hidupkan, Engkau sakit Ku sembuhkan. Namun kini balasanmu, Aku sudah kau salibkan.
2. Engkau lemah Ku kuatkan, Engkau susah Ku senangkan, Namun kini jawabanmu, Aku sudah kau tinggalkan.
3. Engkau salah Ku ampuni, engkau jauh Ku dekati, Namun kini jawabanmu,
Aku sudah kau ingkari. Bangun lagi.

13. PERHENTIAN KETIGABELAS: YESUS DITURUNKAN DARI SALIB

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu,
Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Injil Markus (Mrk. 15:43-46) Karena itu Yusuf, orang Arimatea, seorang anggota Majelis Besar yang terkemuka, yang juga menantinantikan Kerajaan Allah, memberanikan diri menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati. Maka ia memanggil kepala pasukan dan bertanya kepadanya apakah Yesus sudah mati. Sesudah didengarnya keterangan kepala pasukan, ia berkenan memberikan mayat itu kepada Yusuf. Yusufpun membeli kain lenan, kemudian ia menurunkan mayat Yesus dari salib dan mengapaninya dengan kain lenan itu. Lalu ia membaringkan Dia di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu. Kemudian digulingkannya sebuah batu ke pintu kubur itu.
[hening sejenak]
R : Segalanya berakhir. Yesus yang perkasa, kini membutuhkan bantuan orang lain untuk menurunkanNya dari salib. Semuanya sunyi. Namun, sekurangkurangnya Yesus masih mendapatkan kasih sayang orang yang pernah dijumpai-Nya. Situasi seperti ini kadangkala kita alami. Kita kehilangan orang-orang yang kita kasihi dan kita merasa sunyi karena dia tidak ada lagi. Pernahkah kita datang kepada Tuhan Yesus dan menyerahkan
kekosongan hati kita pada-Nya? Dia tidak diam. Dia ada di sana merasakan hal yang sama. Sunyi dan sendirian.
P : Marilah berdoa: Tuhan Yesus, ketika kami berada dalam kekosongan, kesunyian dan kehampaan hati, buatlah kami kembali ke Jumad Agung ini; ketika semua kelihatannya hilang binasa. Semoga kami selalu melihat bahwa di balik kelamnya Jumad Agung, selalu ada Kebangkitan menanti kami. Tuhan, teguhkanlah selalu iman kami. Amin. Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

14. PERHENTIAN KEEMPATBELAS: YESUS DIMAKAMKAN

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia.

L : Bacaan dari Injil Yohanes (Yoh. 19:41-42) Dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. Karena hari itu hari persiapan orang Yahudi, sedang kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka meletakkan mayat Yesus ke situ. [hening sejenak]
R : Yesus pun merasakan gelapnya makam. Tidak ada upacara agung untuk pemakaman-Nya. Tidak ada
ratapan berhari-hari, karena orang Yahudi akan merayakan Paskah mereka. Semua dilakukan diamdiam dan dalam keheningan. Kelihatannya, Tuhan telah ditinggal-pergi dan manusia merayakan pestanya. Mungkin kita juga melakukan hal yang sama. Kita mengenyampingkan Tuhan dan menganggap-Nya tidak ada dan kita pun meneruskan pesta kehidupan atau kesenangan kita. Bahkan kadangkala kita merasa Tuhan menjadi hambatan bagi kesenangan kita. Momen pemakaman Yesus memanggil kita untuk menyadari bahwa suatu saat kita akan kembali juga ke tanah dan kembali kepada Tuhan. Masihkah kita mengenyampingkan-Nya?
P : Marilah berdoa: Tuhan Yesus, kami harus mengakui bahwa kadangkala kami menguburkan Dikau dan tidak peduli pada kehadiran-Mu. Semoga kami menyadari bahwa hidup kami di dunia ini hanyalah sementara. Semoga kami selalu mempersiapkan diri kami juga untuk hidup kekal, di mana Engkau meraja selamanya dalam kemuliaanMu. Amin. Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

DOA PENUTUP

P : Tuhan Yesus, terima kasih untuk cinta-Mu kepada kami. Buatlah agar kami menyadari pengorbanan-Mu
ini dan belajar menghargai hidup kami dan hidup sesama kami. Engkaulah Tuhan dan Penebus kami, kini dan sepanjang masa.
U : Amin [hening sejenak]
P : Setiap seruan berikut, kita menjawab: Ampunilah kami Tuhan.
P : Karena kami memilih yang jahat,…..
P : Karena kami tidak percaya pada-Mu,…..
P : Karena kami menghakimi sesama kami,…..
P : Karena hati kami penuh dengan pikiran kotor dannegatif,…..
P : Karena kami mementingkan diri kami sendiri,…..

Satu kali Bapa Kami….

Satu kali Salam Maria…

Kemuliaan…

MEMOHONKAN BERKAT PENUTUP

P : Marilah kita memohon berkat Tuhan. [hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yangkekal.
[sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]

DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.

U : Amin.
P : Jalan salib kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.

NYANYIAN PENUTUP YESUS TUHANKU (Madah Bakti no. 416).

Yesus Tuhanku, O Yesus Tuhan, Tuhanku. Anak Domba yang tak bernoda, dihukum mati, bagai durjana, O Yesus Tuhan, Tuhanku.

Solo:

1. Yesusku, Tuhan mahakasih, Karna dosaku duri dan paku, Menikam Tubuh, tangan kaki-Mu. Karna dosaku, lambung-Mu kudus, dibuka tombak kelalimanku. O….

2. Pulanglah, hati yang tersesat, Tuhan menunggu, sepanjang waktu, di atas salib, rindu padamu, Buka hatimu lipurkan duka, memohon ampun daripada-Nya. O..(*)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved