Pilkada Sikka 2024
‘Modal’ 15 Tahun Legislatif Sikka, Stef Say Tunggu Diutus Partai Gerindra
Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Sikka menunggu keputusan partai mengutusnya menjadi bakal calon Bupati Sikka dalam Pilkada bulan November 2024.
Penulis: Egy Moa | Editor: Egy Moa
TRIBUNFLORES.COM,MAUMERE-Delapan bulan menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) dan Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTT bulan November 2024,diskursus bakal calon kepala daerah menjadi topik utama. Dua bakal calon Bupati Sikka, Stef Say, dan Simon Subandi tegas menyatakan diri siap berkontestasi.
Sabtu malam, 6 April 2024, Simon dan Stef, 'unjuk gigi' dalam diskusi digelar Forum Diskusi Mencari Pemimpin di Dealer Mobil Toyota PT Hasrat Abadi, Jalan Ahmad Yani, Kota Maumere. Diskusi ini diprakarsai oleh beberapa orang alumni Forum Komunikasi Perhimpunan Mahasiswa Katolik RI dari berbagai cabang di Indonesia dipandu jurnalis Pos Kupang/TribunFlores.com, Eginius Mo’a.
Stef Say membeberkan motivasinya menjadi bakal calon Bupati (Balon) Sikka. Modal pengalaman tiga periode menjadi anggota DPRD Sikka, Stef menyatakan memberinya referensi memimpin Sikka. Lima tahun lalu, Stef mendampingi politisi senior Sikka, Aleks Longginus, namun keduanya kurang beruntung mendapatkan simpati dominan pemilih
“Namun semua ini kembali kepada proses di dalam lembaga (partai) secara baik. Saya ikuti mekanisme proses itu. Sampai dimana proses itu menentukan siapa. Kalau saya yang diutus, saya siap menjalankan perutusan itu,” tandas Stef Say, dalam diskusi dihadiri 30-an orang dari berbagai latarbelakang profesi.
Baca juga: Simon Subandi, Siapapun Bupati Sikka Harus Siap Tanggung Hutang Pemda
Ketua DPC Partai Geridra Kabupaten Sikka, merefleksikan kehidupan masyarakat Sikka umumnya, petani dan nelayan khususnya. Dia memimpikan, petani dan nelayan bisa menikmati kehidupan yang bahagai seperti kelas menengah lainnya.
“Mimpi saya, setahun sekali petani dan nelayan bisa nikmati tidur nyenyak di kamar hotel paling bagus dan makan di restoran yang enak di Kota Maumere,” harap Stef.
Berasal dari keluarga petani sederhana di Kecamatan Bola, selatan Kota Maumere, Stef mengaku menyelami benar kehidupan keluarga-keluarga petani di desa-desa.
“Ini yang memotivasi saya harus maju. Saya lahir dari rahim petani dan tumbuh besar di lingkungan nelayan, sehingga kesulitan hidup mereka atau suka duka hidup mereka, saya pahami,” tandas Stef.
Baca juga: Forum Dialog Sikka Mencari Pemimpin Hadirkan Dua Bakal Calon Stef Say dan Simon Subandi
Kebahagiaannya, kata Stef ketika petani dan nelayan bisa menikmati hidup yang lebih baik seperti yang dirasakan oleh kalangan kelas menengah lainnya.
“Ukuran saya juga sederhana. Kita setiap tahun bisa bikin pesta. Namun pesta yang dibuat bukan karena kegembiraan tetapi karena keterpaksaan. Padahal, pesta harusnya menjadi sarana rekreasi karena kita punya hasil yang lebih,” kata Stef.
“Ini yang mendorong saya. Lalu apa yang saya buat. Tentulah buat strategi. Potensi umber daya alam (SDM) dan sumber daya manusia (SDA) kita cukup. Hanya kta belum mulai mengelolanya dengan lebih baik,” tandas Stef.
Stef memotret kepemimpinan dari setiap periode Bupati Sikka selalu meninggalkan sektor pertanian dan kelautan.Bahkan sektor ini semakin jauh ditinggalkan.
Baca juga: Forum Lio Bersatu Sikka Rekomendasi Tiga Nama Bertarung di Pilkada Sikka
Karena kita terkotak pada program pilihan. Tidak berani melakukan improvisasi untuk menganggarkan lebih memajukan pertanian dan kelautan. Ini yang harus didorong. Ujungnya kita kia dapatkan petani nelayan bisa nikamti hidup lebih baik. Tapi kalau tidak jangan mimpi.
Lalu bagaimana membiayainya? tanya Stef. Kan hanya lima tahun saja. Banyak aset kita tidur yang tidak digerakan. Ada aset yang dipakai oleh orang tertentu saja. Kenapa kita tidak rampas saja?
Kenapa tidak bagi hasil. Aturan bisa dibuat? Mau jadi bupati, gubernur, kalau aturannya tidak sejalan kita rubah. Keadaan kita hari ini seperti itu.
“Ini yang memotivasi saya menjadi Balon bupati. Memang 15 tahun menjadi anggota DPRD, belum banyak hal yang saya rubah. Tapi setiap tahun, selalu saya perjuangkan alokasi anggaran untuk pertanian dan kelautan. Reses yang saya masukan ke pemerintah. Itu ada hasilnya nyata," beber Stef.
Baca juga: Stef Say Maju Pilkada Sikka 2024
Selain SDM dan SDA, faktor lain dibutuhkan dari seorang pemimpin adalah relasi dan komunikasi. Relasi bisa menggerakan orang untuk bersama-sama bekerja dan berkontribusi harus juga kita miliki. Relasi dengan pusat terjalin baik akan bisa mendatangkan pembiayaan untuk daerah.
“Seingat saya di jaman Bupati dan Wabup Sikka, Yoseph Ansar Rera, dan Paulus Nong Susar, sekitar Rp 200 miliar lebih didatangkan dari pusat ke Sikka. Dana itu digunakan membangun RSUD dr. TC Hillers Maumere, ruas jalan Petut-Keli, Natar Guru-Nilo, Patiahu-Kilawair, Pruda -Tanarawa dan ruas jalan dalam kota,” tegas Stef.
“Kalau ada yang menyangkal bukan dari kami, saya adalah salah satu pelakunya,” tantang Stef.
“Dari pengetahuan dan pengalaman ini, saya pikir, saya bisa menjadi calin bupati Sikka,” imbuh Stef.
Baca juga: Simon Subandi Siap Bersaing di Pilkada Sikka
Stef mengakui dikusi digelar Forum Sikka Mencari Pemmpin memberinya bekal untuk bisa berbicara atau mengaktualisasikan pikiran bersama.
Ketua Forum Diskusi, Kons Saru, mengatakan diskusi akan digelar periodik tak hanya menghadirkan para balon bupati dan Wabup, juga balon Pilgub dan nara sumber lainnya. Meski baru perdana digelar, diskusi ini mendapat atensi banyak elemen. *
Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/flores/foto/bank/originals/DISKUSI-PILKADA-SIKKA.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.