Pilkada Sikka
Simon Subandi, Siapapun Bupati Sikka Harus Siap Tanggung Hutang Pemda
Pemilihan kepala daerah serentak pada ratusan kabupaten/kota dan provinsi di Indonesia menjadi arena kontestasi politik lokal menarik disimak.
Penulis: Egy Moa | Editor: Egy Moa
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE-Tantangan akan dihadapi oleh siapapun yang kelak memimpin Kabupaten Sikka 2024-2029 adalah memikul beban membayar pinjaman Pemda Sikka di PT SMI Jakarta.
“Tahun yang sangat berat. Tahun ini kita harus keluarkan dana ratusan miliar. Pilkada Sikka Rp 30-an miliar, bayar hutang Rp 30-an miliar. Apa yang mau dibuat dengan kondisi keuangan seperti ini,” kata Simon Subandi, bakal calon Bupati Sikka dalam Forum Diskusi Sikka Mencari Pemimpin, Sabtu malam 6 April 2024 di Dealer Toyota Maumere, PT Hasrat Abadi, Jalan Ahmad Yani, Kota Maumere.
Simon, patahana legislatif Sikka dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada dua hari lalu diputuskan menjadi bakal calon bupati akan mengikuti proses di internal yang menentukan bakal calon bupati.
“Kalau memang saya bisa dicalonkan dan mendapatkan pasangan, direstui Tuhan dan leluhur, saya akan maju. Saya tidak janji muluk-muluk. Daerah ini bukan daerah tertinggal, tetapi daerah yang ditinggalkan. Kita ditinggalkan, karena kita tidak proaktif kemanapun,” tegas Simon.
Baca juga: Forum Dialog Sikka Mencari Pemimpin Hadirkan Dua Bakal Calon Stef Say dan Simon Subandi
Simon membeberkan tahun 2024-2009 menjadi tahun paling berat bagi siapapun yang kelak memimpin Sikka. Selain membayar hutang Rp 100 miliar lebih, pendapatan asli daerah tahun 2023 hanya Rp 105 miliar dari target Rp 115 miliar. APBD Rp 1,2 trilun, terbesar alokasi belanja pegawai Rp 510 miliar, sedangkan sisanya dibagi-bagi membangun daerah.
“Siapapun jadi Bupati Sikka kalau hanya berharap dari APBD dan dana transfer pemerintah pusat akan selalu menyulitkan daerah.
Dia menggarisbawahi dana pinjaman daerah Rp 215 miliar seharusnya tidak dilakukan. Andaikan dia menjadi Bupati Sikka lima tahun laku, Simon menegaskan tidak melakukan pinjaman, tetapi mencari sumber pembiayaan lain. Dia akan memanfataakan jaringannya di pemerintah pusat.
Menurut Simon, meminjam dana pihak ketiga membebani masyarakat Sikka. Kita tidak bisa buat apa-apa. PAD Sikka sangat kecil. Tahun lalu kas daerah kita kosong.
Baca juga: BREAKING NEWS : Tim Sar Gabungan Cari Warga Nita Sikka , Pergi ke Kebun Belum Kembali
Bila dirinya dicalonkan dan terpilih, Simon akan memaksimalkan semua potensi PAD. Dia juga akan menempatkan orang-orang baik dan benar pada semua organisasi pimpinan daerah, bukan karena suka dan tidak suka dan janji politik yang membuat bupati tidak bisa buat apa-apa.
Selain dana transfer pusat, Simon membangun jaringan dengan anggota DPR RI asal Sikka di Jakarta dan kementerrian.
“Saya berani menjual diri karena beberapa rekan seangkatan di kementerian (Desa) yang membuka ruang. Kalua kami bertemu di Jakarta, mereka bilang, Simon kenapa Sikka hanya begitu-begitu saja,” beber Simon.
“Saya katakan, saya bukan pengambil kebijakan di Sikka. Saya bukan bupati. Saya hanya nggota DPRD. Ini yang mendorong saya harus maju. Tidak ada hal muluk-muluk. Setelah jadi bupati saya akan begini dan begitu,” tegas alumuni SMA Sint Gabriel Maumere.
Baca juga: Kondisi Terkini Tujuh dari 72 Warga Sikka yang Direkrut YS Cari Uang dan Ingin Pulang
Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB)1987 menegaskan berkontestasi dalam Pilkada bukan kemauannya sendiri, tetapi kehendak masyarakat.
“Saya akan jual diri. Kami masih berproses di partai. Kami terus bangun komunikasi dengan beberapa partai, karena itu saya senang diundang menyampaikan gagasan saya dalam diskusi ini,” imbuh Simon.
“Saya tidak janji muluk-muluk. Karena saya tahu kondisi daerah ini. Banyak potensi, bukan daerah tertinggal, tetapi daerah yang ditinggalkan. Kita ditinggalkan, karena kita tidak proaktif kemanapun,” pungkas Simon. *
Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.