Mata Air di Sikka
Data Potensi Mata Air di Sikka, Ini Info Lengkapnya
Debit mata air ini umumnya kecil, yang disebabkan antara lain oleh sifat batuan yang kurang meluluskan air dan kemiringan lereng
Penulis: Hilarius Ninu | Editor: Hilarius Ninu
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Aris Ninu
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE-Mata air di daerah Kabupaten Sikka, umumnya muncul ke permukaan tanah secara alami, karena terpotongnya aliran air tanah oleh bentuk topografi setempat. Debit mata air di Kabupaten bervariasi antara 1-40 liter/detik.
Debit mata air ini umumnya kecil, yang disebabkan antara lain oleh sifat batuan yang kurang meluluskan air dan kemiringan lereng dari daerah tanah cukup besar, yakni lebih dari 40 persen. Ini mengakibatkan aliran permukaan akan lebih besar dari peresapan.
Konservasi sumber air tanah perlu dilakukan di daerah Kabupaten guna menjaga sumber air tetap lestari, dapat dilakukan reboisasi di daerah-daerah tandus. Pemanfaatan air tanah secara maksimal perlu dilakukan untuk mencukupi daerah-daerah yang rawan air, terutama pada daerah-daerah yang mengandung aquifer produktif atau dengan memanfaatkan sumber air yang ada.
Sumber mata air yang ada pada umumnya berasal dari daerah perbukitan dengan debit air menurun pada musim kemarau, sehingga kebutuhan air pada musim kemarau merupakan kendala di wilayah ini. Secara umum di Kabupaten, terdapat beberapa daerah yang memungkinkan pemanfaatan sumber air tanahnya. Daerah-daerah yang paling memungkinkan adalah Kecamatan Talibura, Waigete, Nita dan sebagian kecil Kecamatan Bola dan Kecamatan Lela.
Baca juga: Mau Tahu Jumlah dan Nama Embung di Sikka, Ini Data Lengkapnya
Selain sungai, potensi air permukaan di Kabupaten Sikka yang dapat digunakan sebagai sumber air baku pada sistem penyediaan air minum adalah embung dan waduk. Terdapat 53 embung di Kabupaten Sikka. Berikut dapat dilihat tabel mengenai potensi embung di Kabupaten Sikka:
Mata air di daerah Kabupaten Sikka, umumnya muncul ke permukaan tanah secara alami, karena terpotongnya aliran air tanah oleh bentuk topografi setempat. Debit mata air di Kabupaten bervariasi antara 1-40 liter/detik.
Debit mata air ini umumnya kecil, yang disebabkan antara lain oleh sifat batuan yang kurang meluluskan air dan kemiringan lereng dari daerah tanah cukup besar, yakni lebih dari 40 persen .
Ini mengakibatkan aliran permukaan akan lebih besar dari peresapan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.