Berita Manggarai Barat

Murid SD di Manggarai Barat Menderita Tumor Butuh Uluran Biaya Berobat ke Bali

Pasangan suami istri asal Racang Welak di Kabupaten Manggarai Barat mengharapkan uluran tangan para dermawan meringankan biaya pengobatan anaknya.

Penulis: Berto Kalu | Editor: Cristin Adal
POS-KUPANG.COM/HO
Maria Elentina Hanum menjaga putranya saat dirawat di rumah sakit di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM,LABUAN BAJO-Eusebius E Prima (10), bocah Kelas 4 Sekolah Dasar (SD) penderita tumor ganas membutuhkan bantuan uluran tangan dari para dermawan.

Warga Desa Racang Welak, Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores ini tak bisa mendapatkan perawatan medis semestinya, karena keluarga terkendala biaya.

"Hasil pemeriksaan dokter harus dirujuk ke Bali. Karena biaya waktu itu tidak ada akhirnya memilih kembali ke kampung dengan obat tradisional. Sejak saat itu penyakit anak saya ini semakin hari semakin membengkak, yang dulu benjolannya hanya kecil terus membesar," ungkap ayah korban, Adrianus Palmo, Senin 8 April 2024.

Exsel, sapaan Eusebius Prima merupakan sulung dari dua bersaudara pasangan Adrianus Palmon (36) dan Maria Elentina Hanum (28). Adrianus sangat berharap uluran tangan dari berbagai pihak untuk kebutuhan berobat putra mereka.

Baca juga: Sapi dan Kambing Makan Tanaman Sayur di Lembor Manggarai Barat

 

Adrianus mengungkapkan, tumor menyerang putranya sejak Maret 2019. Saat itu Exsel belum masuk sekolah dasar. Tiba-tiba benjolan yang awalnya kecil di leher bagian kirinya terus membesar.

"Awal muncul tumor pada  bulan Maret tahun 2019. Terus waktu itu saya dan istri sempat membawanya berobat hanya kendala keadaan. Sempat ke RS Siloam rawat satu malam," ujarnya.

Adrianus mengaku setelah diperiksakan ke rumah sakit, benjolan tersebut merupakan Tumor Soft Tissue Regio Colli. Dokter pun menyarankan agar Exsel segera dirujuk ke Bali, namun karena terkendala biaya, akhirnya mereka memilih untuk membawanya pulang ke rumah.

Menurut Adrianus, meski menggunkan BPJS namun ia mengaku tidak mempunyai biaya hidup jika harus terus merawat buah hatinya di rumah sakit sesui rujukan dokter.

Baca juga: BREAKING NEWS : Remaja di Lembor Manggarai Barat Ditemukan Tewas Usai Tenggelam di Sungai Wae Ara

"Kami ini hanya petani yang penghasilannya tak menentu, untuk makan saja susah. Apalagi harus ke Bali yang nantinya butuh biaya hidup di sana," ungkapnya.

"Hasil pemeriksaan dokter waktu itu harus dirujuk ke Bali. Karena biaya waktu itu tidak ada akhirnya memilih kembali ke kampung dengan obat tradisional. Sejak saat itu anak penyakit anak saya ini semakin hari semakin membengkak, yang dulu benjolannya hanya kecil terus membesar," lanjut Adrianus.

Maria Elentina Hanum, ibu Exsel merasa cemas melihat benjolan besar pada leher anaknya yang semakin hari semakin membesar. Ia menuturkan bahwa anaknya itu sempat bercerita bahwa cita-cita putranya ingin menjadi seorang TNI. Kata dia, akibat tumor itu kini Exsel sudah tidak bersemangat lagi pergi ke sekolah.

Maria sangat berharap putranya itu bisa sembuh,  juga bantuan dari pemerintah maupun para dermawan untuk membantu biaya pengobatan Exsel. Maria mengatakan, penyakit tersebut membuat Exsel tidak bisa lagi ke sekolah dan bermain seperti bocah lain yang seusianya.

Baca juga: Mau Tahu Jumlah dan Nama Embung di Sikka, Ini Data Lengkapnya

"Karena keadaan tidak bisa berbuat apa-apa. Saya seorang ibu kadang pikiran terus. Batin saya sebagai seorang ibu tidak tenang. Mau kerja tapi melihat kondisi anak ini terus memprihatinkan. Dari anak yang selalu bermain dengan teman-temannya tapi karena sakit ini, keceriaan masa kecilnya pupus lantaran penyakit. Bahkan sekarang sudah tidak semangat ke sekolah," ujarnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved