Tindak Pidana Perdagangan Orang

Joker Sebut Tidak Rekrut Almarhum Jodimus Moan Kaka, Keberadaannya di Kaltim Tanpa Sepengetahuannya

YS alias Joker membantah telah merekrut almarhum Jodimus Moan Kaka, salah satu pekerja asal Kabupaten Sikka yang diduga diterlantarkan

Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/ARNOLD WELIANTO
Konferensi pers bersama YS didampingi dua kuasa hukum Dominikus Tukan dan Alfons Hilarius Ase menjelaskan dugaan kasus TPPO di Mapolres Sikka, Selasa, 9 April 2024. 

Awalnya Jodimus bersama kurang lebih 70an warga Kabupaten Sikka lainnya termasuk anak laki-laki Jodimus, Fransiskus Minggu dikirim secara ilegal di Provinsi Kalimantan Timur oleh seorang calo yang diketahui bernama YS alias Joker.

Maria Trisanti Dahope, saudari kandung Jodimus Moan Kaka mengungkapkan, Jodimus Moan Kaka berangkat ke Kalimantan Timur untuk bekerja di perusahaan sawit yang dijanjikan oleh YS sebagai calo yang merekrut Jodimus.

Mereka berangkat dari Pelabuhan Lorens Say Maumere menuju Balikpapan pada tanggal 12 Maret 2024 dengan menggunakan KM Lambelu dan semua biaya perjalanan ditanggung YS sebagai calo.

Selain membiayai perjalanan, setibanya di Balikpapan, YS juga disebut sempat menjanjikan akan membantu mengurusi transportasi dan akan mengatur penginapan, urusan makan minum hingga urusan pekerjaan di perusahaan sawit.

 

Baca juga: Tersangka Rudapaksa Anak Kandung di Manggarai Timur Segera Dilimpahkan ke Kejari

 

Sayangnya, janji YS hanya tinggal janji.

Urusan transportasi, penginapan, makan minum dan urusan pekerjaan tidak ditepati YS.

Maria Trisanti mengugkapkan, berdasarkan cerita saudaranya Jodimus sebelum meninggal dunia dan beberapa pekerja lainnya yang juga direkrut YS, untuk bertahan hidup maka Jodimus bersama calon pekerja yang direkrut YS terpaksa bekerja memotong kayu untuk sekedar bertahan hidup.

"Mereka tinggal di pondok yang disediakan Joker itu, di dalamnya hanya ada alat dapur dengan parang, beras dan air minum atau air untuk masak sama sekali tidak ada," ungkap Maria Trisanti yang bekerja di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

Setelah berhari-hari tinggal di pondok dan bekerja sebagai pemotong kayu, pola makan mereka pun mulai tidak teratur hingga menyebabkan Jodimus jatuh sakit.

Jodimus sempat memberitahu YS untuk membantu biaya pengobatan namun tidak diindahkan.

Hingga akhirnya Jodimus terpaksa menelpon istrinya di Desa Hoder dan memberitahuku kondisinya yang sedang sakit.

"Istrinya terpaksa jual babi besar seharga Rp 1 juta dan uangnya dikirim ke suaminya. Setelah dapat uang dari istri dan uang hasil penjualan HP milik Kakak Jodi, dia dengan anak lakinya Fransiskus menumpang mobil travel menuju ke rumah sakit di Kota Balikpapan. Namun, dalam perjalanan Kakak Jodi meninggal di atas mobil travel," ungkap Maria Trisanti.

Jenazah Jodimus Moan Kaka, lanjut Trisanti terus dibawa ke rumah sakit di Balikpapan bersama anak laki-laki Jodimus, Fransiskus.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved