Sejarah Kerajaan di Sikka

Sejarah Kerajaan Sikka, Nita dan Kangae Cikal Hingga Menjadi Kabupaten Sikka

Di Kabupaten Sikka pun demikian. Ada sejarah panjang perjalanan hingga jadi Kabupaten Sikka. Di mana awalnya ada kerajaan.

Penulis: Hilarius Ninu | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/HO-IST
APEL PAGI - Penjabat Bupati Sikka Adrianus Firminus Parera, SE,M.Si memimpin jam apel pimpinan lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka  bertempat di Halaman Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Selasa, 10 Oktober 2023. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Aris Ninu

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE-Perjalanan suatu bangsa dan kabupaten tentunya tidak terlepas dari adanya sejarah masa lalu.

Di Kabupaten Sikka pun demikian. Ada sejarah panjang perjalanan hingga jadi Kabupaten Sikka. Di mana awalnya ada kerajaan.

Berikut ini perjalanan Kabupaten Sikka yang diperoleh dari Bappeda Sikka, Sabtu, 13 April 2024 pagi.

Perjalanan sejarah Kabupaten Sikka berawal dari tiga buah kerajaan yaitu Kerajaan Sikka (1607), Kerajaan Nita (1890) dan Kerajaan Kangae (1902).

 

 

Baca juga: Makna Lambang Daerah Kabupaten Sikka, Ini Infonya

 

Pada Tahun 1925, tiga kerajaan ini dipersatukan menjadi sebuah Kerajaan Sikka hingga kemerdekaan Bangsa Indonesia Tahun 1945.

Sebelum sistem pemerintahan Kabupaten dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dimulai pada Tahun 1958, masyarakat di wilayah ini diperintah oleh raja-raja Sikka dari Lepo Gete (Rumah Besar, istana) dan keturunan dari Keluarga Raja Nita dan Kangae.

Merturut Pusat Penelitian Unversitas Sains dan Teknologi Komputer (STEKOM) PUSAT SEMARANG, Kerajaan Sikka masuk dalam 7 (tujuh) Kerajaan Kristen yang ada di Indonesia.

Kerajaan tersebut antara lain, yaitu:

 

 

Baca juga: Ini Jadwal Kunjungan Kerasulan Paus Fransiskus ke Asia Pasifik September 2024

 

 

 

 

KERAJAAN BOLAANG MONGONDOW PROPINSI SULAWESI UTARA

KERAJAAN LARANTUKA PROPINSI NTT

KERAJAAN SIAU PROPINSI SULAWESI UTARA

KERAJAAN SIKKA PROPINSI NTT

KERAJAAN MANADO PROPINSI SULAWESI UTARA

 

 

Baca juga: Penjabat Bupati Sikka Terima Bantuan Lumbung Sosial dari Kemensos

 

KERAJAAN TAGULANDANG PROPINSI SULAWESI UTARA

KERAJAAN MANGANITU PROPINSI SULAWESI UTARA

KERAJAAN SIKKA

Dimulai sejak permulaan abad ke 16 ketika Raja Sikka Moang Don Alexius Alesu Ximenes da Silva menjadi Raja pertama ditandai dengan adanya penyerahan topi mahkota kerajaan tahun 1607M dan berakhir pada tahun 1859 ketika kerajaan ini berhenti dari campur tangan bangsa portugis dan menjadi boneka bangsa Belanda dengan adanya Trakaat Lisabon pada tanggal 20 April 1859 sampai kemerdekaan Indonesia Tahun 1945. Kerajaan Sikka dipimpin oleh 16 orang Raja dan Raja terakhir Don Thomas Ximenes da Silva. Lepo Gete menjadi istana kerajaan Sikka dan sekaligus pusat pemerintahan Kerajaan Sikka dalam rentan waktu yang cukup lama terutama dalam masa penjajahan Portugis abad ke XVI dan Belanda abad ke XVII. Salah satu pusaka keluarga da Silva, trah raja-raja Kerajaan Sikka adalah patung belia Yesus yang telah berumur ratusan tahun.


KERAJAAN NITA

Terbentuk pada tanggal 11 September 1885 ditandai dengan dilantiknya Raja Nita yang pertama Moang Digung da Silva. Pada tanggal 5 November 1891 Raja Digung wafat dan digantikan oleh Raja Don Slipi atau yang disapa Moang Don Philipus da Silva. Beliau wafat di Makasar tahun 1909. Pada masa pemerintahannya dimulailah peraturan pungut belasting dua puluh rupiah per orang di Onderafidelling Maumere. Pengganti Don Philipus ialah puteranya Don Juang da Silva (1910-1925).

Pada tanggal 14 Nopember 1925, dengan politik devide et impera Kerajaan Nita dan Kangae dipersatukan lagi dengan Kerajaan Sikka yang dipimpin oleh Raja Sikka Don Thomas Ximenes da Silva.

KERAJAAN KANGAE

Kangae adalah sebuah kerajaan tradisional, yang didirikan oleh Moa Bemu Aja, seorang keturunan RaE Raja asal dari Banggala-Siam Umalaju (Bangladesh) seputar tahun 900, wilayahnya mencakup wilayah Hook Hewer Kringa, Werang, Doreng, Waigete, Wolokoli, Hewokloang, Ili, Wetakara, Nele, Koting dan Nita, atau disebut Nulan Ular Tana Loran. Kerajaan KangaE mencatat 39 Raja dengan Raja terakhir yakni Ratu Nai Juje (1902-1925).

Pada tahun 1925 Raja Nai Juje dari kerajaan KangaE sudah memasuki usia yang lanjut. Belanda ingin melakukan penghematan biaya, maka diambillah langkah kebijakkan, untuk melebur 3 kerajaan Sikka, Nita, dan KangaE menjadi satu Kerajaan saja. Ratu Nai Juje dipensiunkan setelah memerintah Kerajaan KangaE selama 23 tahun (1902-1925). Raja Don Yuan da Silva dipensiunkan setelah memerintah Kerajaan Nita selama 16 tahun (1909-1925).

Semenjak itu hanya ada satu kerajaan di wilayah Onderafdeling Maumere, dengan Rajanya Don Yosephus Thomas Ximenes da Silva, yang dilantik pada 14 Nopember 1925.

Demikian sejarah Pemerintah Kabupaten Sikka.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved