Bacaan Liturgi Katolik

Bacaan-bacaan Liturgi Jumat 10 Mei 2024, Hari Biasa Pekan VI Paskah

Mari simak bacaan-bacaan Liturgi Jumat 10 Mei 2024.Bacaan-bacaan liturgi disiapkan untuk Perayaan fakultatif Santu. Yohanes dari Avila.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / NONA ADAL
GUA MARIA FATIMA - Gua Maria Fatima Magepanda NTT.Mari simak bacaan-bacaan Liturgi Jumat 10 Mei 2024.Bacaan-bacaan liturgi disiapkan untuk Perayaan fakultatif Santu. Yohanes dari Avila. 

Kis 23:8 Sebab orang-orang Saduki mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan dan tidak ada malaikat atau roh, tetapi orang-orang Farisi mengakui kedua-duanya.

Kis 23:9 Maka terjadilah keributan besar. Beberapa ahli Taurat dari golongan Farisi tampil ke depan dan membantah dengan keras, katanya: "Kami sama sekali tidak menemukan sesuatu yang salah pada orang ini! Barangkali ada roh atau malaikat yang telah berbicara kepadanya."

Kis 23:10 Maka terjadilah perpecahan besar, sehingga kepala pasukan takut, kalau-kalau mereka akan mengoyak-ngoyak Paulus. Karena itu ia memerintahkan pasukan untuk turun ke bawah dan mengambil Paulus dari tengah-tengah mereka dan membawanya ke markas.

Kis 23:11 Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisinya dan berkata kepadanya: "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma."

Santo-Santa 10 Mei

Santo Antonius, Uskup dan Pengaku Iman

Antonius lahir di Florence, Italia pada tahun 1389. Ia bertubuh kecil dan pendek namun berjiwa besar. Ia mempunyai minat yang besar terhadap hal-hal rohani. Biasanya ia di panggil Antonio karena kondisi tubuhnya yang kecil dan pendek itu.
Ketika berumur 15 tahun, ia mengajukan permohonan untuk masuk biara Dominikan di Fiesola. Pemimpin biara, Joanes Dominci, mencari-cari alasan untuk menolak permohonan Antonius karena meragukan kondisi tubuhnya. Kepadanya diberikan sebuah buku tebal untuk dipelajari. “Hafalkan dahulu seluruh isi buku ini. Setelah itu barulah engkau diterima di dalam biara ini!” kata pemimpin biara itu.
Suruhan ini terasa berat sekali bahkan mustahil. Tetapi berkat usaha-usahanya yang tekun selama setahun penuh, ia dapat menguasai seluruh isi buku itu. Lalu ia kembali ke biara untuk melaporkan hasil belajarnya. Disana ia diuji oleh sang pemimpin biara. Sang pemimpin terheran-heran karena semua pertanyaan yang diajukan dapat dengan mudah dijawabnya. Menyaksikan kepintarannya, pemimpin biara itu tidak mempunyai jalan lain lagi untuk menolaknya menjadi anggota baru biara Dominikan.

Antonius bergembira karena ia berhasil dalam ujian dan diterima sebagai anggota biara Dominikan. Di dalam biara itu, ia menunjukkan sifat-sifat yang baik: taat, rajin berdoa dan bermatiraga serta senang membantu siapa saja yang membutuhkan bantuannya. Kepandaian dan cara hidupnya yang baik membuat dia berkembang menjadi seorang biarawan Dominikan yang saleh. Semua orang senang dengan dia karena cara hidupnya yang sungguh mencerminkan ciri khas biara Dominikan.

Kemudian ia diserahi tugas mendirikan biara santo Markus di Florence sekaligus menjadi pemimpinnya. Melihat kesucian hidupnya, kebijaksanaan dan kerendahan hatinya, banyak orang datang meminta bimbingan rohani padanya. Ia dijuluki ‘Sang Penasehat’ oleh rekan-rekannya. Selain dikenal sebagai penasehat ulung, ia juga dikenal sebagai penulis buku-buku keagamaan dan buku sejarah. Dalam konsili di Florence, ia diikutsertakan dalam kedudukan sebagai ahli teologi.

Pada tahun 1446 ia menjadi Uskup Agung di Florence. Dalam tugas kegembalaannya, ia lebih menaruh perhatian kepada pelayanan kaum fakir miskin dan pengemis. Ia membantu siapa saja yang datang kepadanya. Kalaupun ia kehabisan uang, ia akan memberikan apa saja yang dimilikinya: sepatu, pakaian, atau perabot-perabot rumah yang bisa ditukar dengan uang. Keledai miliknya banyak kali dijual kepada para hartawan untuk mendapatkan uang bagi orang-orang miskin yang selalu datang kepadanya. Pada suatu ketika dalam perjalanan ke Roma, ia berjumpa dengan seorang pengemis yang kedinginan. Mantel yang sedang dikenakannya diberikan kepada pengemis itu. Lalu diperbatasan kota, seorang asing yang tidak dikenalnya memberikan sehelai mantel baru kepadanya.

Setelah lama mengabdikan diri kepada Tuhan, Antonius meninggal dunia pada tahun 1459. Sebelum menghembuskan nafasnya, ia berkata: “Mengabdi Tuhan adalah meraja”.

Santo Gordianus dan Epimakus, Martir

Gordianus adalah seorang hakim Romawi pada masa pemerintahan kaisar Yulianus. Murtad karena imannya, ia dibunuh pada tahun 362 dan dimakamkan di Via Latina, di kubah Santo Epimakus. Epimakus-yang hidup seratus tahun sebelum Gordianus-juga karena imannya akan Kristus dibakar hidup-hidup di Aleksandria, Mesir. Relikiunya dibawa ke Roma. Oleh karena makam kedua martir itu terletak pada tempat yang sama, maka pesta.(sumber iman katolik.com).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved