Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Jumat 24 Mei 2024, Tidak Ada Kata Cerai dalam Kamus Tuhan

Mari simak Renungan Harian Katolik Jumat 24 Mei 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Tidak Ada Kata Cerai dalam Kamus Tuhan.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
RENUNGAN HARIAN KATOLIK PATER JOHN LEWAR - Mari simak Renungan Harian Katolik Jumat 24 Mei 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Tidak Ada Kata Cerai dalam Kamus Tuhan. 

Renungan Katolik

Meditatio:

Secara keseluruhan perikop injil Markus (10: 1-12) sebenarnya menggambarkan
bagaimana orang Farisi ingin menjebak Yesus dengan pertanyaan- pertanyaan
supaya Yesus didapatkan oleh mereka menentang hukum Taurat Musa. Namun
Yesus yang adalah Putera Allah, mempunyai pengertian yang sempurna tentang
hukum Taurat Musa, dan bagaimana sampai Musa mengeluarkan ketentuan
yang memperbolehkan perceraian. Musa memperbolehkan perceraian, karena
kekerasan hati bangsa Israel yang pada masa dahulu memang menganggap
wanita sebagai warga kelas rendah, bahkan seperti budak, hampir seperti
binatang. Maka Musa melindungi hak martabat wanita dari perlakuan semacam
ini, sebab seandainya wanita tersebut dimadu, tentu kondisinya lebih buruk lagi.

Maka ketika Musa memperbolehkan membuat surat cerai, ini sudah merupakan
„kemajuan‟ kondisi sosial yang memperhatikan martabat pihak wanita. Sebab
pada saat suaminya „mengusir‟nya, dia dapat memperoleh kebebasan.
Namun Yesus mengembalikan ajaran ini kepada hakekat perkawinan seperti
yang ditentukan Allah dari semula, pada awal penciptaan dunia. “Sebab itu
seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan
isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” (Kej 2:24).

Allah telah menentukan sejak semula, bahwa kesatuan perkawinan tidak terceraikan.
Pengajaran Magisterium Gereja Katolik menjaga dan mempertahankan ajaran ini
dalam banyak dokumen (Konsili Florence, Pro Armeniis; Konsili Trente, De
Sacram. matr; Pius XI, Casti connubii; Konsili Vatikan II, Gaudium et Spes, dll),
https://www.katolisitas.org/tentang-perkawinan-tak-terceraikan-mrk-101-12/
Yesus mengetahui maksud jahat orang-orang Farisi ini.

Ia juga mengetahui
bahwa Musa memperbolehkan perceraian justru untuk melindungi hak dan
martabat kaum wanita. Peraturan Musa ini bukan untuk mendorong/ memberi
hak istimewa kepada orang Yahudi untuk menceraikan istrinya. Perceraian pada
jaman nabi Musa diizinkan demi mentolerir suatu kesalahan karena kekerasan
hati mereka. Maka perceraian tidak pernah sesuai dengan rencana awal Allah
Bapa saat menciptakan laki-laki dan perempuan.

Rencana Tuhan untuk perkawinan manusia dinyatakan dalam kitab Kej 1:27 dan
2:24. Ikatan laki-laki dan perempuan itu nyata dan tetap seperti ikatan yang
mempersatukan anggota keluarga. Di tengah dunia yang berpikir bahwa
mengikatkan diri pada satu orang sepanjang hidup sebagai sesuatu yang sulit
atau bahkan tidak mungkin; kita harus berani mengabarkan Kabar Gembira,
bahwa hal itu mungkin dan dapat terjadi, sebab memang demikianlah yang
menjadi rencana Tuhan terhadap perkawinan yang mempunyai dasar dan
kekuatan di dalam Kristus (lih. Ef 5:25).

Perkawinan berakar dari kasih penyerahan diri secara total antara suami dan
istri dan diarahkan untuk kebaikan anak-anak yang dipercayakan oleh Tuhan
kepada mereka, dan oleh karena itu Allah menghendaki agar perkawinan tidak
terceraikan. Tuhan berkehendak agar perkawinan menjadi buah, tanda, dan
persyaratan dari kasih setia yang absolut Tuhan berikan kepada manusia, dan
yang Yesus berikan kepada Gereja-Nya.

Kristus memperbaharui dan mengembalikan makna perkawinan seperti yang
direncanakan Allah dari semula. Perkawinan yang diangkat oleh Yesus menjadi
sakramen, memberikan kepada pasangan suami istri sebuah hati yang baru
yang dapat mengatasi „kekerasan hati‟ (Mat 19:8). Kristus adalah “ya” bagi
semua janji Allah (2 Kor 1:20) dan pasangan suami istri diajak untuk mengambil
bagian di dalam realisasi dari kesetiaan kasih Allah kepada manusia dengan juga
mengatakan “ya” pada janji perkawinan. Maka dengan ikatan perkawinan yang
tak terceraikan ini, pasangan Kristiani mengambil bagian dalam ikatan kasih
yang tak terceraikan antara Kristus dengan Mempelai-Nya, yaitu Gereja-Nya,
yang dikasihi-Nya sampai akhir (lih. Yoh 13:1)

Missio:

Allah sendiri tidak pernah mengenal istilah cerai. Allah hanya mengenal istilah
dipersatukan. Dan apa yang sudah dipersatukan oleh Allah, tidak bisa diceraikan
oleh manusia. Apa maksudnya hal tersebut?

Di hadapan Allah, semua pasangan
yang diberkati di gereja, sudah menjadi satu. Hanya ada satu hal yang dapat
memisahkan mereka, yaitu kematian.

Pada dasarnya kehendak Tuhan bagi perkawinan adalah satu suami satu istri, yang setia satu sama lain dan tidak terceraikan seumur hidup. Tidak ada Kata Cerai dalam Kamus Tuhan.

Doa:

Tuhan, semoga suami istri tetap menjaga keutuhan perkawinannya. Semoga mereka setia seorang akan yang lain sampai akhir hidup mereka. Jauhkanlah mereka dari segala macam godaan dan bahaya yang menceraikan perkawinan mereka...Amin.

Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Jumat. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved