Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Minggu 9 Juni 2024, Sebab Kata Mereka

Mari simak Renungan Harian Katolik Minggu 9 Juni 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Sebab Kata Mereka.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-BRUDER
Br. Pio Hayon, SVD.Mari simak Renungan Harian Katolik Minggu 9 Juni 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Sebab Kata Mereka. 

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Kata-kata yang diucapkan oleh setiap kita akan keluar dari mulut kita berupa gelombang suara dan diteruskan melalui udara dan orang lain bisa mendengarkan itu dan bisa memberi tanggapannya. Maka kata-kata yang terucap itu punya kekuatan bukan saja dalam makna katanya saja tetapi karena mempunyai kekuatan dengan gelombang suaranya yang memiliki gelombang elektromagnetik. Itu artinya kata yang sudah keluar berupa suara itu bisa memiliki kekuatan yang besar.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini kita memasuki hari minggu biasa ke X dalam masa biasa. Bacaan-bacaan suci yang kita dengar dan renungkan hari ini memberi kita pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang dosa yang lahir si jahat setan dan yang merambat dalam hidup sosial kita sebagai makluk sosial yang dimulai dari dalam keluarga. Dalam bacaan pertama, kita mendengar kisah yang sudah biasa kita dengar tentang dosa manusia pertama, Adam dan Hawa. Cerita kejatuhan ini semua kita mungkin sudah tahu dengan sangat baik sesuai dengan kisah dalam kitab kejadian. Dari kisah kejatuhan itu kita mulai mengerti bahwa kata-kata itu punya daya kekuatan yang besar. Kejatuhan itu bermula dari sebuah percakapan antara perempuan itu dan ular. Percakapan itu lalu berakhir dengan perempuan itu makan buah pohon pengetahuan itu, satu simbol kesombongan manusia untuk mau setara dengan Allah. Lalu setelah ketahuan, maka muncullah mekanisme bela diri yang dilakukan oleh manusia pertama itu. Adam ketahuan makan buah itu, lalu Adam mempersalahkan perempuan itu, lalu perempuan itu mempersalahkan ular yang menggodanya. Itulah manusia. Pola mekanisme pembelaan diri itu sudah ada sejak manusia pertama.

Dan kita pun ikut melakukan hal yang sama ketika kita membuat kesalahan. Kita akan mulai dengan mekanisme bela diri dengan mempersalahkan orang lain dan menutup-nutupi satu dosa dengan dosa dan kesalahan yang lainnya. Selama kita masih ada maka mekanisme ini akan menjadi pola yang diturunkan kepada kita sampai kapanpun. Karena kuasa setan telah membentuk satu siklus dosa dan membuat manusia bisa terjebak kapan saja dan jatuh dalam dosa. Dan kuasa setan yang masuk dalam dunia itu sudah menguasai manusia. Seperti pengalaman Yesus bersama dengan ahli-ahli Taurat dan yang lainnya yang telah menuduh Yesus sebagai orang yang kerasukan Beelzebul atau penghulu setan. Bahkan berita tentang Yesus yang lahir dari “apa kata mereka” dengan nada miring itu tak bisa terhindarkan. Mereka melihat Yesus dari apa kata orang semata atau menggunakan semua kebaikan atau mujizat yang dibuatNya hanya sebagai tamenga belaka dan menuduh Yesus adalah penghulu setan dan Beelzebul. Lalu Yesus mengajar para muridNya dengan membuat perumpamaan untuk menjelaskan tentang kuasa setan. Namun penjelasan ini ini pun membuat orang masih berpikir sebagai orang yang kerasukan roh jahat. Karena itu keluarga Yesus,ibu beserta saudara-saudaraNya datang untuk mengambil Yesus kembali. Dan Yesus sekali lagi menegaskan: “Siapakah ibuKu, siapa saudara-saudaraKu?” Lalu Yesus melihat orang-orang yang duduk di sekelilingNya itu dan berkata: “Ini ibuKu dan saudara-saudaraKu. Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudaraKu laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah IbuKu!” Jawaban Yesus ini langsung mengarahkan pada kebenaran yang hakiki yaitu yang melaksanakan kehendak Bapa dialah saudara dan ibuNya. Itulah kunci utamanya. Yang melakukan kehendak Allah itulah yang masuk dalam lingkungan “keluarga Allah”. Maka inilah jalan yang ditunjukkan oleh Yesus yakni melakukan kehendak Allah sebagai jalan satu-satunya untuk tidak jatu dalam salah dan dosa. Namun kita manusia tak dapat terhindar dari egoisme diri yang membuat kita gampang jatuh dalam dosa dan ketika sudah jatuh kita pun akan gampang sekali membuat mekanisme bela diri dan melemparkan kesalahan pada orang lain. Maka marilah kita belajar untuk setia pada kehendak Allah supaya kita selamat.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: semua kita pasti punya kecenderungan untuk berbuat dosa dan salah. Itu karena dosa asal. Kedua, atas kecenderungan itu maka kita akan bisa gampang sekali jatuh dalam dosa dan ketika jatuh, kita pun cenderung untuk mempersalahkan atau melemparkan kesalahan kepada orang lain. Ketiga, maka yang harus kita buat adalah selalu taat pada kehendak Allah dan melaksanakannya.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved