Berita NTT
Masalah Kualitas dan Izin Produk jadi Tantangan Utama Dekranasda NTT dalam Pemasaran
Masalah terkait kualitas dan pemenuhan izin produk menjadi tantangan utama bagi Dekranasda Provinsi NTT dalam memasarkan produk, baik di tingkat nasio
POS-KUPANG.COM, KUPANG- Masalah terkait kualitas dan pemenuhan izin produk menjadi tantangan utama bagi Dekranasda Provinsi NTT dalam memasarkan produk, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Hal itu disampaikan Sekretaris Dekranasda Provinsi NTT, Marcelina S. Kopong di Kupang, Kamis 13 Juni 2024.
Marcelina mengatakan, dalam memasarkan produk UMKM lokal, kesulitan terbesar yang dialami timnya di Dekranasda adalah kualitas produk dan pemenuhan legalitas atau izin-izin dari produk tersebut. Karena beberapa hal yang harus dipenuhi dalam kemasannya.
“Ini menjadi persoalan tersendiri bagi kita. Jadi ketika hendak membawa (produk) keluar, kita harus perhatikan dulu, jangan sampai legalitas produk tidak terpenuhi. Karena konsumen yang membeli dan menikmati produk kita akan melihat dan menilai. Kalau tidak memenuhi standar maka produk itu dengan sendirinya akan tergeserr," ujarnya.
Marcelina mengatakan, dalam melakukan pemasaran produk, timnya dari Dekranasda lah yang akan berhadapan langsung dengan para konsumen, yang walaupun dari OPD lain melakukan pembinaan, pendampingan dan lainnya.
Baca juga: Dekranasda Belu Pamerkan Produk di Arena Indonesia Maju Expo 2023
"Kami yang menampung produk dan melakukan pemasarannya. Ketika kami memasarkan produk ini ada banyak tantangan yang kami hadapi mulai dari kualitas produk, inovasi dari UMKM yang cukup banyak," ujarnya.
Dalam prosesnya, kata Marcelina, tim dari Dekranasda melakukan identifikasi terhadap pelaku UMKM. Yang mana, Dekranasda harus melakukan pemenuhan terhadap izin produk tersebut.
"Sehingga mau tidak mau mulai dari IKM kami kumpulkan melakukan sosialisasi bersama Dinas terkait seperti Dinas Kesehatan, Balai POM untuk melatih IKM kami untuk difasilitasi izin-izin dari produk mereka sehingga bisa terpenuhi," ungkapnya.
UMKM yang ada di NTT, kata Marcelima, banyak yang hanya memiliki modal yang sedikit. Jadi kalau dituntut lagi dengan izin-izin produk, tentu dapur produknya harus yang kompeten.
"Kalau UMKM kecil tidak dibantu tentu agak susah, kecuali pengusaha besar tentu dia sudah punya modal besar dalam mengurus semua izinnya. Jadi, untuk industri kecil kita mem-back up dengan mendatangkan dari stakeholder lain," imbuhnya.
Lebih lanjit, Marcelina mengatakan, dalam mempromosikan produk-produk kerajinan lokal agar terkenal di kancah nasional dan internasional, Dekranasda NTT telah melakukan langkah-langkah promosi sejak tahun 2019.
"Untuk memperkenalkan sebuah produk kepada konsumen baik lokal, nasional maupun internasional tidak mudah. Jadi kita harus memperkenalkan produk yang berkualitas. Bukan hanya itu, tetapi jangan sampai permintaan yang tinggi tetapi kita tidak mampu memproduksi itu. Sehingga dari kita perlu mempersiapkan itu semua mulai dari kapasitas produksinya dan meningkatkan kualitasnya juga," tuturnya.
Dia menjelaskan, langkah-langkah yang dilakukan dari 2019 sampai dengan 2024 dari Dekranasda yang paling konkret yaitu memperkenalkan produk NTT di kancah nasional dengan melakukan pameran, melakukan kegiatan fashion show dengan melibatkan perancang-perancang nasional dan meminta mereka (perancang) untuk melatih anak-anak muda NTT untuk mendapatkan binaan bagaimana merancang sebuah busana dengan menggunakan kain tenun dari NTT.
"Kita ketahui bahwa untuk merancang kain tenun untuk menjadi produk fashion cukup sulit. Kita perlu lakukan dengan binaan dari luar agar anak-anak NTT memiliki kemampuan yang sama. Yang mana, dari hasil design yang mereka buat, kita akan tampilkan di arena fashion show dan kita lakukan itu dalam beberap tahun," terangnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.