Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Sabtu 29 Juni 2024, Tetapi, Apa Katamu

Mari simak Renungan Harian Katolik Sabtu 29 Juni 2024.Tema Renungan Harian Katolik yaitu Tetapi, Apa Katamu.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-BRUDER
Br. Pio Hayon, SVD. Mari simak Renungan Harian Katolik Sabtu 29 Juni 2024.Tema Renungan Harian Katolik yaitu Tetapi, Apa Katamu. 

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Dalam setiap perkataan atau pembicaraan kita, akan ada selalu dua posisi, kita sebagai subyek dan bisa sebagai obyek dari pembicaraan itu. Itu akan terlihat dari pertanyaan yang dilontarkan contoh: Apa kata ornag tentan hal ini atau itu tapi bisa akan ditanyakan Apa katamu tentang ini dan itu. Semua jawaban kita itulah yang menentukan posisi kita entah sebagai subyek atau obyek. Intinya yaitu semua kita adalah pelaku dari sebuah narasi yang kita ciptakan dalam percakapan kita masing-masing.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Sekali lagi hari ini, Gereja dengan sangat luar biasa merayakan Hari Raya Petrus dan Paulus, Rasul. Kisahh perjalanan hidup kedua rasul ini hanya bisa ditemukan di dalam kitab suci baik yang ditulis oleh mereka sendiri maupun yang ditulis oleh orang lain. Hari Raya Santo Petrus dan Paulus, atau Pesta Santo Petrus dan Paulus, adalah sebuah hari raya atau pesta liturgi untuk menghormati kemartiran para rasul Santo Petrus dan Santo Paulus di Roma, yang utamanya dirayakan oleh Gereja Katolik Roma dan Gereja-Gereja Timur dalam tradisi Bizantium. Perayaan ini berasal dari tradisi kuno, dan tanggal 29 Juni ditetapkan sebagai peringatan kematian atau pemindahan relikui mereka ke basilika.Sejak semula Gereja menghormati kedua rasul, Petrus dan Paulus, secara bersama-sama. Kedua rasul ini dianggap sebagai Sokoguru gereja.

Simon anak Yunus dan saudara Andreas, lahir di Betsaida, Galilea, sebuah kampung di tepi danau Genesaret. Seperti ayahnya, Simon adalah seorang nelayan yang ulet, bertabiat jujur, dan rajin. Ia tidak berpendidikan tinggi tetapi cukup terampil dalam pekerjaannya sebagai seorang nelayan. Kepribadiannya sangat menarik perhatian Yesus; karena itu Yesus berkenan menjadikannya seorang muridNya, bahkan mengangkatnya sebagai pemimpin para rasul dan pemimpin Gereja yang pertama. Paulus (Saulus) dilahirkan di Tarsus, Asia Kecil dari keluarga Yahudi yang berkewarganegaraan Romawi. Ia seorang terdidik dan belajar di Yerusalem pada Gamaliel, dari kelompok Farisi.

Sebagai seorang Farisi yang fanatik, Saulus tiada henti mengejar dan memenjarakan murid-murid Yesus. Dalam perjalanan ke Damsyik, Yesus menangkapnya dan menjadikan dia seorang rasul untuk bangsa-bangsa kafir. Ia dipermandikan oleh Ananias. Ia menjelajahi seluruh daerah Laut Tengah untuk mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa kafir. Perjalanan misinya senantiasa diwarnai dengan berbagai kesulitan dan pertentangan dengan kaum kafir.

Di Yerusalem ia ditangkap oleh bangsa Yahudi, lalu dipenjarakan dan di bawa ke Roma, sebab ia naik banding kepada kaisar. Akhirnya ia dibebaskan. Tak lama kemudian, dia ditangkap lagi dan akhirnya menemui ajalnya sebagai martir di Roma pada tahun 67. Dalam kisah yang bisa kita dapatkan dalam kitab suci, kedua rasul ini benar-benar dipanggil oleh Tuhan untuk tugas yang telah ditentukan oleh Allah sendiri. Petrus dilantik jadi pemimpin dan pemegang kunci kerajaan Allah. Sedang Paulus ditetapkan oleh Tuhan untuk satu tugas perutusan bagi bangsa-bangsa di luar bangsa Yerusalem.

Pola panggilan mereka juga tentu berbeda-beda sesuai konteksnya, seperti Petrus yang dapat kita baca dalam injil hari ini. Yesus bertanya kepada para muridNya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Yesus dalam pertanyaan pertama ini, mengambil konteks tentang aspek eksternal dari pandangan orang tentang siapakah Anak Manusia itu. Yesusu meletakkan para muridNya bukan sebagai subyek langsung tapi mendengar apa kata orang.

Dan mereka dengan sangat gampang menyebutkan apa kata orang itu. Ketika Yesus mengubah pertanyaan itu: “Tetapi, apa katamu, siapakah Aku ini?”, para murid langsung terdiam karena mereka sebagai subyek langsung atau utama untuk menjawab pertanyaanNya. Lalu Petrus tampil untuk menyatakan pandangannya: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup?” Jawaban Petrus ini lalu menjadi satu moment penting dalam hidup Petrus yaitu saat di mana dia dilantik untuk menjadi pemimpin Gereja umat Allah. Maka marilah kita belajar dari kedua rasul besar dalam gereja yang diberi tugas khusus oleh Tuhan walaupun mereka datang dari latarbelakang yang bisa dikatakan tidak ‘layak’, tetapi dilayakan oleh Tuhan untuk tugas yang telah ditentukan oleh Tuhan sendiri.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: setiap kita pun dipanggil Tuhan untuk satu tugas khusus yang telah dianugerahkan Tuhan bagi kita. Kedua, kita pun lahir dari keterbatasan manusiawi kita namun Tuhan tetap saja memanggil kita untuk tugas itu. Ketiga, maka Tuhan kesetiaan kita pada Tuhan adalah tuntutan utama diantara kelemahan dan keterbatasan kita.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved